Ekspansi Bangsa Mongol, Awal Kemunduran Peradaban Islam

Ekspansi Bangsa Mongol, Awal Kemunduran Peradaban Islam

Ma’had ALy – Mongolia dan Jengis Khan, siapa yang tidak mengenal dua kata ini? Keduanya tidak bisa dipisahkan antara satu sama lain. Mongolia merupakan bangsa yang mampu mengakhiri khilafah Abbasiyah dan memporak-porandakan Baghdad pada tahun 1258 M, juga menjadi awal masa kemunduran politik dan peradaban Islam. Hal ini tidak lain karena Baghdad merupakan pusat kebudayaan dan pusat peradaban Islam, yang sangat kaya dengan Khazanah ilmu pengetahuan yang ikut lenyap dibumihaguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan.

Sebelum mengkaji lebih dalam mengenai bangsa Mongol, terlebih dahulu kita mengenal dan memahami bangsa Mongol itu sendiri. Mongol adalah masyarakat badui yang hidup di pegunungan Mongol, yang terbentang dari Asia tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan. Kehidupan mereka bisa dibilang setengah liar atau tidak menetap, karena sebelumnya mereka tidak mepunyai kota dan juga kebudayaan.

Sebagian sejarawan muslim berpendapat bahwa bangsa Mongol adalah sekelompok suku bangsa yang berasal dari keturunan Turki. Kata “tatar” sendiri di Mongolia dan Asia tengah sesudah zaman Jengis Khan identik dengan Mongol.

Sedangkan orang Eropa menyebut bangsa Mongol dengan sebutan Tartar, dengan sisipan huruf “R” dikaitkan dengan kesengsaraan yang ditimbulkan akibat penjarahan bangsa kepada bangsa-bangsa lain.

Dalam rentang waktu yang cukup panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lain, menggembala kambing dan hidup dari hasil buruan. Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan. Ia berhasil menyatukan kelompok-kelompok suku yang ada pada masa itu, setelah Yasugi wafat, putranya, Timujin yang saat itu berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam masa kepemimpinannya ia berusaha memperkuat armada tempurnya dengan menyatukan kelompok-kelompok dari suku bangsa lain.Sehingga menjadi pasukan yang teratur dan tangguh. Pada tahun 1206 M. ia mendapat gelar Jengis Khan, “Raja Yang Perkasa”. Ia menetapkan suatu undang-undang yang disebutnya  Alyasak atau Alyasa, untuk mengatur rakyatnya. 

Jengis Khan adalah sosok yang mampu menyatukan suku-suku di kalangan bangsa Mongol yang sebelumnya tersebar luas. Ia adalah sosok yang merintis sebuah imperium paling besar di dunia. Ia lahir di Mongolia pada tahun 549 H/ 1155 M. dengan nama kecil Temujin.

Setelah pasukan perangnya telah terorganisasi dengan baik, Jengis Khan berusaha memperluas wilayah kekuasaannya dengan melakukan penaklukan terhadap daerah-daerah lain. Serangan pertamnya diarahkan kekerajaan China pada tahun 1215 M. kemudian dilanjutkan ke negeri-negeri Islam. Di setiap daerah yang dilaluinya, dilakukan pembunuhan besar-besaran. Bangunan-bangunan indah dihancurkan, sehingga tidak berbentuk lagi, demikian juga bangunan-bangunan yang sangat bernilai sejarah dihancurkan, sekolah-sekolah, masjid-masjid, dan gedung-gedung lainnya dibakar.

Pada saat kondisi fisiknya telah mulai melemah, Jengis Khan membagi wilayah kekuasaannya denga menjadi empat bagian kepada empat orang putranya, yaitu Juchi, Chagatai, Ogotai, dan Tuli.

Tidak hanya sampai disini saja penyerangan bangsa Mongolia terhadap peradaban dunia, bukan berarti setelah turunnya kekuasaan Jengis Khan bangsa Mongol berhenti. Justru setelah kekuasaan dipangkuan oleh Hulagu Khan bangsa Mongol memulai melakukan ekspansi kebeberapa wilayah yang belum sempat dikuasai oleh Jengis Khan. Pada abad ke-13 pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan berhasil memasuki wilayah Baghdad tepat pada tanggal 10 Februari 1258 M. Tidak ada satu orangpun yang mampu lolos dari pembantaian bangsa Mongol terhadap penduduk Baghdad. Bahkan perpustakaan Islam yang ada di Baghdad turut hangus terbakar, inilah penyebab dari kemunduran peradaban Islam yang ada di bawah kekuasaan Khalifah Abbasiyah.

Ada beberapa negeri yang selamat atas serangan Mongol salah satunya ialah negeri Islam yang selamat dari kehancuran, ialah Mesir, baik dari serangan Hulagu maupun dari serangan Timur Lenk. Kala itu Mesir berada dibawah kekuasaan Dinasti Mamalik. Dan dari sinilah persambungan perkembangan peradaban dimulai lagi, karena dinasti Mamalik telah berhasil lolos dari kehancuran serangan Mongol. Meski demikian, kemajuan yang dicapai oleh Dinasti Mamalik masih dibawah prestasi dari seberapa yang telah pernah oleh umat Islam pada masa klasik. 

Mamalik sendiri berasal dari jamak Mamluk yang berarti Budak. Dinasti Mamalik memang didirikan oleh para budak. Mereka pada mulanya adalah orang_orang yang ditawan oleh penguasa Dinasti Ayubiyah sebagai budak, yang kemudian dididik dan dijadikan tentaranya.

Bangsa Mongolia adalah awal mula dari kehancuran peradaban yang telah dibangun oleh umat  Islam, dengan berkumpulnya suku-suku yang ada di Mongol menjadi satu dan kemudian dipimpin oleh panglima yang kejam yang akhirnya mampu menguasai hampir seperempat dunia. Tidak sedikit orang yang tahu tentang bangsa Mongol, baik dari kalangan sejarawan maupun bukan, pasti pernah mendengar atau membaca tentang sejarah yang telah ditorehkan oleh bangsa Mongol atau panglima Jengis Khan.

Dengan hanya bertekatkan keyakinan dan keberanian mereka mampu menguasai hampir separuh bumi. Perjalanan Jengis Khan mentorehkan cerita kelam yang sangat kejam dan juga banyak kehancuran yang terjadi selama perluasan wilayahnya karena tidak mempunyainya rasa belas kasihan kepada manusia.

Referensi

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014. 

Muhammad Abdul Azhim,  Islam di Asia tengah Sejarah Peradaban dan Kebudayaan. Jakarta. Pustaka al-Kautsar, 2009. 

Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Isamiyah II, Yogyakarta: Teras, 2012. 

Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: AMZAH, 2016. 

Badri Rasyidi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: CV AMRICO, 1987. 

Oleh: M. Khoirur Rozikin, Semester V

Leave a Reply