Keluarga adalah lingkungan untuk bersosialisasi yang paling dekat dari setiap individu, manusia bisa berkembang dan hidup bersama di dalamnya. Keluarga juga merupakan kelompok yang penting, karena di dalamnya saling bertanggung jawab untuk menjadikan kesejahteraan, juga sebagai tempat saling menyayangi antar individu. sedangkan dalam hidup berkeluarga butuh yang namanya suasana yang harmonis, agar terjalin hubungan yang baik antara suami istri, agar menuju ke jalan yang harmonis memerlukan pemahaman dan saling pengertian antar pasangan. Dalam menjalankan rumah tangga sudah ada panutan dalam umat Islam yang harus diikuti diantaranya Rasulullah Saw dan Khadijah
Khadijah adalah wanita yang perhatian dan lembut, perilakunya baik. Ini bisa dilihat ketika Rasulullah Saw menerima wahyu pertama kali. Disaat Rasulullah Saw ketakutan sikap Khadijah selalu memberikan nasehat dan saran. Rumah Rasulullah tangga Saw sangat harmonis, dalam memimpin rumah tangga Rasulullah Saw tidak menjadikan istrinya sebagai pembantu. Tetapi selalu ikut serta terhadap kegiatan yang dilakukan oleh Khadijah. Khadijah merupakan potret sebagai istri yang shalihah karena saat Rasulullah Saw meninggalkannya disaat berdagang, Khadijah bisa menjaga diri dan keluarga, Khadijah juga menjaga matanya hanya untuk Allah Swt.
Ketika Rasulullah Saw kembali berdagang, usahanya selalu mendapat keuntungan yang bagus, tetapi Rasulullah Saw juga rindu untuk merenung dan menyendiri. Khadijah melihat kondisi suami ada keinginan untuk menyendiri di suatu tempat, sebagai istri yang shalihah selalu mengizinkan apa yang diinginkan. Khadijah memberi kebebasan terhadap Rasulullah Saw. kemudian setelah mendapatkan izin dari istri, pergi untuk menyendiri ke Gunung. Dengan tujuan agar bisa menenangkan diri di Gua Hira, tempat ini merupakan yang selalu dikunjungi selama bulan Ramadhan penuh. Menyendiri bukanlah sesuatu yang asing lagi di kalangan arab, karena sudah menjadi kebiasaan orang-orang selain Rasulullah Saw.
Sesampai Rasulullah Saw. di Gua Hira, melupakan semua aktifitas. Rasulullah Saw hanya fokus bermunajat kepada Allah Swt dan selalu meminta bimbingan yaitu kebenaran yang tersembunyi. Rasulullah Saw sangat rindu ingin mengetahui rahasia yang sangat besar dan kebenaran, yang dilakukannya hanya berdoa dan berserah diri. Dan harapan semoga Allah Swt memberikan petunjuk untuknya. Rasulullah Saw terkadang sampai lupa untuk pulang ke rumah ketika berada di Gua tersebut, sehingga Khadijah merasa khawatir kepada suami, selalu memikirkan bagaimana keadaan suami yang tidak pulang dan merasa kasihan yang mendalam ketika Rasulullah Saw pulang dengan keadaan kurus karena kurang memperhatikan kesehatan.
Tatkala Rasulullah Saw genap empat puluh tahun, pada usia ini merupakan pada puncak kematangan dan juga ada yang berpendapat pada masa inilah para rasul-rasul diutus. Ketika berada di dalam Gua Hira, Malaikat Jibril turun membawa wahyu untuk pertama kalinya. Sembari berkata, “Bacalah!” Rasulullah Saw. menjawab, “Aku tidak bisa membaca” Rasulullah Saw. bertutur lagi, kemudian dia memegang dan merangkulku hingga aku kehabisan tenaga, lalu setelah itu melepaskanku berkata lagi, “Bacalah” aku menjawab. menjawab, “Aku tidak bisa membaca” kemudian untuk kedua kalinya, dia memegang dan merengkuhku hingga aku kehabisan tenaga kemudian melepaskanku sembari berkata, “Bacalah” aku tetap menjawab, kemudian melakukan hal yang sama untuk ketiga kalinya sebari berkata,
اقرأ باسم ربك الذي خلق ( ١) خلق الإنسان من علق (٢) اقرأ وربك الأكرم (٣) الذي علم بالقلم ( ٤ ) علم الإنسان مالم يعلم ( ٥ )
“Bacalah dengan menyebut Rabbmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui.” (Al-Alaq: 1-5).
