MAHADALYJAKARTA.COM— Di tengah hiruk-pikuk Provinsi Lampung, berdirilah Islamic Center Lampung yang megah dengan masjid Baitus Shobur sebagai permata utamanya. Masjid ini bukan sekedar tempat ibadah, melainkan juga sebuah karya seni arsitektur yang memikat. Dengan perpaduan indah antara desain tradisional Islam dan sentuhan modern, Masjid Baitusshobur menghadirkan suasana spiritual yang damai sekaligus memanjakan mata dengan keagungan bangunannya.
Selain menjadi pusat spiritual, masjid spiritual juga menjadi ikon kebanggaan masyarakat lampung, menarik perhatian banyak orang yang datang untuk merasakan ketenangan sekaligus mengagumi kemegahan arsitekturnya. Di setiap sudutnya, Masjid Baitusshobur menyajikan harmoni antara spiritualitas dan keindahan, mengundang siapapun untuk lebih dekat dan menikmati pesona unik yang ditawarkannya. Mari kita jelajahi pesona spiritual dan arsitektur Masjid Baitusshobur yang memukau!
Sejarah Islamic Center Tulang Bawang Barat
Wisata religi merupakan tempat yang memiliki makna khusus bagi umat beragama, biasanya berbagai tempat ibadah yang kelebihannya dapat dilihat dari sisi sejarah, keunikan maupun arsitektur bangunannya. Islamic Center Tulang Bawang Barat diresmikan pada 10 Muharram 1438 H yang bertepatan pada tanggal 11 oktober 2016 oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Drs. H. Lukman Hakim Saifudin dan Bupati Tulang Barat Bpk. Umar Ahmad S.P. Setelah diresmikan, Islamic Center ini cukup dikenal oleh masyarakat, dengan tanpa mengurangi fungsinya sebagai kajian keIslaman. Sehingga banyak masyarakat dari dalam dan juga luar daerah berbondong-bondong untuk menikmati keindahan dari Islamic Center ini. Keindahan tersebut merupakan hasil desain arsitek Indonesia yang cukup terkemuka yakni Isandra Matin yang dikenal dengan sebutan Andra Matin.
Islamic Center terletak di Pulung Kencana, Kelurahan Panaragan Jaya, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Pembangunan Islamic Center Lampung merupakan bagian dari inisiatif pemerintah daerah dan didukung oleh berbagai pokok masyarakat serta ulama setempat. Gagasan awal Islamic Center di Lampung kemungkinan besar didorong oleh pemerintah provinsi, yang ingin menyediakan sarana ibadah dan pusat pendidikan Islam bagi warganya. Para ulama dan tokoh agama setempat juga terlibat dalam perencanaan, memberikan masukan tentang bagaimana pusat tersebut dapat melayani umat Islam secara optimal. Islamic Center tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi tempat pusat kajian agama, pendidikan, dan dakwah, yang semua itu membutuhkan panduan dari tokoh-tokoh agama.
Setelah gagasan pembangunan disetujui, proses konstruksi dimulai. Islamic Center ini kemungkinan besar dibangun secara bertahap, dengan melibatkan berbagai pihak. Setelah selesai, Islamic Center Lampung diresmikan oleh pejabat daerah, tokoh agama, atau mungkin oleh tokoh nasional.
Unsur Filosofi
Islamic Center Tulang Bawang Barat memiliki dua bangunan utama yakni Balai Sesat Agung Bumi Gayo dan Masjid Baitusshobur. Balai Sesat Agung Bumi Gayo merupakan tempat untuk masyarakat berkumpul, bermusyawarah, dan bersepakat selayaknya Balai Desa. Sesat Agung dibuat dengan desain horizontal yang menggambarkan hubungan antar manusia dengan 9 atap pelana yang terlihat seperti 4 rumah besar yang menaungi 5 rumah. Hal tersebut menggambarkan bahwa terdapat 4 marga besar yang ada di Tulang Bawang yang bersatu dan berbaur dengan transmigran dari 5 pulau besar Indonesia. Sedangkan Masjid Baitusshobur adalah masjid yang dibuat vertikal dan tidak memiliki Menara serta kubah di atasnya yang memiliki arti tempat orang yang sabar. Masjid ini memiliki ukuran 34×34 meter dan ditopang dengan 114 pilar beton serta dengan ketinggian 30 meter. Masjid ini memiliki 99 lubang cahaya dari dalam yang menerangi masjid dan akan berubah sesuai putaran bumi mengelilingi matahari, karena hal inilah Masjid Baitusshobur sering disebut juga masjid 99 cahaya.
