Tingkatkan Khazanah Keilmuan, Ma’had Aly Adakan Studium General

Tingkatkan Khazanah Keilmuan, Ma’had Aly Adakan Studium General

Seberapa kenalkah kalian dengan ulama Betawi seperti, Gus Manshur Jembatan Lima, Habib Utsman bin Yahya, Syekh Ahmad Nahrawi Abdussalam al-Indunisi?

Untuk mengisi khazanah keilmuan tentang ulama nusantara, Ma’had Aly Jakarta mengadakan Studium General Islam di Nusantara, Rabu malam (30/01). Mengambil tema ‘Menguak Khazanah Ulama Betawi’, Ma’had Aly menghadirkan dua narasumber yaitu Dr. Nasrullah Jasam, MA dan Direktur Lembaga Penelitian JIC, H. Rakhmad Zailani Kiki, S.Ag, MM. Dimoderatori oleh salah satu dosen Ma’had Aly Jakarta, Sufyan Syafi’i, S.Hum, studium general berlangsung kondusif dan banyak ilmu yang tersampaikan semalam.

Sebelum mendalami jauh tentang khazanah ulama Betawi, Dr. Nasrullah menyampaikan pengantar sejarah secara umum sebagai gambaran pada para mahasiswa. Ia awalnya mengatakan jika seseorang ingin paham tentang sejarah Islam, maka terlebih dahulu harus meluruskan alur sejarah tentang Islam. Begitu memprihatinkan melihat kenyataan bahwa bangsa ini lebih memilih berpedoman pada alur sejarah dari ilmuwan Barat, yang mengatakan bahwa dalam peradaban sejarah terdapat masa kegelapan yaitu sekitar abad 5 hingga 15 Masehi. Mereka katakan zaman tersebut ialah zaman tanpa ilmu, sastra, hingga tiadanya peradaban kehidupan. Padahal, dalam jangka waktu seribu tahun lamanya, banyak lahir ulama-ulama hebat yang berkontribusi dalam sejarah, kurang lebih pada abad 9 hingga 13 Masehi.

Lebih dalam membahas mengenai ulama Betawi, H. Zailani Kiki mengatakan berdasar penelitian yang ia lakukan ada banyak ulama khususnya dari Betawi yang berperan penting dalam kekayaan khazanah Islam Nusantara. Dari hasil penelitiannya, ada banyak ulama Betawi baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki karya tulis sejak pra-kemerdekaan hingga tahun 2013. Di antara dari mereka adalah Habib Utsman bin Yahya dengan 150 karyanya, Gus Mansur Jembatan Lima dengan karyanya yang berjudul ‘Sullam an-Nayrain’ di bidang ilmu falak, adapula Syekh Ahmad Nahrawi Abdus Salam al Indunisi dengan karyanya yang berjudul al Imam as-Syafi’I fi Madzhabihi al Qadim wa al-Jadid, Hj. Tutty Alawiyah, Hj. Siti Suryani Tahir dan lain sebagainya. Kitab karangan Habib Utsman bin Yahya sangat populer di kalangan masyarakat Betawi, padahal hanya 11,9 % warga Betawi yang melek huruf. Dengan itu dapat diketahui perjuangan Habib Utsman bin Yahya, beratnya tantangan yang harus dihadapi dalam syiarnya di masyarakat Jakarta khususnya. Mengetahui khazanah ulama Betawi menjadi begitu penting, di samping menambah kekayaan keilmuan tentang ulama Nusantara, kita dapat mengetahui kajian ilmu secara mendalam karena jasa para ulama yang memiliki mata rantai sejarah sehingga silsilah geneologinya tetap terjaga. (Lyda)

Leave a Reply