Ayat ini merupakan ayat yang pertama kalinya turun kepada Rasulullah Saw yang langsung dibimbing oleh malaikat Jibril. Malaikatpun meninggalkan Gua tersebut sehingga Rasulullah Saw merasa ketakutan dan keheranan. Setelah peristiwa ini Rasulullah Saw langsung pulang untuk menemui Khadijah. Dalam perjalanan selalu memikirkan kejadian yang tadi dengan rasa takut, sampai mempunyai pemikiran kejadian yang dialami apakah kejadian yang diberikan Allah Swt atau kejadian tersebut merupakan makhluk halus yang berada di Gua Hira. Rasullah Saw lari dengan cepat agar bisa sampai ke rumah untuk meminta tolong kepada Khadijah.
Rasulullah Saw langsung meminta kepada Khadijah agar menyelimutinya, seluruh tubuh Rasulullah Saw dingin. Setelah Rasulullah Saw. mulai tenang, baru bisa menceritakan kejadiannya kepada Khadijah. Kemudian bertanya kepada Khadijah apakah engkau mempercayainya apa yang saya ucapkan? Khadijah tersenyum dan mempercayai apa yang di ucapkan Rasulullah Saw. Khadijah selalu menemani setelah peristiwa tersebut, karena Rasulullah Saw terlihat masih ketakutan. Disaat Rasulullah Saw berbaring di tempat tidur Khadijah menghibur dan menasehati sembari berkata “sesekali tidak akan demikian! Dia tidak akan menghinakanmu selama-lamanya, engkau sungguh adalah orang yang selalu menyambung silaturahmi, pemikul beban orang lain disaat mendapat kesusahan, selalu memberi orang yang tidak mampu, suka menjamu tamu dan selalu menegakkan kebenaran. Kemudian Rasulullah Saw dan Khadijah berangkat untuk menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, sepupu Khadijah. Waraqah adalah seorang yang menganut agama Nasrani pada masa Jahiliyah. Maka Khadijah berkata kepadanya, ‘Wahai sepupuku, mohon dengarkanlah cerita ponakanmu ini. Lalu Rasulullah Saw menceritakan peristiwa yang terjadi di Gua Hira. Waraqah berkata kepadanya, itu adalah makhluk kepercayaan Allah Swt (Jibril) yang telah diutus kepada Nabi Musa.
Sungguh Khadijah merupakan wanita yang selalu menemani dan mendukung suami dalam keadaan apapun, bahkan Khadijah pernah menemani Rasulullah Saw ketika menerima wahyu. Rasulullah Saw selalu bersyukur karena mempunyai pendamping hidup yang selalu memberikan semangat, menenangkan dan memberikan motivasi-motivasi dalam keadaan bagaimanapun. Setelah menemui Waraqah, Rasulullah Saw merasa tenang karena mendapat penjelasan. Rasulullah Saw merasa semangat dan memulai perjuangan mendakwahkan ajaran Allah Swt. Rasulullah Saw berjuang menghadapi gangguan-gangguan yang dialami dari kaumnya. Walaupun banyak yang menolak ajaran yang disampaikan, Rasul tidak pernah menyerah, karena berjuang keadaan apapun ada istri yang selalu mendukung. Bahkan suatu waktu Khadijah ikut mendakwahkan ajaran Allah Swt, ini merupakan sosok perempuan yang shalihah dan terpuji.
Khadijah sangat mempercayai bahwa yang dialami suaminya adalah hidayah, sehingga peristiwa ini membuatnya bangga dan bahagia. Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Ishaq “Khadijah adalah perempuan yang pertama masuk Islam yang tidak ada yang mengetahui salah seorangpun. Setelah berdakwah beberapa tahun banyak yang mengikuti, Khadijah merasa lebih bahagia, walaupun masih banyak yang membenci, bahkan ada orang-orang yang ingin membunuhnya. Agar tidak bisa melanjutkan menyebarkan agama Islam. Khadijah juga perempuan yang membantu perjuangan Rasulullah Saw. dalam berdakwah mengajak keluarga, agar memeluk agama Islam. Bahkan tidak takut terhadap kaum Quraisy yang membenci ajaran yang disampaikan oleh suaminya.
