BEM Ma’had Aly Jakarta Gandeng DEMA AMALI Adakan Talk Show Bertema Kemerdekaan

BEM Ma’had Aly Jakarta Gandeng DEMA AMALI Adakan Talk Show Bertema Kemerdekaan

Ma’had Aly – Dalam rangka menyambut peringatan kemerdekaan RI yang ke-77, BEM (Badan Mahasantri) Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta mengadakan Talk Show dengan mengusung tema “Spirit Mahasantri dalam Mengisi Kemerdekaan untuk Membangun Negeri”. Denta Fatwa Fatahillah (Ketua DEMA AMALI) yang turut serta menjadi salah satu narasumbernya mengatakan bahwa cara utama yang dapat dilakukan oleh seorang pelajar dalam mengisi kemerdekaan adalah dengan semangat belajar, terlebih lagi bagi mahasantri Ma’had Aly yang orientasinya bersandingan secara penuh dengan pesantren, maka harus mampu berfokus pada keilmuan-keilmuan yang dipelajari sehingga menjadi ahli pada satu bidang keilmuan.

“Sudah saatnya kita lebih fokus pada keilmuan-keilmuan yang harus kita pelajari, sehingga orang di luar sana tidak mungkin untuk tidak melirik kita, karena kita menjadi ahli. Karena pemahaman seseorang terhadap setengah keadaan, itu akan menjadi pengetahuan saja. Tapi, kalau sudah menguasai keadaan itu dinamakan keilmuan. Nah, keilmuan ini saya rasa yang pasti akan dicari oleh banyak orang,” tutur Ketua yang akrab disapa Denta itu memulai pemaparan pada kegiatan talk show yang berlangsung secara tatap muka tersebut di Pendopo Ponpes Asshiddiqiyah Jakarta. Sabtu (13/8/22).

Melanjutkan pemaparanya, Denta juga mengajak para mahasantri untuk tidak hanya belajar di kelas, tapi juga harus ada pergerakan seperti yang telah dicontohkan oleh ulama-ulama Indonesia terdahulu dalam memperjuangkan kemerdekaan. Yang mana beliau-beliau telah memahami bahwa hidup saat itu (hingga saat ini) zamannya bukan lagi zaman uzlah, tapi zamannya sudah zaman jihad yang harus berjuang dalam segala sektor, dan untuk dapat bermasyarakat (bergaul dengan lingkungan).

“Sebagai seorang mahasantri janganlah kita hanya berduduk diri di kelas. Ayolah kita bergerak, katanya ‘Berdiam diri masuk surga bergerak merubah dunia’. Tentu itu bukan hanya sekedar kata saja. Makanya ada kitab yang namanya Adabul ‘Alim wal Muta’alim (etika guru dan murid). Sebagai seorang alim, kita itu harus beradab, adab itu tidak ada di dalam kitab, adab itu adanya di keseharian kita yang bersinggungan dengan sesama kita, kalau kita tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan sekikit, bercengkerama, dan berkomunikasi maka kita (akan) tertingal,” terang mahasantri semester 7 Ma’had Aly Tebuireng itu.

Selain Denta Fatwa Fatahillah sebagai narasumber, talk show yang dimoderatori oleh Rangga Azareda Dwi Fananta (mahasantri Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta) itu juga menghadirkan dua narasumber lain yakni AlFahrizal selaku Ketua DEMA Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng dan juga Ammar Rizkillah selaku ketua BEM Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta.

Terkait tema yang dibahas Fahrizal ikut mengamini apa yang telah diungkapkan oleh Denta, ia mengungkapkan bahwa sebagai mahasantri, secara keilmuan tentu telah diakui dalam bidang ilmu agama. Tetapi hal yang terpenting adalah bagaimana caranya agar ilmu itu bisa bermanfaat di khalayak umum. Ia meyakini bahwa hal tersebut akan didapatkan ketika mahasantri berani bergerak bebas untuk mewujudkan Tridarma Perguruan Tingggi yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.

“Hal itu dapat terwujud sempurna ketika mahasantri Ma’had Aly punya kesadaran lebih tentang membangun kebermanfaatan diri. Seperti bergabung dalam sebuah organisasi atau semisalnya,” imbuh mahasantri asal Jambi itu.

Sedangkan, Ammar menambahkan bahwa sebagai mahasantri yang identitas aslinya adalah seorang santri, juga memiliki peran dalam membangun negeri. Seperti dengan menjelaskan kepada masyarakat tentang keahlian keilmuan masing-masing mahasantri itu.

Secara keseluruhan acara talk show yang juga bekerjasama dengan CSSMoRA Ma’had Aly Jakarta itu berjalan dengan lancar, acara tersebut dihadiri oleh seluruh mahasantri dan beberapa staf Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta.

DEMA AMALI (Dewan Mahasantri Asosiasi Ma’had Aly Indonesia) merupakan sebuah wadah komunikasi dan konsolidasi mahasantri Ma’had Aly se-Indonesia yang dibentuk dan disepakati pada silaturahmi mahasantri di Krapyak pada 11 Oktober 2018, dan kemudian secara resmi dideklarasikan pada Kongres pertama tanggal 6-7 Februari 2019 di Ma’had Aly Hasyim Asy’ari, Jombang. Keanggotaan DEMA AMALI terdiri dari mahasantri yang berada dalam naungan DEMA/BEM Ma’had Aly di masing-masing institusinya.

CSSMoRA adalah kepanjangan dari Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs dan merupakan organisasi yang mewadahi santri penerima Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kemenag RI di seluruh Indonesia. Yang mana di Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta selain program BKA (Beasiswa Kader Afirmasi), BKU (Beasiswa Kader Unggulan), juga terdapat program PBSB.

Pewarta: Anang Wiyoga, Semester III
Editor: Mamluatul Hidayah

Leave a Reply