Pentingnya Pemberdayaan Literasi Turats Untuk Menyokong Terwujudnya Indonesia Emas 2045

Pentingnya Pemberdayaan Literasi Turats Untuk Menyokong Terwujudnya Indonesia Emas 2045

Ma’had Aly – Adli Hakim Al-Anshori, salah satu mahasantri Ma’had Aly Idrisiyyah menyatakan bahwa untuk mewujudkan Indonesia emas 2045 yang perlu dilakukan adalah bukan hanya peningkatan dalam bidang teknologi saja, melainkan juga dengan memberdayakan literasi turats (mengkaji kitab kuning).

“Memberdayakannya itu misalnya melalui metode talaqqi/sorogan (saling simak pembacaan kitab kuning), tafsir kitab (dengan cara menerjemahkan) kata perkata maupun perkalimat,” terangnya saat menjadi salah satu narasumber dalam acara Talk Show Mahasantri dengan tema “Kolaborasi Mahasantri untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045” secara hybird (virtual dan tatap muka) di Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta. Rabu (02/03/22).

Menambahi keterangannya, ia menjelaskan bahwa selain cara di atas, pemberdayaan kitab kuning juga dapat diupayakan dengan menjadikannya sebagai kurikulum di sekolah-sekolah lainnya, bukan hanya di dalam pondok saja.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Dema Amali Wilayah DKI, Banten, Brebes, dan Jawa Barat itu menjelaskan bahwa untuk memaksimalkan literasi hendaknya juga tidak dilakukan dengan pemberdayaan turats saja, namun juga dibarengi dengan meningkatkan kesenangan dalam membaca buku-buku pengayaan sesuai bidangnya masing-masing. Sekarang membaca buku bisa dilakukan di manapun, karena bisa diakses melalui PDF dalam gadget.

“Jika ada seorang mahasantri yang ketika baru membaca selembar atau dua lembar buku itu sudah mengantuk, sedangkan untuk memainkan aplikasi di handphone bisa berjam-jam, maka percuma saja ia kuliah,” tuturnya dengan tegas.

Di akhir sesi, mahasantri dengan jurusan tasawuf dan tarekat itu berpesan untuk menyokong terwujudnya Indonesia emas, hendaknya mahasantri memerhatikan dan memandang kepada perubahan-perubahan yang dilewati ketika melakukan sebuah proses, agar nantinya lebih bisa menghargai proses orang lain dalam segala sesuatu. Sedangkan untuk hasil, mahasantri tidak boleh berhenti dan puas pada sebuah hasil saja, melainkan harus menciptakan hasil-hasil memuaskan lainnya.

“Agar apa? Agar terciptanya perubahan-perubahan identitas yang berkualitas,” tandasnya.

Untuk diketahui, acara Talk Show ini di laksanakan dalam rangka mengisi rangkaian acara Kongres BEM Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta yang ke-11. Kongres ini diadakan selama 3 hari, tepatnya tanggal 1-3 maret 2022.

BEM (Badan Eksekutif Mahasantri) Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta merupakan organisasi tertinggi di kampus Ma’had  Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta sebagai wadah katalisator yang inklusif dan bergerak secara inovatif serta kolaboratif demi kebermanfaatan bagi mahasantri, instansi, dan Indonesia.

Pewarta: Manda Putri Ardilla

This Post Has One Comment

  1. Shellie Saylors

    Pretty! This was an incredibly wonderful article. Thanks for
    providing these details.

Leave a Reply