ArtikelSejarah

KH. Abd. Rahman Ambo Dalle: Ulama Besar dan Tokoh Pendidikan Islam di Sulawesi Selatan

MAHADALYJAKARTA.COM—KH. Abd. Rahman Ambo Dalle yang dikenal oleh masyarakat Bugis dengan sebutan akrab Gurutta atau Anregurutta (AG) dilahirkan di Ujungnge, Kecamatan Tanasitolo, Kabupaten Wajo, sekitar tujuh kilometer dari Kota Sengkang pada tahun 1900. Ayahnya bernama Puang Ngati Daeng Patobo dan ibunya Puang Cendera Dewi atau Puang Cendaha. Keduanya merupakan bangsawan Bugis Wajo.

Ketika masih dalam kandungan, konon ibunya bermimpi melihat cahaya keluar dari rahimnya. Setelah lahir, kedua orang tuanya memberi nama Ambo Dalle (bahasa Bugis) yang berarti “bapak yang memiliki banyak rezeki”. Mereka berharap anak tersebut kelak hidup dengan limpahan rezeki yang cukup. Barangkali kedua orang tuanya memberikan nama itu sebagai tafā’ul (harapan) agar putra semata wayangnya senantiasa mendapat

rezeki yang lapang dan melimpah serta membawa perubahan nasib, bukan hanya kepada keluarganya, melainkan juga kepada masyarakatnya. Nama yang diberikan oleh orang tuanya adalah Ambo Dalle, adapun nama tambahan Abdurrahman diberikan oleh seorang ulama bernama KH. Muhammad Ishak ketika usianya mencapai tujuh tahun.

Masa Kecil dan Pendidikan Awal

Ambo Dalle belajar massara baca (tajwid) pada pengajian yang diasuh oleh kakeknya sendiri, Puang Caco. Kakeknya merupakan seorang imam masjid yang fasih membaca Al-Qur’an di desa Ujungnge. Selain belajar, ia juga ditugaskan oleh kakeknya untuk mengajar anak-anak yang lebih kecil yang sama-sama mengaji kepada Puang Caco.

Selanjutnya, AG Ambo Dalle melanjutkan pelajaran tajwidnya dengan belajar baca pitue (Qirā’ah Sab’ah), menghafal Al-Qur’an, serta belajar kaidah bahasa Arab (nahwu dan sharf) kepada Gurutta H. Muhammad Ishak, ulama setempat yang dikenal ahli dalam bidang ilmu tersebut, selama tiga bulan. Di usia tujuh tahun, Anregurutta sudah mampu menghafal Al-Qur’an. Sejak itulah ia menjadi populer di kalangan masyarakat Tancung dan sekitarnya (Wajo).

Menimba Ilmu dari Ulama-Ulama Terkemuka

Selain itu, Ambo Dalle terus menambah ilmunya, terutama dalam ilmu agama, yakni dengan belajar kepada ulama-ulama asal Wajo yang merupakan alumni Mekkah, seperti H. Syamsuddin, H. Ambo’ Omme, Sayyid Alwi Al-Ahdal, dan ulama-ulama lainnya. Keseluruhan pengajian itu diikuti oleh Ambo Dalle dengan rasa cinta ilmu yang mendalam.

Sementara itu, di negeri Wajo telah banyak ulama yang berasal dari Wajo dan belajar di Mekkah kemudian kembali dari sana untuk membuka pengajian di negerinya. Pelajaran yang diberikannya meliputi tafsir, hadis, fikih, kaidah bahasa Arab, dan lain-lain. Pemerintah Kerajaan Wajo pun (Arung Matowa Wajo dan Petta Ennengnga) sangat senang kepada ulama. Karena itu, kerajaan sering kedatangan tamu dari Tanah Hijaz (Arab Saudi) dan tinggal bersama selama beberapa waktu untuk memberikan pengajaran atau pengajian, antara lain Syekh Mahmud Al-Jawwad, Sayed Hasan Al-Yamam, Sayed Abdullah Dahlan, dan lain-lain.

Pendidikan di Makassar dan Kembali ke Wajo

Rupanya Ambo Dalle tidak merasa puas dengan mempelajari bidang agama saja, maka ia pun meninggalkan tanah Wajo menuju Kota Makassar dan belajar pada sekolah guru yang dilaksanakan oleh Syarikat Islam (SI). Setelah tamat, ia kembali ke Sengkang, Wajo, untuk kembali memperdalam ilmu agamanya.

