Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid, Ulama Karismatik Pejuang Agama dan Negara

Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid, Ulama Karismatik Pejuang Agama dan Negara

Ma’had Aly – Hakikat pendidikan tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan (kognitif), tetapi juga pemupukan moral, melatih dan mempertinggi nilai-nilai kemanusiaan. Dalam hal ini, TGH Muhammad Zainuddin AM membuktikan dengan usaha dan upayanya membangun pesantren sebagai bentuk kontribusi mengembangkan pendidikan masyarakat Lombok pada saat itu. Dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, beliau mampu melanjutkan kepemimpinan orang tua beliau sebagai tokoh agama dalam menegakkan ajaran-ajaran agama. Tidak hanya itu, TGH Muhammad Zainuddin AM juga berkiprah dalam sosial-keagamaan, sehingga mampu membenahi keterbelakangan masyarakat yang masih dalam jajahan Belanda, Jepang, Hindu Bali. Tidak heran, jika sampai saat ini beliau dikenang masyarakat terutama Lombok sebagai ulama yang disegani dan dihormati.

Riwayat Hidup

Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid adalah seorang ulama terkenal dari Pulau Lombok. Beliau dilahirkan di Kampung Bermi Pancor, Lombok Timur pada tanggal 17 Rabiul Awwal 1324 H/ 1906 M. Merupakan anak terakhir dari 6 saudara dari pasangan TGH Abdul Majid dan Hj. Halimatussa’diyah. 

Nama kecil beliau adalah ‘Muhammad Saqqaf’, penamaan ini dilatarbelakangi sebuah peristiwa menarik tepat tiga hari sebelum kelahiran beliau. Yakni, ayahanda beliau TGH Abdul Majid didatangi dua waliyullah asal Hadhramaut dan Maroko. Keduanya kebetulan bernama sama, yakni ‘Saqqaf’’. Beliau berdua berpesan agar kelak anaknya diberi nama ‘Saqqaf’ yang artinya ‘Atapnya para Wali pada zamannya’. 

Sejak kecil TGH Muhammad Zainuddin Abdul Majid diakui memiliki kecerdasan dan kepandaian yang luar biasa. Beliau dibesarkan di tengah-tengah keluarga religius dan sangat dihormati masyarakat. Dibawah bimbingan ayahnya, pada usia 6 tahun beliau sudah fasih membaca Al- Qur’an. Oleh sebab itu, beliau diberi kepercayaan penuh untuk melanjutkan kepemimpinan ayahandanya sebagai tokoh masyarakat dan tokoh agama di Lombok. 

Latar Pendidikan

Di usia belia, TGH Muhammad Zainuddin Abdul Majid selain berguru kepada ayahandanya, juga berguru ilmu pengetahuan agama secara langsung kepada tokoh ulama di sekitar Lombok, yakni TGH Syarafuddin di Pancor dan TGH Abdullah bin Amak Dujali Kelayu Lombok Timur.

Pada usia 17 tahun, setelah menguasai beberapa pengetahuan agama dari ulama-ulama Lombok, atas saran ayahandanya TGH Muhammad Zainuddin AM melanjutkan menimba ilmu di Makkah al-Mukarromah. Beliau belajar berbagai disiplin ilmu pengetahuan kepada ulama-ulama di Makkah selama 12 tahun. Pada tahun 1928, beliau melanjutkan studinya di Madrasah Ash-Shaulatiyah yang pada saat itu dipimpin oleh Syaikh Salim Rahmatullah putra Syaikh Rahmatullah, pendiri Madrasah Ash-Shaulatiyah.

Kualitas maupun kuantitas Intelektualitas beliau tidak diragukan lagi. Selain luasnya pengembaran mencari ilmu dan keilmuwan yang dimilikinya, beliau juga memperoleh silsilah keilmuwan yang luar biasa. Pada setiap cabang keilmuan yang dikuasai beliau tidak hanya memiliki satu mata rantai, akan tetapi lebih dari satu guru yang tentu saja memiliki kemampuan dan pengetahuan agama yang luas.

Kiprah Sosial-Keagamaan, Pengabdian dan Perjuangan

Setelah menimba ilmu di Makkah, TGH Muhammad Zainuddin AM kembali ke kampung halamannya, Pancor, Lombok Timur. Pada tahun 1934 beliau mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) yang khusus diperuntukkan bagi santri putra, sebagai langkah awal pengabdian. Pada tanggal 15 Rabiul Akhir 1362 H/ 21 April 1943, beliau mendirikan Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI) yang dikhususkan kepada santri perempuan. 

Ditahun kepulangan beliau dari Makkah, bertepatan dengan peperangan antara Raja Syarif Husein dengan Raja Abdul Aziz bin Abdurrahman. Sebagai ulama pemimpin umat, TGH Muhammad Zainuddin MA dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa telah mengemban berbagai jabatan dan menanamkan berbagai jasa pengabdian.

