Dalam Seminar Nasional “Tantangan dan Peluang Ma’had Aly ke Depan” di acara Bahtsul Masail Nasional Ma’had Aly Se-Indonesia, Universitaas dan Pesantren Se-Jawa Madura, Selasa (12/02/2019) di Yayasan Pondok Modern Al-Rifa’ie, Malang.
KH Abdul Jalal, M.Ag. selaku pemateri menyampaikan beberapa tantangan dan peluang Ma’had Aly sebagai salah perguruan tinggi yang berbeda daripada yang lain.
“Ma’had Aly itu bukan perguruan tinggi umum ataupun perguruan tinggi keagamaan, tapi perguruan tinggi pesantren,” tutur beliau.
Sebagai perguruan tinggi yang belum terlalu melangit di Indonesia, Ma’ahd Aly tentunya harus segera dipublikasikan secara luas, supaya masyarakat lebih tahu apa itu Ma’had Aly.
“Problem Ma’had Aly sekarang adalah problem memperkenalkan diri, kementrian agama belum mensosialisasikan Ma’had Aly secara luas. Tugas DEMA (Dewan Mahasantri) Ma’had Aly, itu,” lanjut ketua AMALI (Asosiasi Ma’had Aly Indonesia).
Dengan adanya media sosial tentunya menjadi kesempatan Ma’had Aly untuk tampil dan memperkenalkan diri lebih lebih luas.
“Ada orang tua menarik anaknya dari Ma’had Al karena belum tahu apa itu Ma’had Aly, anggapnya Ma’had Aly belum jelas arahnya. Itu semua berangkat dari ketidaktahuan tentang apa itu Ma’had Aly,” imbuhnya.
Ma’had Aly yang merupakan tingkat lanjutan dari tingkat Aliyah di pesantren, masih membawa nilai minus tersendiri, yaitu kurang kreatif dalam bidang kepenulisan. Hal itu merupakan nilai minus yang masih belum terpecahkan dari bawaan santri.
“Ma’had Aly harus kreatif, kalau bisa satu angkatan minimal menghasilkan satu karya,” tutur KH Abdul Jalal.
Tapi sebagai perguruan tinggi pesantren, Ma’had Aly memiliki nilai plus yang tidak dimiliki oleh perguruan tinggi pada umumnya. “Kitab kuning (kitab turots) adalah ciri khas Ma’had Aly, malah tidak boleh mamakai terjemahan, kalau pakai terjemah nanti bikin malas, sulit tidak sulit, sebisa mungkin jangan pakai terjemah,” lanjutnya.
“Ma’had Aly tidak menggunakan SKS. SKS merupakan kegagalan yang tidak boleh terulang, Ma’had Aly harus menggunakan sistem pesantren,” lanjutnya.
Sebagai perguruan tinggi yang didominasi oleh para santri, Ma’had Aly memiliki sumber daya pesesrta didik yang sudah dibekali dengan penguasaan kitab kuning dan ilmu-ilmu agama, jadi keilmuan mahasantri tidak diragukan lagi.
“Jangan ragu-ragu. Kalau ilmu sudah dapat, insya Allah banyak peluang bagi kita, termasuk peluang jadi menantu Kiai.” Tutupnya.(MA)