Ibu kota masih hidup,
padahal hari telah lelah.
Setiap nyawa sibuk berlalu dan melanglang.
Tak ada celah pada waktu untuk tenang.
Matahari abu-abu mulai menutup kelambu.
Udara bisu menunggu menghatur sendu.
Nama dan keindahan-Mu terus membiru.
Para pasukan tertunduk bersimpuh syahdu.
Pasukan istighfar menderu menggebu,
meramaikan sunyi memohon ampunan diri.
Tak pandang kelopak mata enggan melirik.
Tegaskan doa walau hanya secarik.
Dua kali dalam serotasi bumi,
menyambut dan menghantar pergi sang mentari.
Pasukan istighfar terikat dusta yang tersipu,
merasakan tangan dan kaki tak tahu malu.
Kedoya, 04 Februari 2018 – El Faza