Pahlawan Berhati Mulia Shalahuddin Al-Ayyubi ( Perang Salib III )

Pahlawan Berhati Mulia Shalahuddin Al-Ayyubi ( Perang Salib III )

Ma’had Aly – Nama Shalahuddin Al-Ayyubi sudah tidak asing bagi para sejarawan, beliau merupakan sosok pahlawan perang yang menjunjung tinggi agama Islam dan mempunyai banyak kepribadian yang baik dan menjadi inspirasi bagi anak milenial zaman sekarang. Shalahuddin Al-ayyubi dilahirkan di Tikrit pada tahun 532 H/ 1137 M. Tikrit adalah sebuah kota di Irak yang terletak di provinsi Baghdad, lebih tepatnya dekat dengan sungai Tigris. Tempat itu memiliki banteng yang berfungsi untuk menyimpan barang-barang yang digunakan untuk mengintai para musuh terhadap pasukan kaum muslimin, Beliau mempunyai nama lengkap yaitu Shalahuddin Yusuf al-Ayyubi, dan ayahnya bernama Najmuddin Ayyub. Beliau merupakan pendiri pemerintahan Daulah Ayyubiyah. Daulah Ayyubiyyah adalah suatu pemerintahan yang dibangun oleh Najmudin Ayyub yang mengatasnamakan Shalahuddin, sebab beliaulah yang meneruskan kepemimpinan daulah tersebut. Daulah ini bertempat di Mesir yang berkuasa pada abad ke 12 sampai abad ke 13.

Ketika kecil, Shalahuddin dipanggil dengan sebutan Ayyub. Beliau menjalani kehidupannya di Baalbek yang terletak di Lebanon. Tujuan beliau di Baalbek untuk mendalami beberapa ilmu yaitu ilmu membaca, ilmu menulis, menghafal Al-Qur’an dan juga mempelajari kaidah-kaidah ilmu nahwu dan kaidah ilmu bahasa. Beliau merupakan seorang yang sangat kuat, selain mempelajari semua ilmu beliau juga belajar menunggang kuda, melempar busur bahkan beliau juga mempunyai kebiasaan berburu dan berlatih strategi perang. Semua ilmu yang dipelajarinya untuk bekal menjadi pemimpin pada masa yang akan datang.

Ketika beliau tumbuh besar, beliau diangkat oleh Nuruddin Mahmud yang merupakan sultan Daulah Fatimiyyah untuk menjadi menteri, pada saat itu beliau berhasil menguasai Mesir, Kairo dan Iskandariyah sebab keberanian dan keperwiraan yang dimilikinya. Setelah kematian Daulah Fatimiyyah beliau diangkat menjadi sultan penguasa beberapa kota di Arab. Kemudian beliau memperluas wilayahnya dengan menaklukan Nubia, Yaman dan Hijaz. 

Setelah semuanya selesai, beliau menangani pasukan Nasrani yang ingin melawan pasukan muslim sebab tidak terimanya atas kemenangan pasukan muslim pada pertempuran Hattin yang terjadi pada tahun 583 H. Pasukan Nasrani terperangkap dalam strategi perang yang dibuat oleh Shalahuddin. Beliau mengepung pasukan Nasrani yang sedang perjalanan ke sumur Hattin untuk mencari air. Pada saat itu cuaca sangat panas dan semua hewan yang mereka tunggangi merasa lemas dan kehausan. Ketika waktu sudah mulai gelap pasukan Nasrani membuat tenda yang bertempat di lereng gunung Hattin. Shalahuddin mengetahui keberadaan pasukan Nasrani, kemudian beliau memberi kabar kepada pasukan muslim yang berada di Mesir, Syam dan Al-Jazirah untuk bersiap-siap menuju Hattin untuk memerangi pasukan Nasrani.

Ketika beliau memimpin perang dan mengatur strategi perang beliau tidak lupa kepada kaum muslimin yang sedang melaksanakan haji, beliau merupakan seseorang yang berhati mulia dengan memerintah pasukan muslim lainnya untuk melindungi kaum muslimin yang sedang perjalanan pulang haji sebab pada saat itu bertepatan pada bulan Muharram tahun 583 H/ April 1187 M. 

Perang Salib III merupakan perang yang dilakukan oleh pasukan muslim dan pasukan Nasrani untuk merebutkan kekuasaan Yerussalem. Yerussalem sangatlah berharga bagi kaum Nasrani, sebab Yesus terlahir di Bethlehem dan mereka jadikan tempat itu sebagai tempat yang suci. Pasukan Nasrani dipimpin oleh Raja Richard The Lion Heart yang berasal dari Inggris, Raja Philip II dari Prancis, dan Raja Frederick I dari kekaisaran Roma sedangkan pasukan muslim dipimpin oleh Shalahuddin Al-Ayyubi. Pertempuran ini terjadi pada tahun 1189-1192 M.

Pertemuan pasukan Nasrani, Richard The Lion Heart dan Shalahuddin bertatap muka untuk menyepakati pertempuran Perang Salib III. Pada saat itu keadaan Richard sedang sakit, kemudian Shalahuddin mengirimkan seorang tabib untuk mengobatinya. Beliau yang dianggap musuh bagi pasukan Nasrani justru berhati penyayang dan peduli antar sesama. Beliau sosok yang dermawan, membantu sesama tanpa pamrih meskipun terhadap musuh sendiri yang saling merebutkan kekuasaan Yerussalem.