Selaku seorang mujahid, beliau juga selalu berupaya mengadakan inovasi dalam gerakan perjuangannya untuk meningkatkan kesejahteraan umat. Diantara inovasi yang telah beliau rintis adalah Ma’had Darul Qur’an Wal Hadits sebagai jenjang pendidikan yang khusus untuk mencetak kader ulama, memperkenalkan sistem madrasi dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran agama di NTB, membuka lembaga pendidikan khusus bagi wanita, mengadakan syafatul Qubra, menciptakan hizib tarekat Nahdlatul Wathan, membuka sekolah umum di samping sekolah agama dan menyusum nazham berbahasa Arab bercampur bahasa Indonesia.

Karya

Disamping dikenal sebagai ulama yang memiliki kepedulian tinggi dibidang sosial dan pendidikan, beliau juga merupakan ulama yang produktif dalam kepenulisan. Bakat dan kemampuan beliau dalam bidang ini tumbuh dan berkembang sejak beliau masih belajar di Madrasah Shaulatiyah Makkah. Ditengah padatnya kegiatan beliau dalam melayani kepentingan umat, TGH Muhammad Zainuddin MA masih sempat mengarang beberapa kitab, kumpulan doa dan lagu-lagu perjuangan dalam bahasa Arab, Indonesia maupun Sasak. 

Karya-karyanya antara lain:

  1. Risalah al-Tauhid (Ilmu Tauhid berbahasa Arab)
  2. Sullam al-Hija’ 
  3. Syarah Safinah al-Najah (Ilmu Fiqih berbahasa Arab)
  4. Nahdlah al-Zainiyyah (Ilmu Faraidh berbahasa Arab)
  5. Al-Tuhfah al-Anfananiyah (Syarah Nahdlah al-Zainiyyah)
  6. Al-Fawakih al-Nahdliyah (Ilmu Faraidh berbahasa Arab)
  7. Mi’raj al-Sibyan ila Samaim al-Bayan (Ilmu Bayan berbahasa Arab)
  8. Anfat ‘Ala Tarikah al-Tsaniyah (Ilmu Mustholahul Hadist berbahasa Arab)
  9. Hizib Nahdlatul Wathan (Dzikir-dzikir)
  10. Hizib Nahdlatul Banat (Doa dan dzikir khusus untuk perempuan)
  11. Tarekat Hizib Nahdlatul Wathan (Dzikir harian dan setelah shalat)
  12. Batu Ngumpal Anak Nunggal (Ilmu Tajwid berbahasa Sasak)
  13. Tarekat Batu Ngumpal (Ilmu Tajwid berbahasa Sasak)
  14. Wasiat Renungan Masa I (Nasihat dan pengalaman TGH)
  15. Wasiat Renungan Masa II
  16. Ta’sis NWDI
  17. Imamuna al-Syafi’i
  18. Mi’raj al-Sibyan
  19. Siraj a-Qulub fi Da’iyat ‘Alamat al-Guyub

Wafat

Sejak awal tahun 1990 kesehatan TGH Muhammad Zainuddin AM mulai menurun, meskipun begitu semangat dakwah dan perjuangan beliau tidak kenal lelah. Tiada hari tanpa dakwah, itulah prinsip yang selama ini dijalankan. Pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1418 H/ 21 Oktober 1997 M, beliau wafat dikediamannya di komplek mushola al-Abror yang berada dikawasan Pondok Pesantren Darunnahdlatain, Pancor Lombok Timur.

Berkat kegigihan dan perjuangan beliau, kondisi masyarakat Lombok dalam hal keilmuwan dan pengetahuan agama berkembang sangat baik. Pesantren dan sistem pendidikan yang beliau tanamkan menjadi cikal bakal pesantren-pesantren yang berkembang di Pulau Lombok maupun Nusantara. 

Referensi

A. Mujib, dkk, Intelektualisme Pesantren, Jakarta: Diva Pustaka, 2003.

Budiwanti Erni, Islam Sasak, Yogyakarta: Lkis Pelangi Aksara, 2000.

Haramain Muhammad, Dakwah Moderasi Tuan Guru, Sulawesi: IAIN Parepare Nusantara Press, 2019.

Erni Budiwanti, Islam Sasak; Wetu Telu versus Waktu Lima, Yogyakarta: Lkis Pelangi Aksara, 2000.

Supriyanto, dkk, Islam dan Kearifan Lokal: Ekspresi Keberagamaan di Asis Tenggara, Yogyakarta: Deepublish, 2018

Budi Gunawan, “Biografi Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (Lombok)”, https://ulamanusantaracenter.com/701-2/

Tim Pejuangmuda, “Biografi TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid – Pahlawan Nasional Pertama dari Provinsi NTB”, https://pejuangmuda.com/532/

Kontributor : Maylitha Luciona Demorezza, Semester V

Leave a Reply