Lihatlah tepat di bawah tiang berlampu itu
Ya, pemuda yang tak jemu memetik julangan senar
Mereka hidup karena jari-jarinya sendiri
Betapa ruginya kehidupan mereka
Lihatlah di tengah gemerlap pelangi malam
Ya, para pehuyung bermata gelambir
Mereka hidup dengan lembaran kertas bernominasi
Betapa sialnya nasib mereka kelak
Lihatlah kupu-kupu hina yang terbang di malam hari
Ya, merekalah pencatar bening mata manusia
Mereka hidup dengan rendahnya harga diri
Betapa hina kehormatan mereka
Sekarang, bukalah gerbang hijau sederhana itu
Sebuah bangunan berjuluk pemukiman ruhani…
Lihatlah para pesaing yang bersuing tak tersaing
Ya, mereka yang bersaing merebut ganjaran
Mereka hidup karena taat terhadap agama
Betapa beruntung kehidupan mereka
Lihatlah gigih tekun para pemuda bersarung itu
Ya, para pemuda pencoret kaki huruf arabi
Mereka hidup karena takwa pada agama
Betapa mulia perjalanan hanyut mereka
Lihatlah sujud tunduk ketakwaan sang santri
Ya, rintih tangis doa selalu membasahi
Merekalah para pejuang perindu surga
Betapa bersinarnya akhirat mereka
Kedoya Utara, Jum’at 09 Februari 2018 – Muhammad El-Husny