Sebelum perang dimulai, semua pasukan muslim melaksanakan shalat yang dipimpin oleh Shalahuddin. Bagaimanapun kondisi dan situasinya, beliau tak pernah meninggalkan kewajibannya untuk beribadah kepada Allah swt., beliau juga memerintahkan kepada pasukannya untuk tetap bertakwa dan taat kepada Allah swt. meskipun sedang berjihad. Selain kecintaannya kepada Allah swt., beliau menyarankan kepada semua umat Islam untuk merayakan Maulid Nabi atau disebut dengan kelahiran Nabi Muhammad saw yaitu 12 Robi’ul Awwal tahun 580 H/1184 M. Sifat yang dimiliki beliau sangatlah mulia, bukan hanya seorang yang penyayang, namun juga adil bijaksana kepada masyarakat. Setelah perang yang berlangsung selama 3 tahun dan dimenangkan oleh kaum muslim akhirnya menghasilkan perjanjian Ramlah. Salah satu isi perjanjian Ramlah yaitu Shalahuddin mengizinkan kaum Nasrani untuk berziarah ke Yerussalem kota suci (Baitul Maqdis), serta keamanan dan kenyamanan kaum Nasrani dijamin oleh Shalahuddin. Beliau juga menawarkan diri untuk mengantarkan kaum Nasrani ke Acre untuk menjalani kehidupan di sana. Acre adalah sebuah kota yang terletak di wilayah Israel. Setelah perjanjian tersebut, Yerussalem sekarang berada di bawah naungan kaum muslimin kecuali Tyre dan Acre.

Setelah itu, beliau kembali ke Yerussalem untuk membebaskan pajak yang membebankan masyarakat serta menghapus kedzaliman di dalamnya. Selain itu beliau juga mendirikan rumah sakit untuk kesehatan masyarakat. Keadaan Yerussalem sudah mulai membaik dan perekonomian berjalan dengan lancar. Tidak ternilai jumlahnya kaum Nasrani yang berziarah ke tanah suci setelah perjanjian tersebut. Sifat adil yang dimiliki oleh Shalahuddin membuat kaum Nasrani kagum dengannya. Beliau menegakkan keadilan di Damaskus dan beberapa kota lainnya. Sifat adil harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar terciptanya masyarakat yang damai dan sejahtera serta memperkuat kesatuan dan persatuan antar masyarakat untuk melakukan ketaatan.

Selain mengurus semua bidang yang rusak di Yerussalem akibat perang salib, Shalahuddin juga mengurus bidang industri dengan membuat kincir angin yang dibantu oleh ilmuwan dari Syria. Shalahuddin dan para ilmuwan juga membuat beberapa pabrik, diantaranya yaitu pabrik karpet, pabrik kain, dan pabrik gelas.

Keberanian yang dimiliki beliau sangatlah luar biasa. Beliau mengubah kaidah-kaidah yang ada di Mesir menjadi kaidah ahlussunnah wal jamaah. Selain itu beliau juga membangun madrasah-madrasah untuk mereka menimba ilmu. Madrasah yang terkenal yaitu Madrasah Nashiriyyah dan Madrasah Kamiliyyah. Beliau mengajarkan kepada masyarakat tentang akhlak yang mulia, sifat toleransi kepada sesama, dan sifat pemaaf. Beliau memang sosok figur yang kuat dan bijaksana. Mampu menaklukkan beberapa kota dan mengubah semua kerusakan di dalamnya serta menjadikannya kota yang damai dan sejahtera. 

Setelah semua sudah berjalan dengan lancar, Shalahuddin melaksanakan ibadah Haji di kota Makkah untuk membuktikan kecintaannya kepada Allah swt. Setelah itu beliau jatuh sakit dan bertahan di Damaskus sampai menghembuskan nafas terakhirnya di ibukota Syria pada 27 Shafar tahun 589 H/ 4 maret 1193 M, beliau meninggal pada usia 55 tahun.

Referensi

Al-Azizi, Abdul Syukur. 2017. Sejarah Terlengkap Peradaban Islam. Yogyakarta: Noktah.

Al-Hasyimi, Abdul Mun’im. 2017. Para Penakluk. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana.

Al’ilm, Dar. 2011. Atalas Sejarah Islam. Jakarta: Kaysa Media.

Pamungkas, Jati. 2017. Perang Salib Timur Dan Barat. Yogyakarta: Sociality.

Man, John. 2017. Shalahuddin Al-Ayyubi. Tangerang: PT. Pustaka Al-Vabet.

Yatim, Badri. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: KDI Yatim Badri.

Ismail, Faisal. 2017. Sejarah Dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta: IRCISoD.

Oleh : Ika Safitri, Semster III

This Post Has 2 Comments

  1. Sigit Prakoso, SE

    Bagus sebagai tauladan kita utk lebih menghargai dan bijak dalam menyikapi segala sesuatu

  2. bambang

    Keteladanan hrs sll dijunjung tinggi dan semaksimal mungkin untuk ditiru sebagaimana di contohkan Rosulullah Muhammad SAW dan para sahabatnya.

Leave a Reply