Pada tahun 1928, datanglah KH. Muhammad As’ad bin Abd. Rasyid Al-Bugisy, seorang ulama Bugis yang berasal dari Wajo. Ketika KH. Muhammad As’ad membuka pengajian di Kota Sengkang yang dilaksanakan di masjid dan di rumahnya sendiri, berdatanganlah orang-orang untuk mengaji, di antaranya adalah Abd. Rahman Ambo Dalle. Kerendahan hati Ambo Dalle dapat dicermati di sini, sebagai pemuda yang sudah banyak menelaah kitab-kitab agama, ia tidak malu-malu belajar kepada seorang yang jauh lebih muda daripadanya. Hal ini menunjukkan bahwa sejak muda Ambo Dalle telah dikaruniai keikhlasan dan kerendahan hati oleh Allah SWT.

Kolaborasi dalam Pendidikan Islam

Pada suatu hari, KH. Muhammad As’ad datang bersilaturahmi ke rumah Ambo Dalle. Di situ beliau menyaksikan pendidikan agama yang telah lama dirintis oleh Ambo Dalle, yaitu pendidikan agama dengan metode klasikal. Pendidikan model itu didapatkan Ambo Dalle ketika menuntut ilmu di Sekolah Guru Syarikat Islam di Makassar. KH. Muhammad As’ad tertarik untuk mengembangkan pendidikan agama secara modern itu, kemudian mengajak Ambo Dalle mendirikan pendidikan model sekolah itu. Ambo Dalle dengan senang hati bersedia merintis pendirian madrasah itu di Sengkang di lembaga pendidikan KH. Muhammad As’ad. Persahabatan dan kerja sama kedua hamba Allah ini sangat bermakna.

Peran dalam Darud Da’wah Wal Irsyad (DDI)

Sebagaimana diketahui masyarakat umum, tokoh ini merupakan ulama besar sekaligus tokoh pendidikan. Lembaga pendidikan yang didirikan adalah Darud Da’wah Wal Irsyad (DDI). Di samping bergerak di bidang pendidikan, lembaga ini juga bergerak di bidang dakwah Islamiyah. Lembaga ini berpusat di Mangkoso, Kabupaten Barru, dan sekarang cabangnya telah tersebar hampir di seluruh Indonesia.

Ambo Dalle adalah seorang tenaga pengajar yang sangat besar perannya dalam menjalankan usaha pendidikan tersebut. Ia tidak hanya mengajar dan memberikan pengajian pada sekolah-sekolah nonformal yang dilaksanakan di masjid (semacam pesantren), tetapi juga pada sekolah-sekolah formal seperti yang disebutkan di atas, bahkan pada sekolah kader militer.

Aktivitas Pendidikan di Berbagai Tempat

Saat berada di Markas Brigade III Lereng Tjinta bersama Bahar Mattalioe di Pegunungan Gattareng Matinggi pada tahun 1955, Ambo Dalle mengajar pada Madrasah Zu’ama yang dibina oleh Majelis Ulama Darul Islam serta mengajar agama pada Sekolah Kepandaian Putri (SKP) yang dibina oleh Gerakan Wanita Islam (Gerwais) Darul Islam (Awaluddin, 2009: 16). Demikian juga saat Rahman Ambo Dalle berada di Ranteballa dan Ulu Salu, Gunung Latimojong. Di tempat ini ia mengajar agama untuk anggota Gerakan Wanita Islam (Gerwais) yang dipimpin Letkol Andi Haliah, istri Qahhar Mudzakkar, serta prajurit dan perwira TII yang mengikuti Pendidikan Kader Militer (PKM).

Demikian juga saat Ambo Dalle berada di Kampung Soro, Wajo. Di tempat ini ia membuka pesantren jenjang pendidikan ibtidaiyah, tsanawiyah, SMP, dan Kulliyah Takhassus. Aktivitas sebagai pendidik tetap berlanjut ketika Ambo Dalle pindah ke Bajo, Luwu. Bersama Menteri Pendidikan RII, B.S. Baranti, ia memimpin dan mengelola lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar (SR) sampai perguruan tinggi yang diberi nama Perguruan Tinggi Agama Islam “Al-Qasas”. Lalu pindah lagi ke Awo dan Ranteangin, Sulawesi Tenggara.

Pemikiran Keagamaan

Pada bidang teologi, Ambo Dalle mengikuti pemikiran yang dikembangkan aliran Asy’ariyah. Dalam bidang fikih dan ushul fikih, ia mengikuti pemikiran yang dikembangkan oleh Imam Syafi’i. Pada bidang syariah, ia mengikuti pemikiran yang dikembangkan oleh Imam Mazhab yang empat. Di bidang pendidikan serta tasawuf, ia mengikuti pemikiran yang dikembangkan oleh Imam Al-Ghazali. Kemudian pada bidang politik, ia mengikuti aliran yang dikembangkan oleh Sunni.

