Tradisi Mudik Jelang Lebaran Menjadi Ajang Silaturahim

Tradisi Mudik Jelang Lebaran Menjadi Ajang Silaturahim

MAHADALYJAKARTA.COM – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, mudik menjadi salah satu fenomena yang ramai diperbincangkan. Mudik merupakan singkatan dari ‘Mulih Dhisik’ (bahasa Jawa Ngoko) yang artinya ‘pulang dulu’. Mudik menjadi sebuah ritual budaya tahunan, yang dilakukan menjelang perayaan hari raya agama, terutama Idul Fitri. Mereka yang hidup dan tinggal di berbagai kota di Indonesia berbondong-bondong kembali ke kota asal orangtua. Dalam Islam tradisi ini bisa disebut dengan silaturahim. Maka mudik bukan hanya sekedar tradisi, dengan niat bersilaturahim menjadikan suatu hal yang dianjurkan untuk mempererat tali persaudaraan. Sebagaimana dalam hadis dijelaskan:

من كان يؤمِنُ باللهِ واليَومِ الآخِرِ فلْيُكْرِمْ ضَيفَه، ومَن كان يؤمِنُ بِاللهِ واليَومِ الآخِرِ فلْيَصِلْ رَحِمَه، ومن كان يؤمِنُ باللهِ واليَومِ الآخِرِ فلْيَقُلْ خَيرًا أو لِيَصمُتْ

“Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menjaga hubungan baik silaturahim dengan kerabatnya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam,” (HR Bukhari dan Muslim).

Melansir dari NU Online 10 keutamaan orang yang menjaga silaturahim sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Sulaiman al-Bujairami dalam kitabnya Hasyiyatul Bujairimi ‘alal Khatib (III/272).

  1. Silaturahim bisa mendatangkan ridha Allah swt.

  2. Membuat kerabat yang dikunjungi merasa bahagia.

  3. Membuat bahagia malaikat karena malaikat menyukai orang yang menjaga silaturahim.

  4. Menciptakan kesan baik atau positif dari orang yang beriman terhadap mereka yang melakukan silaturahim.

  5. Membuat hati dan pikiran iblis resah karena mereka menginginkan perpecahan umat Muslim.

  6. Memberi keberkahan umur.

  7. Rezeki bertambah berkah.

  8. Membuat bahagia orang tua, kakek, dan nenek yang sudah wafat, karena mereka senang mengetahui keturunannya menjaga silaturahim.

  9. Menambah kewibawaan atau kehormatan bagi orang yang menjaga silaturahim.

  10. Menambahkan pahala setelah orang yang menjaga silaturahim wafat karena para kerabat menyebut kebaikannya saat masih hidupnya.

Disadur dari: kemenag.co.id, nuonline

Editor: Dalimah NH

Leave a Reply