Ukuran 34×34 meter sendiri diambil dari banyaknya jumlah sujud ketika menjalankan salat wajib. 114 pilar merupakan lambang banyaknya surah dari kitab suci Al-Qur’an. Bentuk persegi lima pada bangunan masjid melambangkan salat wajib yang jumlahnya lima. Ketinggian 30 m memiliki arti bahwa juz dalam Al-Qur’an ada 30 juz. Masjid ini bisa menampung 2.500 jama’ah. Kemegahan Islamic Center ini juga sampai ke negara Italia. Sang arsitek bapak Isandra Matin Ahmad memamerkan maket Islamic Center Tulang Bawang Barat di Venice Italia. Bahkan di ajang penghargaan arsitektur Internasional yang diadakan di Italia Bapak Isandra Matin Ahmad menorehkan prestasi dengan meraih gelar penghargaan tinggi di Italia.
Selain bentuk bangunan masjid yang unik, di komplek Islamic Center Tulang Bawang Barat terdapat sebuah rumah adat Lampung yang terletak di sebelah masjid. Nama rumah adat lampung ini adalah sesat agung bumi ghayo.
Perpaduan bentuk masjid yang dirancang vertikal dan sesat agung yang dirancang horizontal melambangkan prinsip hubungan dengan tuhan dan hubungan dengan sesama yang merupakan prinsip Islam. Komplek Islamic Center yang diresmikan pada tanggal 11 Oktober 2016 oleh Menteri Agama Lukman Hakim ini juga memiliki danau indah dengan jutaan ikan yang terdiri dari ikan nila, ikan mas, dan ikan patin. Kemegahan komplek Islamic Center Tulang Bawang Barat ini kian asri dengan adanya pepohonan besar dan hamparan rumput hijau yang semakin menambah kenyamanan pengunjung untuk bersantai bersama keluarga atau teman-teman.
Keunikan Arsitektur Masjid Baitusshobur
Salah satu daya tarik utama Masjid Baitusshobur adalah arsitekturnya yang menggabungkan elemen-elemen tradisional dan modern secara harmonis. Bentuk kubah yang megah dengan 99 lubang melambangkan asmaul husna, yaitu nama-nama Allah. Desain ini tidak hanya menambah keindahan visual, tetapi juga memiliki makna spiritual yang dalam setiap langkah ibadah mereka. Ornamen geometris dan pola arabesque yang dipadukan dengan seni kontemporer juga menjadikan masjid ini sebagai perpaduan unik antara seni klasik dan modern yang menarik bagi siapa saja yang mengunjunginya.
Kubah besar masjid yang berwarna emas dan biru juga mencerminkan kekuatan dan kedamaian. Pilar-pilar kokoh di sekitar masjid mengingatkan kita pada arsitektur klasik masjid-masjid besar di dunia islam, tetapi dengan sentuhan modern yang menyesuaikan perkembangan zaman. Di dalamnya, ruang shalat yang luas didesain sedemikian rupa untuk memberikan kenyamanan bagi jama’ah. Tidak hanya itu, ornamen-ornamen kaligrafi yang menghiasi dinding masjid menambah sentuhan estetika yang menakjubkan. Setiap kaligrafi yang terpahat dengan rapi bukan hanya sekedar dekorasi, tetapi juga pengingat akan nilai-nilai spiritual dalam ajaran islam.
Masjid Baitusshobur telah menjadi ikon kebanggaan bagi masyarakat Lampung dan bukti nyata bagaimana arsitektur dapat menyatukan keindahan visual dengan kedalaman spiritual. Bagi pengunjung yang ingin merasakan kedamaian, kekhusyukan, dan keagungan arsitektur, Islamic Center Lampung adalah destinasi yang tak boleh dilewatkan. Pesona masjid ini akan selalu menjadi warisan yang abadi, menginspirasi generasi mendatang untuk terus menjaga harmoni antara iman, budaya, dan seni.
Referensi:
Abduh, Muhammad. 2021. “Pengelolaan Masjid Agung Islamic Center Sebagai Objek Wisata Religi.” Jurnal Kebijakan Publik, Vol. 12, No. 1, Maret, hal. 01.
- Jamil, Sakirman. 2023. Dinamika Arah Kiblat Masjid Agung. Lampung Tengah: Kolaborasi Pustaka Warga.
Chandra, W., & Thahir, A. R. 2021. “Penerapan Arsitektur Kontemporer pada Fasad Bangunan Islamic Center di Tulang Bawang Barat Lampung.” Prosiding Seminar Intelektual Muda, Vol. 2, No. 2, Februari, hal. 22.
Dharmawan, Annisa A. P. 2020. Penerapan Konsep Arsitektur Kontemporer Pada Selubung Bangunan Kantor di Jakarta. Jakarta: Universitas Trisakti.
Manasikana, A., Anwar, M. S., & Setiawan, A. 2024. “Eksplorasi Etnomatematika Islamic Center Tulang Bawang Barat.” Jurnal Perspektif, Vol. 8, No. 2, hal. …
Saputra, Andika. 2020. Arsitektur Masjid: Dimensi Idealitas dan Realitas. Jawa Tengah: Muhammadiyah University Press.
Kontributor: Atikah Sa’diatus Zahra, Semester IV
Editor: Siti Yayu Magtufah