Pada bidang teologi/akidah, pemikiran Ambo Dalle tertuang dalam kitabnya yang berjudul Al-Hidayatuk al-Jahiliyyah illa Ma’rifati al-Aqaaidi al-Islamiyyah. Beliau menjelaskan perihal tauhid yang merupakan dasar pegangan yang menjadi penghubung antara hamba dan Tuhannya, sehingga terjalin komunikasi dan keharmonisan yang termanifestasikan dalam bentuk rahmat-Nya, baik di dunia maupun di akhirat.

Sedangkan pada bidang fikih dan ushul fikih, pemikiran beliau tertuang dalam tujuh kitab yang ditulis baik dalam bahasa Arab maupun bahasa Bugis. Salah satunya adalah kitab beliau yang berjudul Al-Duruws al-Fiqhiyyah Litalamizi al-Madaarisati al-Tsanawiyah. Dalam kitab tersebut beliau menjelaskan tujuh pembagian hukum syariah, yakni hukum fardlu atau wajib, hukum nadb atau sunnah, hukum haram, hukum makruh, hukum mubah, hukum shahih, dan hukum fasid.

Peran sebagai Penyeimbang Paham Keagamaan

Selain itu, kehadiran Ambo Dalle sebagai seorang ulama Ahlussunnah Waljamaah yang bermazhab Syafi’i dapat menjadi penyeimbang dalam penyebaran paham keagamaan di tengah-tengah masyarakat. Sebagaimana diketahui, paham keagamaan yang dikembangkan oleh Abdul Qahhar Mudzakkar dan ulama-ulama yang sepaham dengannya cenderung beraliran Wahabi.

Singkatnya, konsep pendidikan Ambo Dalle ialah konsep pendidikan yang didasarkan pada “keyakinan religius, pengorbanan, keikhlasan, dan pengabdian tanpa pamrih serta keteladanan”. Berdasarkan konsep ini, Ambo Dalle dianggap sukses dalam memberikan pendidikan kepada para santri-santrinya. Hal ini dimulai dengan menanamkan pemahaman keagamaan kepada santri-santrinya, tentunya pemahaman keagamaan yang tidak kaku, bukan pemahaman keagamaan yang fundamental, bukan juga pemahaman keagamaan yang liberal, tetapi pemahaman keagamaan dengan ideologi Ahlussunnah Wal-Jamaah dengan konsep moderatnya.

Kontribusi dalam Kajian Hadis

Kontribusi Ambo Dalle terhadap kajian hadis Nabi Muhammad SAW hadir dalam berbagai bentuk. Salah satu di antaranya adalah dimasukkannya kajian kitab-kitab hadis dalam kurikulum yang dipergunakan oleh pesantren-pesantren DDI. Begitu juga beliau sangat banyak menggunakan hadis dalam kitab-kitab yang beliau tulis. Kontribusi yang paling nyata adalah karya beliau yang berjudul An-Nukhbah al-Mardiyah. Beliau menegaskan bahwa buku ini merupakan kontribusi beliau kepada pengembangan kajian hadis. Dalam kitab tersebut beliau menggunakan berbagai metode, baik tahlili, ijmali, muqarin, maupun tematik.

Warisan dan Pengaruh

Kesuksesan Ambo Dalle dalam mendakwahkan Islam dengan corak adat dan budaya Bugis menjadikan Islam dan budaya di Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Wajo, berjalan beriringan dan tidak saling bertentangan. Karena nilai dan prinsip dasar dari masyarakat Bugis pada awal peradabannya senantiasa sejalan dengan konsep dan nilai-nilai keislaman. Akhirnya, sistem sosial masyarakat Bugis hari ini tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai keislaman itu sendiri.

Referensi :

 

Nurhayati. 2022. Pemikiran Pendidikan Akhlak K.H. Abdurrahman Ambo Dalle. Disertasi Doktoral, Universitas Islam Negeri Datokarama Palu.

Rasyid, Ahmad. 2017. Peranan K.H. Abd. Rahman Ambo Dalle dalam Gerakan Darul Islam di Sulawesi Selatan (1955–1963). Skripsi S1, Pascasarjana.   

Rauf, Rusmin Abdul. 2022. “Kontribusi Anregurutta Abdurrahman Ambo Dalle dalam Kajian Hadis di Indonesia”. Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis, Vol. 13, No. 1.

Ridwan, Abd. Wahid, dkk. 2025. “Konsep Pendidikan Islam Menurut Pemikiran K.H. Abdurrahman Ambo Dalle.” Jurnal Intelek dan Cendekiawan Nusantara, Vol. 2, No. 1.

Saraya, Moh. Yahya. 2022. “Biografi dan Pemikiran Dakwah Anregurutta K.H. Abdurrahman Ambo Dalle”. El Madani: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam, Vol. 3, No. 1.

 

Kontributor : Hilyatul Maknunah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *