Khutbah Jumat: Kunci Kebahagiaan Sejati di Dunia dan Akhirat

Khutbah Jumat: Kunci Kebahagiaan Sejati di Dunia dan Akhirat

Mukmin yang Sejati Tidak akan Merasakan Rasa Sedih dan Susah di Hatinya

Khutbah I

الحمد لله ثم الحمد لله الحمد حمدا يوافي نعمه ويكافئ مزيده، يا ربنا لك الحمد كما ينبغي لجلال وجهك ولعظيم سلطانك، سبحانك اللهم لا أحصي  ثناءا عليك أنت كما أثنيت على نفسك، واشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن سيدنا ونبينا محمد عبده ورسوله وصفيه وخليله خير نبي أرسله، أرسله الله إلى العالم كله بشيرا ونذيرا اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد صلاة وسلاما دائمين متلازمين إلى يوم الدين، وأوصيكم أيها المسلمون ونفسي المذنبة بتقوى الله تعالى.

أما بعد، فيا عباد الله

Allah menciptakan manusia, memberikan napas dan umur kepadanya, serta melimpahkan berbagai macam nikmat dan rasa bahagia di hati. Maka kewajiban manusia selama napas masih terhembus dalam badannya adalah:

Pertama:

تَنْفِيْذُ أَمْرِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعالَى جُهْدَ اِسْتِطَاعَتِهِ

Menjalankan segala perintah Allah dengan segenap daya upayanya.

Kedua:

الرِضَا بِحُكْمِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَقَضَائِهِ مِلْءَ قَلْبِهِ

Ridha atas segala yang ditetapkan oleh Allah atas dirinya dengan tanpa menyisakan ruang penolakan di hatinya.

Dua hal di atas adalah intisari agung pedoman hidup manusia yang disarikan  dari firman Allah Swt. dalam Al Qur’an:

قُل اِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَ مَحيَاىَ وَمَمَاتِى لِلّٰهِ رَبِّ العٰلَمِينَ‏ ١٦٢

لَا شَرِيكَ لَه​ وَبِذٰلِكَ اُمِرتُ وَاَنَا اَوَّلُ المُسلِمِينَ‏ ١٦٣

Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim).” (QS. Al-An’am Ayat 162-163)

Manusia hidup di dunia ini hanya menjalankan apa yang telah digariskan oleh Allah Swt. kepada dirinya, menyaksikan takdir Allah pada sesamanya, dan meyakini bahwa segala yang telah dan akan dihadapinya ditulis oleh Allah dengan penuh kasih sayang, keadilan, dan kebaikan bagi hamba-Nya. Kesadaran ini menjadikan manusia ridha menerima qadha’ dan qadar Allah tanpa sedikit pun terbersit prasangka buruk terhadap-Nya.

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُ شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُون

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al Baqarah 216)

Mukmin yang mampu menerapkan dua pedoman penting dalam hidupnya, yaitu:

تَنْفِيْذُ أَمْرِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعالَى جُهْدَ اِسْتِطَاعَتِهِ

Menjalankan segala perintah Allah dengan segenap daya upayanya.

الرِضَا بِحُكْمِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَقَضَائِهِ مِلْءَ قَلْبِهِ

Ridha atas segala yang ditetapkan oleh Allah atas dirinya dengan tanpa menyisakan ruang penolakan di hatinya.

أَيُّهَا الحَاضِرُونَ رَحِمَكُمُ الله

Bisa dilihat dari kisah berikut:

Seorang suami yang keluar rumah di pagi hari untuk mencari rezeki halal bagi keluarganya, ada yang berangkat ke kantor untuk melaksanakan kewajiban kerjanya, atau berangkat ke toko untuk membuka dagangannya, atau pergi menjalankan aplikasi pengantaran online. Semua pekerjaannya dia jalankan dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab kepada atasannya. Perdagangannya dia jalankan dengan kejujuran agar konsumennya tidak kecewa. Saat jam kerja, dia tidak menggunakan waktu untuk aktivitas lain, karena dia paham bahwa itu adalah amanah. Perintah Tuhannya adalah bahwa amanah harus ditunaikan dengan penuh tanggung jawab.

Maka, saat sore tiba dan waktunya untuk kembali ke rumah, jika dalam seharian bekerja hasil yang dia dapatkan sesuai dengan harapannya, maka dia akan bersyukur kepada Allah Swt. Dia yakin bahwa apa yang dia dapatkan itu bukan semata-mata hasil usahanya, melainkan karena kemurahan dari Allah Swt. Namun, jika hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan yang dia harapkan, dia pun akan menerima hasil itu dengan lapang dada karena dia yakin bahwa itu adalah yang terbaik baginya saat itu. Dia menerima itu bukan hanya dengan lisannya saja, tetapi hatinya juga menerima dengan penerimaan yang sebenar-benarnya. Sehingga, entah hasil yang didapatkan pada hari itu baik atau tidak, kebahagiaan di hatinya tidak hilang. Dan dia pulang ke rumah dengan senyum di wajahnya.

Mukmin yang baik, begitu sedang merasakan sakit dia akan bergegas pergi ke dokter, karena mengingat sabda Rasulullah Swt.:

مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلَّا وَأَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً إِلَّا السَّامُ

Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menciptakan penawar dari penyakit tersebut kecuali kematian.

Dia akan berusaha dan berikhtiar mencari kesembuhan sekuat tenaganya, Adapun hasilnya dia pasrah sepenuhnya kepada Allah Swt., jika ternyata Allah memberikan kesembuahn maka syukurnya akan bertambah, ibadahnya akan lebih ditingkatkan. Akan tetapi jika ternyata Allah sudah menggariskan ajalnya saat itu dia akan siap datangnya tamu Allah itu dengan bibir tersenyum.

