MAHADALYJAKARTA.COM—Di bukit Sabika, berdiri sebuah bangunan yang menjadi tempat tinggal para penguasa, bangunan yang pernah menjadi simbol kejayaan yang gemerlap serta keruntuhan yang tragis bagi peradaban Islam. Alhambra, sebuah nama yang dikenal dengan Istana Merah yang megah, tidak hanya letaknya yang strategis, ia juga memiliki arsitektur yang sangat indah dan mempesona. Dimulai dengan tembok yang dipenuhi dengan ukiran ayat-ayat Al-Quran, hingga lantai marmer yang menjadi pijakan para sultan, Alhambra merupakan saksi bisu bagaimana Islam dapat mendirikan istana yang amat megah serta memikat khalayak ramai. Lantas bagaimana sebuah bangunan dapat menggabungkan keindahan arsitektur dengan kekuatan politik? Bagaimana pula sebuah bangunan dapat bertahan dari zaman di mana ia menjadi saksi bisu bangkit jatuhnya sebuah peradaban?
Alhambra merupakan istana terakhir yang terletak di Granada Spanyol. Nama Alhambra sendiri diambil dari bahasa arab yakni hamra bentuk jamak dari ahmar yang artinya merah. Karena hampir seluruh bangunannya terbuat dari batu bata dan tanah liat berwarna merah. Selain itu, terdapat versi lain mengenai penamaan Alhambra. Di antaranya sejarawan muslim meriwayatkan bahwa pembangunan Alhambra ini dilakukan di bawah cahaya obor. Dari cahaya itulah yang menyebabkan dinding Alhambra menjadi rona merah, inilah mengapa Alhambra disebut sebagai istana merah. Ada pula pendapat lain yang mengatakan bahwa nama Alhambra diambil dari seorang pendirinya yakni Ahmar. Itulah beberapa alasan mengenai penamaaan Alhambra
Sejarah berdirinya Alhambra
Alhambra didirikan pada tahun 1238 oleh Muhammad bin Nasr (Al- Ahmar) yang merupakan keturunan dari suku Khazraj sebagai bentuk perlindungan. Pembangunannya tidak terjadi sekaligus, melainkan melalui tahapan-tahapan. Dimulai dengan kedatangan kaum Muslim pertama ke Spanyol pada tahun 711M, saat pasukan Muslim yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad menyerbu dari arah Afrika Utara. Penaklukan ini menandai interaksi dan dominasi Muslim di Iberia yang mencapai puncaknya pada abad ke-8M.
Dokumen sejarah pertama tentang Alhambra mencatat bahwa pada abad ke-9M, seorang bernama Sawwar bin Hammud mencari perlindungan dari perang saudara, ia menemukan benteng bernama Alcazaba. Benteng ini kemudian menjadi bagian dari bangunan Alhambra. Sawwar dan rakyat muslim menjadikan benteng tersebut sebagai tempat pertahanan.
Dikatakan pasukan muslim yang masuk ke semenanjung Iberia dikenal dengan bangsa Moor atau Bani Ahmar(bangsa yang berasal dari Afrika Utara. Pada saat itu Moor memainkan peran penting dalam penaklukan dan pemerintahan muslim di Iberia, menjadikan wilayah tersebut bagian dari kekuasaan Islam selama beberapa abad. Menurut sejarawan Albert Hourani, dinasti-dinasti di Spanyol ini, atau yang dikenal sebagai al-Andalus, mengubah kota seperti Cordoba, Sevilie, dan Granada menjadi pusat perdagangan, budaya, dan intelektual.
Alhambra pertama kali dibangun di atas benteng-benteng Romawi kuno pada abad ke-9. Kemudian pada abad ke-11 dinasti Berber Zirid merenovasi tembok Alhambra. Namun, ciri arsitektur dan ikonik Alhambra baru muncul pada abad ke-13, di bawah pemerintahan dinasti Narsyid.
Alhambra bukti Kejayaaan Dinasti Narsyid
Sejarah mencatat bahwa Alhambra mengalami masa keemasannya pada permulaan Dinasti Narsyid yakni pada abad ke-13 hingga abad ke-14. Raja pertaman dari dinasti Narsyid ini adalah Muhammad I (al-Ahmar) yang menjabat pada tahun 1238-1273 yang semula mendirikan bangunan ini sebagai tempat tinggalnya. Kemudian bagian Alcazaba diperkuat dan diperluas dengan dibangunnya Torre del Homenaje.
Penerus dari Muhammad I, adalah Mohammad II dan Mohammad III. Mereka memperindah Alhambra dengan mengalirkan sungai Darro, serta mendirikan gudang, dan membangun masjid. Pada tahun 1333, sebagian besar bangunan di Alhambra mulai dibangun. Pembangunan ini dimulai pada masa pemerintahan Raja Yusuf I. Pada masa ini, Raja Yusuf I memperbaiki Alcabaza dan menambahkan bangunan-bangunan baru, seperti Patio de Leones (Halaman Singa, Gerbang Peradilan, pemandian serta Aula Kapal.
