Ma’had Aly – Guru adalah profesi mulia. Setiap orang yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk mendidik siswa dan orang-orang sekitarnya agar menjadi tunas-tunas bangsa yang akan tumbuh menjadi pembangun bangsa. Ungkapan yang keluar dari lisan seorang guru ibarat setetes embun di tengah padang gersang dan tandus. Ia menyejukkan, menyegarkan dan menumbuhkan. Guru merupakan sosok ideal yang menjadi banyak orang. Ia menjadi dambaan peserta didik. Ia juga menjadi panutan dan teladan bagi yang lain. Guru merupakan tempat bertanya tentang ilmu kehidupan. Tentu kita masih ingat, saat pertama kali berhadapan dengan guru yang baru, baik TK maupun SD dan seterusnya. Saat itu kita masing seorang bocah kecil mungil, dan belum mengetahui seluk-beluk kehidupan di sekolah.
Dulu, saat sekolah, ada rasa bangga ketika nama kita dipanggil oleh pak guru atau ibu guru. Kita merasa tersanjung ketika guru mengajak kita untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pelajaran. Selain orang tua, guru juga menjadi pembimbing kita. Guru selalu menampilkan wajah yang tersenyum dan memberi dorongan kepada para muridnya. Guru adalah sosok pemberi ilmu. Guru itu, kita pandang sebagai orang yang hebat dan berwibawa, ia sangat ramah, manis, serba bisa dan serba tahu, bahkan semua benar. Namun, pada saat tertentu guru bisa tampil sebagai orang yang tegas. Karena tegasnya itu, kita memberi cap dengan sebutan khusus yaitu: guru killer dan sejenisnya.
Sungguh, guru adalah orang yang paling hebat, dan berkarisma. Auranya sebagai orang yang berilmu itu membuat kita selalu siap dan mau mendengar. Setelah hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun berjalan terus. Kehidupan masa kanak-kanak sudah kita tinggalkan. Masa remaja mulai kita alami. Sudah beberapa tahun kita menjadikan sekolah sebagai tempat kedua yang sangat penting bagi kehidupan kita. Saat kita duduk di sekolah menengah atau di perguruan tinggi, kematangan kita dalam berfikir sangat kuat.
Dalam pandangan para ahli pendidikan, sebagai manusia, anak didik memiliki karakter dan kapasitas yang luar biasa besar. Secara umum anak didik memiliki karakteristik tertentu yaitu:
- Belum memiliki kepribadian dewasa sehingga ia masih menjadi tanggung jawab pendidik atau guru.
- Masih bisa menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya sehingga ia masih menjadi tanggung jawab guru atau pendidik.
- Memiliki sifat-sifat dasar manusia yang sedang berkembang secara terpadu, yaitu kebutuhan biologis, rohani, sosial, emosi, kemampuan berbicara, latar belakang sosial.
Sejatinya, keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak. Di dalam keluarga inilah seorang anak membangun karakter dan kepribadian, selain kedua orang tua, orang lain yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter dan kepribadian adalah seorang guru atau pendidik.
Bagi guru, 25 November adalah hari sangat istimewa. Istimewa karena diperingati sebagai Hari Guru Nasional sekaligus ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia. Guru adalah jabatan profesi sehingga seorang guru harus mampu melaksanakan tugasnya secara profesional. Dasar dan tujuan pendidikan adalah suatu masalah yang sangat fundamental dalam pelaksanaan pendidikan. Pendidik memiliki pran dan posisi yang sama penting dalam konteks penyelenggaraan pendidikan. Guru sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola demonstrator, pembimbing, motivator dan evaluator. Ketujuh hal tersebut merupakan macam-macam tugas seorang guru atau pendidik. Walau pun guru bukanlah superhero ataupun superstar, tetapi guru tetaplah seseorang insan yang mempunyai banyak sekali kelebihan, di tangan gurulah sebenarnya pemimpin bangsa dididik dan dibimbing.
Guru adalah vigur yang sangat penting dalam hidup kita. Keberadaan guru sudah ada sejak zaman dahulu, sejak manusia paling awal diciptakan yaitu nabi Adam as. Kemajuan sebuah bangsa ditentukan oleh kemampuan para pendidiknya untuk mengubah karakter generasi penerusnya ke depan. Pemimpin! Guru! Alangkah hebatnya menjadi seorang yang spesial di dalam sekolah. Guru sebagai pahlawan pembangunan, kenapa? Karena di tangan merekalah akan lahir pahlawan-pahlawan pembangunan yang kelak mengisi ruang-ruang publik negeri ini. Guru yang menumbuhkan keingintahuan anak didik dan mengarahkannya dengan cara yangpaling mereka minati.
Sejatinya, manusia itu dilahirkan ke bumi hanyalah untuk berjalan. Mendidik sangatlah membutuhkan kesabaran yang sangat tinggi. Menjadi seorang guru adalah tangan langit. Guru selalu menyampaikan materi kepada kita sampai tuntas sehingga kita dapat memahamiya. Peran guru sangatlah penting dalam mencerdaskan anak bangsa. Guru adalah seorang panutan yang harus kita hormati. Tutur katanya yang lembut sehingga apa yang disampaikannya dapat diterima oleh anak didik.
Adapun semboyan dari Ki Hajar Dewantara adalah sebagai berikut:
- Ing ngarso sung tulodo yang artinya di depan memberi teladan
- Ing madyo mbangun karso yang artinya di tengah memberikan motivasi atau semangat
- Tut wuri handayani yang artinya di belakang memberikan dorongan.
Semboyan di atas dapat membangkitkan semangat para guru untuk senantiasa memberikan teladan yang baik dan selalu berupaya membangkitkan semangat dan motivasi belajar para peserta didik sehingga bisa membentuk generasi muda penerus bangsa yang berbudi luhur dan berakhlak mulia.
Pada tanggal 25 November 2019 adalah Hari Guru Nasional di mana kita memperingati Hari Guru Nasional karna kerja keras, semangat seorang guru yang selalu memberikan ilmu kepada kita.
Sungguh mulia engkau wahai guru. Tanpa guru apa artinya sebuah bangsa. Sebesar apapun bangsa itu. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati gurunya. Guru, engkau patriot bangsa dengan sejuta jasa!
Bidang pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat fundamental dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan. Juga merupakan faktor penentu bagi perkembangan sosial dan ekonomi ke arah kondisi yag lebih baik. Guru sebagai bagian dari organisasi sekolah memiliki kewajiban untuk melaksanakan serangkaian tugas sesuai dengan fungsi yang harus dijalankan. Guru juga sebagai pengembang sikap toleransi dan saling pengertian. Peran guru sangatlah besar untuk menumbuhkan saling pengertian di antara peserta didiknya.
Terima kasih guruku,… tanpamu guru, kita tidak ada apa-apanya.
Without you, we would have been lost. Thank you teacher, for guiding us, inspiring us and making us what we are today.
Referensi
Izzan, Ahmad. Membangun Guru Berkarakter. Perpustakaan Nasioanal. Bandung.
Mahmud, Amirudin. 2018. Catatan Seorang Guru. Deepublish. DIY.
Musruadi. 2018. Profesi Kependidikan. Deepublish. Yogyakarta.
Jatmiko, Aji. 2014. Antologi Pendidikan. Radar. Banyuwangi.
Darmadi. 201. Guru Jembatan Revolusi. CV Kekata Group. Surakarta.
Oleh : Oktavia Isnawati, Semester VI