Karena Hidup Lebih Indah dengan Saling Menghargai

Karena Hidup Lebih Indah dengan Saling Menghargai

Sebagai makhluk sosial, manusia pasti membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Entah itu keluarga, teman, maupun yang lainnya. Dalam sebuah organisasi contohnya, untuk menghidupkan suasana, mengakrabkan anggota baru, terlebih dalam mensukseskan sebuah program kerja, peranan orang lain itu sangat penting agar terjadi kesinambungan antara satu dengan yang lain. Dari contoh di atas dapat diambil pemahaman bahwa, manusia sebagai makhluk sosial dalam hidupnya pastilah memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berinteraksi, yang mana membuat mereka membutuhkan orang lain agar dapat saling melengkapi. Interaksi menjadikan manusia untuk hidup saling berkelompok.

Sebelum beranjak lebih jauh, perlu kita ketahui bahwa syarat dari sebuah interaksi sosial adalah :

  1. Adanya dua orang atau lebih
  2. Adanya tujuan yang sama
  3. Adanya kesamaan konsep
  4. Kontak sosial
  5. Komunikasi

Seorang ibu yang mengajari anaknya berjalan contohnya, peristiwa tersebut terlaksana atas dasar tujuan dan konsep yang sama, serta adanya komunikasi juga kontak sosial. Jika suatu peristiwa yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dan telah memenuhi syarat di atas, maka dapat dikatakan sebagai interaksi sosial. Dalam interaksi sosial syarat utama yang harus ada yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi. Sebab kontak sosial adalah hubungan yang ada dalam interaksi sosial, yang mana dapat dicapai dengan adanya sebuah komunikasi. Tidak mungkin terjadi sebuah interaksi tanpa adanya kontak sosial dan komunikasi.

Selain dari kelima syarat di atas, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain sebuah perkenalan. Mengapa demikian? Sebab dari perkenalan tersebut akan membuahkan sebuah hubungan. Semakin kuat pengenalan satu orang dengan yang lain, maka semakin terbuka peluang untuk saling memberikan manfaat. Jika ada sekelompok orang yang sedang berkelompok namun mereka tidak melakukan hubungan timbal balik, berarti di antara mereka tidak ada interaksi sosial. Di stasiun misalnya, ketika melihat banyak sekali gerombolan orang tetapi mereka tidak saling melakukan hubungan timbal balik, berbedanya tujuan maupun konsep, serta sebagian besar dari mereka yang belum saling mengenal menjadi faktor tidak adanya interaksi sosial.

Dalam QS. Al-Hujurat: 13 disebutkan

يَآيُّهَا النَاسُ إِنَا خَلَقْنَكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَكُمْ شُعُوْبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْا. إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ الله اَتْقَاكُمْ.إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Dari ayat di atas dapat diambil pemahaman bahwasanya Allah juga memerintahkan hambanya untuk saling mengenal. Bahkan Allah pun Maha Mengenal.

Penyesuaian diri terhadap lingkungan juga menjadi salah satu penunjang dari sebuah interaksi sosial, sebab setelah mengenal, kita pasti butuh yang namanya penyesuaian. Dari penyesuain itulah akan muncul rasa untuk hidup bersama tanpa adanya sebuah paksaan. Hal itu dijelaskan oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar SQ. dalam buku “Pergolakan Membangun Pondok Pesantren.”

Setelah adanya penyesuaian terhadap lingkungan, kita pun harus saling melengkapi. Melengkapi berarti memerhatikan kebutuhan orang lain. Toh, tidak ada ruginya saat kita dapat memerhatikan kebutuhan orang lain. Dikatakan oleh DR. Aidh al-Qarni dalam bukunya yang  berjudul “Berbahagialah” bahwa, balasan bagi orang yang memerhatikan kebutuhan orang lain adalah, akan dihilangkan kesedihan dari hatinya.

Satu lagi hal yang menjadi pelengkap sekaligus penyempurna dari sebuah interaksi sosial yaitu rasa saling menghargai. Apa itu menghargai? Menurut KBBI, menghargai berarti menghormati atau mengindahkan. Jadi dapat ditarik kesimpulan, menghargai yaitu memandang penting terhadap suatu hal atau seseorang bahkan peristiwa. Dikatakan bahwa menghargai merupakan penyempurna dari interaksi sosial, sebab menghargai merupakan nilai moral dasar yang membuat kita sadar bahwa kita adalah manusia. Namun akhir-akhir ini masih ada yang beranggapan bahwa menghargai orang lain berarti sama saja dengan merendahkan harga diri, seperti itulah persepsi yang jelas salahnya.

Dapat diambil pemahaman bahwa menghargai sama pentingnya dengan jantung. Coba kita perhatikan apabila jantung dalam tubuh kita sudah tidak berfungsi dengan baik, pastinya organ-organ yang lain  akan rusak pula, sehingga sistem kerja tubuh akan terganggu. Begitu juga dengan rasa menghargai, jika dalam kehidupan sosial kita tidak dapat saling menghargai, maka yang ada kehidupan kita menjadi rancu.

Lalu, bagaimana caranya agar kita dapat menghargai orang lain? Pertanyaan sederhana tapi penuh makna. Di antara cara untuk menghargai orang lain yang pertama adalah, kita harus bisa menghargai diri kita sendiri. Dengan adanya rasa percaya diri, berarti kita sudah bisa memberikan penghargaan terhadap diri sendiri, yang mana nantinya akan kita berikan penghargaan tersebut pada orang lain. Ada satu pelajaran yang dapat diambil dari penjelasan tersebut, bahwasanya kita harus bisa menempatkan seseorang sama dengan yang kita inginkan. Cara yang kedua yaitu dengan menjadi pendengar yang baik bagi orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari misalnya, kita sering menjumpai teman-teman yang sedang mengalami masalah. Menurut kacamata penulis seseorang yang sedang dirundung masalah pasti mebutuhkan orang lain sebagai teman curhat. Nah, di situlah peran kita untuk menjadi pendengar yang baik.

Lika liku dalam setiap kehidupan itu pasti adanya. Apalagi sebagai makhluk sosial yang setiap harinya melakukan sebuah interaksi. Yang mana tidak akan seterusnya interaksi tersebut berjalan sebagimana mestinya, karena pasti akan ada rintangan yang menghadang. Dalam menyikapi masalah atau saat melakukan sebuah interaksi, alangkah baiknya dibarengi dengan rasa saling melengkapi dan saling menghargai. Ada pepatah mengatakan “Jika kau ingin dihargai maka hargailah orang lain.” Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjadikan orang lain sama berharganya dengan diri kita sendiri.

 

Referensi

Al-Qarni, Aidh. 2005. Berbahagialah, Jakarta, Al-Qalam kelompok gema insani

Idris, Amin. 2009. Pergolakan Membangun Pondok Pesantren, Jakarta, PT Mencari Ridho Gusti

http://edukasippkn.com

https://www.google.co.id/amp/s/cintalia.com

Oleh : Izzatul Laili, Semester III

Leave a Reply