Selain pembangunan tersebut, pada masa itu juga dilakukan ekstensi dan dekorasi menara Pembangunan berlangsung hingga masa pemerintahan Muhammad V, yaitu pada tahun 1391. Pada masa Mohammad V inilah Alhambra mencapai puncak kejayaannya. Karena adanya renovasi besar-besaran serta adanya bangunan-bangunan baru yang dibangun. Selain itu, Alhambra juga menampilkan arsitektur dan seni yang membuat Alhambra menjadi salah satu arsitektur terbaik bangsa Moor di Spanyol.
Arsitektur Alhambra
Alhambra terkenal dengan letaknya yang strategis. Karena bertepatan di atas bukit kota Granada. Yang membuat orang yang berada disana dapat melihat seluruh kota Granada. Selain terkenal karena letaknya, Alhambra juga terkenal dengan arsitekturnya yang indah seperti: empat istana besar (Mexuar, Istana Comares, Istana Singa, dan Istana Partal). Kompleks tiga istana kecuali Istana Partal dikenal dengan Casa Real Vieja (Istana Kerajaan lama, dengan Istana Comares sebagai pusat dan bangunan resmi sultan. Namun, sebagian Comares dihancurkan oleh Charles V dengan tujuan menggantinya dengan membangun Istana Charles V.
Mexuar merupakan pintu utama masuk ke Istana Comares, sedangkan Istana Singa merupakan puncak arsitektur Islam, karena terkenal dengan air mancur marmernya dan 12 singa. Di sekitaran air mancur juga terdapat empat aula utama dengan kubah muqarnas. Di sisi timur Istana Partal hanya tersisa sebagian, termasuk kolam refleksi dn menara para wanita. Paviliunnya memiliki fungsi sebagai oratorium dengan mihrab berukir (Ashadi, 2023。Dinding dan langit-langit Alhambra juga penuh dihiasi dengan pola geometris yang rumit dan motif Arabesque. Pada masa kejayaaanya Alhambra ini dilengkapi oleh barang-barang berharga seperti barang yang terbuat dari mulia, perak, dan permadani-permadani indah yang alami buatan manusia. Dengan adanya ini menciptakan suasana magis bagi orang yang melihatnya.
Kerutuhan Dinasti Narsyid
Raja-raja Alhambra selalu memperhatikan kemakmuran rakyat sehingga pada saat itu pertanian dan perniagaan sangat maju. Selama 260 tahun Bani Ahmar berkuasa. Namun, pada pemerintahan Muhammad XII Abu Abdillah an-Nashriyyah timbul perselisihan internal antar keluarga yang membuat pemerintahan Alhambra saat itu melemah.
Pada saat inilah pada pertengahan tahun 1491M. Raja Ferdinand V dan Ratu Isabella (raja Kastilia dan Aragon yakni kerajaan Kristen yang bersatu dari utara mengepung Alhambra (Irwin, 2004. Sebelum menaklukan Alhambra Raja Ferdinand sudah terlebih dahulu menguasai kota-kota lain seperti Malaga pelabuhan terkuat di Andalusia, kemudian Guadix dan Almunicar, Baranicar, dan Almeria. Granada menjadi kota terakhir yang direnggut. Raja terakhir kota Granada (Abu Abdillah) menyerahkan Granada kepada Raja Ferdinand di halaman Istana Alhambra. Kejadian ini sering disebut Reconquesta (penaklukan kembali).
Dengan kemenangan umat Kristen inilah orang-orang Islam diperintahkan berpindah agama untuk dapat menetap disitu. Adapun yang tidak berpindah maka umat Kristen mengusir mereka dari tanah Spanyol. Bukan hanya Islam, agama Yahudi pun ikut terusir dari tanah ini. Padahal, ketika pemerintahan Islam umat mereka mendapat tempat, kehormatan, dan pekerjaan yang layak oleh Muslim Spanyol.
Setelah beralih kekuasaan, sebagian harta Islam dihancurkan seperti dibakarnya perpustakaan-perpustakaan Islam yang hanya menyisakan sedikit karya yang dapat kita baca, kemudian Masjid Cordoba juga dialih fungsikan menjadi Gereja Santa Maria.
Referensi
Irwin, Robert. 2011. The Alhambra. Inggris: Bookmarque Ltd.
Ashadi. 2023. Sejarah Peradaban Kota Arsitektur Dan Seni Dunia Islam Daulah Umayyah. Indramayu: Penerbit Adab.
Hoag, John D. 2004. Western Islamic Architecture. Revised ed. Dover Publicarions.
Fitro, Wibowo Marsudi, Alhambra Bukti Kejayaan Islam di Spanyol. https://luk.staff.ugm.ac.id/kmi/islam/gapai/alhambra.html diakses pada 10 Oktober 2003.
Washington, Irving. 1896. Rhe Alhambra: A Cycle of Studies on the Eleventh Century in Moorish Spain, New York: G.P. Putnam’s Sons.
Kontributor: Hasna Aziizah Shaoumi