Ma’had Aly – Mastama (Masa Ta’aruf Mahasantri) Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta Tahun Ajaran 2022/2023 yang diadakan di Pendopo Asshiddiqiyah Jakarta pada Kamis (4/8), diisi dengan materi tentang kemahasantrian yang disampaikan oleh Mudir II Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta, Ustadz Sufyan Syafi’i.
“Di antara kalian yang terpilih masuk ke Ma’had Aly Jakarta, pastinya mempunyai tujuan masing-masing. Dengan tujuan inilah bisa kita garis bawahi, tugas pertama mahasantri adalah belajar. Akan tetapi dengan adanya belajar, bagaimanakah cara kita untuk mencapai sebuah tujuan tersebut? ” Ujar Ustadz Sufyan
Tugas pertama bagi mahasantri Ma’had Aly Jakarta ialah harus paham terhadap skema-skema kegiatan, di antara skema tersebut yakni proses kuliah, yang mana proses kuliah ini merupakan bagian terpenting bagi mahasantri Ma’had Aly Jakarta. Proses kuliah berlangsung selama 3 tahun aktif dengan mengisi kegiatan-kegiatan seperti pengajian, pengkajian, presentasi, membuat makalah, dan berdiskusi.
Selanjutnya, member Islam Nusantara Center ini menjelaskan skema yang kedua, yaitu tentang amaliyah pesantren melalui kegiatan harian dan insidental yang ada di pesantren, seperti salat jama’ah; peringatan hari besar nasional; dan kegiatan penunjang lainnya.
Poin penting yang ketiga ialah pengembangan diri dengan melakukan salah satu kegiatan yang mampu mengembangkan diri menjadi pribadi yang aktif dan kreatif, seperti mengikuti kegiatan keorganisasian, perlombaan, dan rasa ingin mau belajar.
Poin terakhir adalah pengabdian. Pengabdian merupakan kegiatan implementasi setelah kuliah yang berlangsung selama 3 tahun dan berbarengan dengan melakukan Tugas Akhir. Selain diwajibkan mengikuti perkuliahan dengan baik, mahasantri juga wajib ikut mengabdi. Dengan tujuan agar dapat mengamalkan ilmu yang didapatkan dengan baik, papar pemuda asal Karawang, Jawa barat itu.
Kemudian, dosen mata kuliah Antropologi ini menyampaikan tentang lima output yang terkait dari poin-poin di atas, yaitu lillahi ta’ ala, ingat akar, mau belajar dan berkhidamah, berkolaborasi dan mau saling mengingatkan antar mahasantri.
Poin pertama yaitu lillahi Ta ’ala. “Ketika mau belajar niatkan lillahi ta ’ala karena dengan niat ini lah Allah akan memberikan jalan bagi kalian semua.”
Setelah mahasantri mampu menjalankan perkuliahan karena Allah, ia mengimbau kepada mahasantri baru untuk mengingat akar atau asal kita, yaitu guru-guru kita.
Selanjutnya adalah belajar dan berkhidmah, sebagai seorang mahasantri, hendaknya giat dalam belajar dalam memahami suatu pelajaran dan jangan malu untuk bertanya. Kemudian adalah kolaborasi, dan poin terakhir adalah saling mengingatkan.
Di akhir pemaparan materinya, alumnus UIN Jakarta itu berharap agar semua mahasantri bisa menjalankan semua skema dengan sungguh-sungguh dalam proses belajar.
Pewarta: Kurniawati Mushoffa, Semester III