SejarahTugas

Gelar & Suri Teladan Abu Bakar Masa Jahiliyah Hingga Masuk Islam

Ma’had Aly – Salah satu sahabat rasul sekaligus keluarga rasul yang paling setia menemani rasul ialah Abu Bakar. Ia adalah sosok yang tegas, berjiwa lemah lembut, dan berwibawa kepada kaumnya juga dalam memimpin dirinya sendiri menuju kebaikan. Ia terus bertekad membela kebenaran dan memerangi kebatilan dari masa jahiliyah hingga ia masuk islam bersama Rasulullah saw.

Abu Bakar dilahirkan di Mina, nasab keturunannya bersambung dengan Rasulullah bertemu di nasab Murrah. Nama lengkapnya Abdullah bin Ustman bin Amr bin Ka`ab bin Saad bin Taim bin Murrah bin Ka`ab bin Luay al Quraisy at Taimi, Abu Bakar as-Shiddiq bin Abu Quhafah. Semasa jahiliyah Abu Bakar memiliki dua orang istri yang bernama, Qutailah binti Abdul Uzza dan Ummu Rumman binti Amir.

Suatu waktu Abu Bakar pernah dibawa Abu Quhafah ke ruangan miliknya, di dalamnya terdapat banyak berhala dan Abu Quhafah memberitahu Abu Bakar bahwa ini tuhan yang mulia. Seketika itu, Abu Bakar meminta dan berkata aku lapar, beri aku makan, aku haus beri aku minum dan meminta apa yang ia inginkan namun berhala tersebut diam dan tidak menjawabnya, seketika itu Abu Bakar mengambil sebongkah batu dan menghantamnya hingga berhala tersebut tersungkur. Hal itu menunjukkan berhala tersebut tidak mempunyai kekuatan sedikitpun, dari masa jahiliyah sampai ia menemukan sinar Islam ia tak pernah bersujud kepada berhala sekalipun. Berhala-berhala yang dijadikan sebagai tuhan mereka, tempat menaruh kepercayaan mereka, dan mengajukan segala kebutuhan mereka pada berhala sama sekali tidak memberatkan  hati Abu Bakar berpindah keyakinan terhadap apa yang telah menjadi kekuatan di dalam hatinya.

Di masa jahiliyah, Abu Bakar menjadi sosok terpandang juga sosok yang dicintai oleh kaum Quraisy. Ia sosok yang paling banyak mengetahui tentang nasab orang Quraisy, mengenal keburukan dan kebaikan masyarakat kaum Quraisy, perilakunya yang baik dalam berinteraksi terhadap sesamanya, pandai dalam perniagaan serta kekayaan ilmu yang dimilikinya membuat para petinggi Quraisy mendatanginya dan berkawan dengannya.

Ketegasannya melarang dirinya meminum khamar (minuman yang memabukkan), karena pada suatu hari Abu Bakar pernah melihat seorang laki-laki yang tengah mabuk, lalu ia meletakkan tangannya pada kotoran manusia dan mendekatkan tangannya ke hidungnya. Jika dia tidak mabuk maka ia akan menjauhkan tangannya dari hidungnya, maka dari itu Abu Bakar mengharamkan khamar atas dirinya.

Seiring berjalannya waktu, Abu Bakar masuk Islam atas dakwah Rasulullah saw. dengan kemantapan hatinya atas jalan kebaikan dan dakwah yang disebarkan oleh Rasulullah kepadanya serta ia menerima dengan keyakinan yang kuat dan bersyahadat atas Nabi Muhammad saw. Abu Bakar masuk Islam dalam periode dakwah rasul secara sembunyi-sembunyi. Ia termasuk golongan pertama yang memeluk Islam (Assabiquunal Awwalun). Keislaman Abu Bakar dapat membantu metode dakwah rasul dalam memperluas dakwah Islam kepada kaumnya, banyak di antara sahabat yang masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar seperti Umar bin Khattab dan Ustman bin Affan, dan Asma` binti Abu Bakar dan para sahabat lainnya. Abu Bakar menikah dengan dua wanita yaitu Asma binti Umais dan Habibah binti Kharijah bin Zaid. Teguhnya kepribadian Abu Bakar dari masa jahiliyah hingga ia memeluk Islam membuat dirinya semakin bijaksana dan yakin akan keyakinan agama yang di anutnya, dan mendapatkan beberapa prestasi dalam hidupnya selama bersama Rasulullah saw. Salah satu diantaranya yaitu gelar As-Shiddiq yang merupakan pemberian langsung dari Rasulullah saw. Gelar ini tiada lain didapat ketika Rasulullah saw., selesai melakukan Isra Mi`raj ketika beliau menceritakan semua apa yang dipertanyakan oleh kaum Yahudi dan Nasrani yang tidak percaya akan peristiwa tersebut, dengan kemantapan hati dan keyakinan yang kuat Abu Bakar spontan membenarkan dan mempercayai semua yang diutarakan Rasulullah saw. Maka dari itu Rasulullah saw. memberinya julukan as-Shiddiq. Di situlah keimanan Abu Bakar semakin kokoh pada Islam dan Rasulullah saw.