Khadijah merupakan wanita yang penuh dengan kemulian, perilakunya penuh dengan teladan. Sejarah-sejarah banyak menceritakan tentang keistimewaan dan kemulian dalam menjalani hidup. Banyak sekali meninggalkan teladan yang bisa diambil pelajarann bagi kaum mu’minah. Karena bukan hanya berakhlak mulia saja, tetapi sudah memberikan contoh bagaimana ibadah, cara muamalah. Segala keistimewaan yang dimiliki semasa hidup menjadikan sebuah keberuntungan. Karena bisa hidup bersama kekasih Allah Swt bahkan ada berita yang mengatakan bahwa Khadijah adalah wanita pertama masuk surga dan mendapat ucapan salam dari Allah Swt. Keistimewaan ini bukan hanya datang begitu saja kepada Khadijah. Tetapi hal tersebut terjadi karena begitu merespon perjuangan dakwah Rasulullah Saw. rela mengeluarkan harta agar dakwah berjalan dengan baik. Bahkan selalu membangkitkan dakwah Rasulullah Saw. dan juga memberikan cinta yang besar terhadap suami sehingga suamipun sangat mencintainya.
Akhlak Khadijah harus dijadikan gambaran sebagaimana sikap seorang istri terhadap suaminya, agar seorang wanita memberikan kebahagian bagi suami dan anak-anak. Dan akhirnya akan membentuk keluarga sakinah, mawadah dan warahmah. Berikut adalah beberapa teladan bagi para istri yang dapat diambil pelajarannya:
1. Menerima suami apa adanya, ini merupakan teladan yang diajarkan oleh istri Rasulullah Saw. Peristiwa ini sebagaimana yang sudah ada dalam sejarah. Khadijah adalah wanita kaya raya dan orangnya sangat cantik. Bahkan banyak laki-laki yang mau menikahinya, tetapi Khadijah tidak memilih pasangan hidup yang kaya raya, yang dicari adalah keshalihan, sehingga memilih Rasulullah Saw.
2. Selalu ada ketika Rasulullah Saw membutuhkan. Khadijah selalu menemani suami dalam keadaan apapun, bahkan dalam keadaan pemboikotanpun yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy, selalu menjadi istri yang setia.
3. Penuh kasih sayang dan perhatian kepada Rasulullah Saw, perilaku ini yang diperlukan oleh para suami. Khadijah mempunyai cinta suci, sampai mampu mencurahkan kasih sayang kepada suami. Sehingga Rasulullah Saw tidak pernah menyakiti istrinya. Rasulullah Saw. bersabda “Sesungguhnya aku sudah diberikan karunia dengan cinta oleh istriku (Khadijah)”. (HR. Muslim).
4. Rela mengorbankan harta untuk suami. Khadijah mengajarkan kepada umat muslim, agar bisa memberikan apapun yang dibutuhkan oleh suami agar bisa menjalankan dakwah dan dermawan kepada orang lain.
5. Perkataan Khadijah menenangkan. Keistimewaan ini adalah suatu keberuntungan bagi suami jika mempunyai istri seperti ini. Perkataan Khadijah sangat bijak, sehingga Rasulullah Saw sangat mencintainya
Referensi:
Akbar, H. 2012. Pelangi Muslimah. Jakarta: Kota Santri.
al Ismail, Tahia. 1996. Tarikh Muhammad Saw. Perilaku Teladan Ummat. Jakarta; PT Raja Grafindo Persada.
al-Mubarokfuri, Shafiyyurrahman. 2001. Sirah Nabawiyah. Terj. Hanif Yahya. Jakarta: Darul Haq
Asrof, Fitri Ahmad. 2017. Lebih Sukses Berdagang Ala Khadijah dan Abdurrahman bin Auf. Yogyakarta. Semesta Hikmah.
Bashier, Zakaria. 1994. Mekah Dalam Kemelut Sejarah. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Hasan, Abdul Sirah. 2005. Nabawiyah Sejarah Nabi Muhammad Saw. Yogyakarta: Darul Manar.
Ibrahim, Muhammad Hasan. 2014. Khadijah Wanita Mukminin. Jawa Tengah: Insan Kamil.
Syahti, Aisyah Bintusy. 2004. Istri-istri Nabi Saw. Bandung: Pustaka Hidayah.
Kontributor: Dedih Rachman, Semester VII