Dia tatap kematiannya dengan penuh keridhaan, saat itu sakaratul maut tidak menambah rasa sakit dan takutnya, sebab hatinya saudah bersama dengan Allah Swt.

Jika orang ini ditanya kenapa dia begitu sabar dan menerima semuanya, dia akan berkata:

“Sesungguhnya  penyakit yang datang ini adalah bala tentaranya ajal, begitu pula dengan rasa sakit yang membersamainya. Jika tentara yang ini tidak datang, maka akan datang tantara yang lain. Karena ajal adalah hal yang pasti datangnya. Dan kematian hanyalah pintu untuk masuk ke kehidupan selanjutnya. Dan aku telah ridha terhadap apapun yang digariskan Allah.”

Mukmin yang seperti ini, kebahagiaan di hatinya tidak akan berkurang saat sedang susah dan akan bertambah saat keadaannya lapang. Ketika ada musibah, dia akan bersabar, dan ketika datang nikmat, rasa syukurnya akan semakin bertambah.

Banyak orang yang bingung mencari kebahagiaan di dunia ini, hasil dari kerja keras yang mereka jalani sejak dulu masih belum mampu memenuhi rasa bahagia mereka. Tanah yang mereka kumpulkan sedikit demi sedikit tidak memberikan kepuasan, begitu pula dengan jabatan dan ketenaran yang mereka peroleh. Hal ini membuat mereka merasa selalu kekurangan dan terus mencari-cari apa yang belum dimiliki.

Kebahagiaan semu yang dia cari belum juga dia dapatkan, sementara kematian sudah mendahuluinya. Saat sakaratul maut, tangannya menggenggam erat dan giginya gemeretak, menunjukkan bahwa dia belum siap untuk meninggalkan dunia ini.

أَيُّهَا الحَاضِرُونَ رَحِمَكُمُ الله

Kebahagiaan itu tidak didapatkan di tepi pantai, tidak diperoleh di gunung-gunung yang tinggi pula, tetapi kebahagiaan itu ada di dalam hati yang senantiasa ridha pada takdir Tuhannya.

Pertanyaannya, kita yang sudah hidup puluhan tahun ini, apakah kita sudah bahagia? Jika belum, carilah keridhaan Allah setelah kita melaksanakan salat Jumat ini. Setelah salam, katakanlah dalam hati kita sembari memejamkan mata, “Ya Allah, terima kasih atas semuanya, atas apa yang sudah dan akan terjadi. Semuanya adalah pemberian-Mu, maka kuterima dengan sepenuh hati.”

Saat itu, rasakan ada tetesan sejuk di hatimu dan sudahi sedihmu.

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.

 

Khutbah II

الحمد لله حمدا كثيرا كما أمر، وأشهد أن لا اله اله إلا الله وحده لا شريك له إرغاما لمن جحد به وكفر، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله سيد الخلائق والبشر. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم المحشر. أما بعد.

فيا أيها الحاضرون أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فاز المتقون، وافعلوا الخيرات واجتنبوا عن السيئات.

واعلموا أن الله أمركم بأمر بدأ فيه بنفسه وثنّا بملائكته المسبّحة بقدسه، فقال الله تعالى في كتابه الكريم أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم، إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما، اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين وعلى التابعين وتابعي التابعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين برحمتك يا أرحم الراحمين.

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات ويا قاضى الحاجات.

اللهمّ ادْفعْ عنّا اْلبلاء والوباء والزّلازل والمحن وسوء الفتنة والمحن ما ظهر منها وما بطن عن بلدنا اندونيسيَّا خآصّة وبلدان المسلمين وسائر البلدان عامة يا رب العالمين. اللهم أصلح لنا ديننا الذي هوعصمة أمرنا وأصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا وأصلح لنا آخرتنا التي إليها معادنا، اللهم اجعل الحياة زيادة لنا في كل خير واجعل الموت راحة لنا من كل شر.

اللهم أصلح أئمتنا وولاة أمورنا، وآمنّا في أوطاننا ودورنا وبلّغنا مما يرضيك آمالَنا واختم بالباقيات الصالحات أعمالنا، اللهم احفَظ بلادَنا إندونيسيا من كل سوء ومكروه، وأدم علينا الأمن والاستقرار، وجنبنا جميعا كل ما يؤدي إلى تباعد القلوب وتباغُضها، اللهم اجمع كلمتنا على الحق، واطفئ مشاعل الفتنة، وسد مسارب الفوضى، واجعلنا صفا واحدا على كل من أراد الشر لبلادنا يا أرحم الراحمين.

Ya Allah ya Tuhan kami, berilah kami nikmat pemimpin yang dekat dengan-Mu, yang Engkau ridhai dan mereka sayang kepada kami.

Sudilah kiranya tuan memudahkan kami menggapai apa yang kami cita- citakan.

Ya Allah, jadikanlah kami manusia-manusia yang senantiasa berbakti kepada orang tua kami.

Ya Allah, persatukan tekad kami untuk berjalan di atas kebenaran. Padamkan bara api kebencian. Tutuplah segala sumber petaka.

Dan matikanlah kami dalam keadaan tersenyum, siap menghadap-Mu, dan Engkau ridha kepada kami, ya Rabbi.

ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب، ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار.

عباد الله إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذى القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر يعذكم لعلكم تذكرون فاذكروا الله يذكركم واشكروا على نعمه يشكركم ولذكر الله أكبر.

 

 

Kolumnis: M. Labib Afif Mansyur

Editor: Annisa R. Pratiwi

Leave a Reply