Gelar (laqab: julukan) yang lain bagi Abu Bakar ra., yaitu Atiiq, yang mengandung banyak arti dan ahli sejarah pun berbeda-beda dalam mengartikan panggilan ini. Julukan ini juga merupakan sebuah keutamaan bagi Abu Bakar ra. Karena pada suatu ketika Ummul Mu’minin `Aisyah ra. berkata, “Aku sedang berada di rumah Rasulullah saw., sedangkan para sahabat berada di halaman, diantara aku dan mereka terdapat kain pembatas, tiba-tiba Abu Bakar datang, maka Rasulullah saw bersabda ”Barang siapa yang ingin melihat seorang atiiq (yang dibebaskan) dari api neraka, hendaklah ia melihat orang ini.”

Isyarat Rasulullah saw. tersebut tertuju untuk Abu Bakar, dan rasul juga bersabda kepada Abu Bakar, “Bergembiralah engkau adalah atiiqullah (orang yang dibebaskan oleh Allah swt) dari api neraka”. Dalam kitab tarikh khulafa` juga dijelaskan tentang jukukan Atiiq bagi Abu Bakar nama tersebut sudah menjadi panggilan yang tersohor bagi dirinya yang berarti orang yang memiliki wajah tampan rupawan nan berseri-seri hingga dari ketampanan wajah tersebut Allah swt membebaskan wajahnya (jasad Abu Bakar) dari api neraka. Dan Abu Bakar termasuk sahabat yang mirip dengan Rasulullah saw., hal ini menjadi kemuliaan besar bagi Abu Bakar as-Shiddiq ra.

Keutamaan yang dimiliki Abu Bakar sejak kecil hingga dewasa ialah sikap bijaksana dalam kehidupannya yang memberikan pengaruh luar biasa bagi Rasulullah saw. dalam menyebarluaskan dakwah Islam. Ia adalah sahabat yang berkorban jiwa dan segala hartanya untuk Rasulullah saw, sosok yang penuh kasih sayang terhadap sesamanya, sehingga menjadikan dakwahnya kepada kalangan masyarakat mudah diterima dan diyakini. Abu Bakar merupakan sahabat Rasulullah saw. yang berjuang demi menegakkan dan menyebarluaskan agama Islam, menghadapi segala rintangan dan ancaman (konspirasi) kaum Quraisy untuk menghentikan dakwah Nabi.

Rasulullah saw. dan Abu Bakar bersembunyi di gua Tsur, ia menemani dan melindungi rasul dalam usaha persembunyiannya dari kafir Quraisy dan menjadikan dirinya terpatuk ular agar Rasulullah saw tetap aman bersamanya, namun di tengah suasana yang mencekam itu keteguhan dan keyakinan hati Abu Bakar, Rasul menambah keyakinan hatinya dengan berkata “اسكت ياابى بكر اثنان الله ثالثهما” dan Rasulullah saw. juga mengatakan kepada Abu Bakar “Engkau adalah sahabatku di Haudh (telaga) dan sahabatku di gua.” yang memberikan ketenangan dalam hati Abu Bakar. Banyak di antara keutamaan yang dimiliki Abu Bakar di sisi rasul sebagaimana dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw. bersabda “Sesungguhnya  umatku yang paling belas kasihan kepada umatku adalah Abu Bakar”.

Sungguh mulia sahabat Abu Bakar yang berjuang bersama Rasulullah saw. dengan mengorbankan jiwa raga dan harta yang dimilikinya hingga dirinya menjadi sahabat yang memiliki banyak keutamaan dan kemuliaan, hal ini juga menjadi kabar gembira dan jaminan ketentraman hidup bagi Abu Bakar dan merupakan jaminan akhirat nanti, sebagaimana riwayat dari Abdurrahman bin Auf, Nabi saw. bersabda;

“Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, az Zubair di surga, Abdur Rahman bin Auf di surga, Sa`ad bin Abi Waqash di surga, Sa`id bi Zaid di surga, dan Abu Ubaidah di surga.”

Demikianlah teladan keutamaan serta gelar yang dimiliki sahabat Abu Bakar as-Shiddiq ra. Semoga bermanfaat dan menjadikan diri kita meneladani kebijaksanaan dalam menyikapi berbagai macam hal.

Referensi

At Tarikh Al Islami Karya Mahmud Syakir

Muslim no.2384 dan At-Tirmidzi no.3885

Raheequl Makhtum Karya Sofiyur Rahman Al Mubarokfuuri

Sirah An-Nabawiyah Ibnu Hisyam

Tarikh Al-Khulafaa` Karya Imam As-Suyuti

 

Oleh : Moh. Ali Imron, Semester VI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *