Wisuda Perdana Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta Kukuhkan 69 Wisudawan

Wisuda Perdana Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta Kukuhkan 69 Wisudawan

Ma’had Aly – Sidang Terbuka Senat Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta dalam rangka Wisuda Marhalah Ula (program sarjana Strata 1) ke-1 Mahasantri Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta berjalan dengan lancar. Acara yang bertempat di lapangan utama pondok pesantren Asshiddiqiyah dan disiarkan secara langsung di kanal Youtube Pondok Pesantren Asshiddiqiyah tersebut berjalan dengan khidmat pada Kamis (11/11).

Acara ini dihadiri oleh perwakilan lembaga pemerintahan dari Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), H. Aceng Abdul Aziz, S.Ag., M.Pd. selaku Kepala Subdirektorat Pendidikan Diniyah dan Ma’had Aly dan KH. Ahmad Rusydi, Lc., M.A., Kasi Kurikulum Subdirektorat Pendidikan Diniyah dan Ma’had Aly, pimpinan dan pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, para masyayikh dan mudir Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta serta keluarga wisudawan/wisudawati.

Wisuda perdana Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah ini berhasil mengukuhkan 69 orang wisudawan Marhalah Ula takhassus Tarikh al-Islami wa Tsaqofatuhu (Sejarah Peradaban Islam) konsentrasi Sejarah Islam di Indonesia yang terdiri dari tiga angkatan, yaitu angkatan X (Al-Fath), angkatan XI (Muallaqosh), dan angkatan XII (HIMAVI).

Sidang dibuka oleh ketua Dewan Masyayikh, KH. M. Mujib Qulyubi yang diawali dengan tawasul kepada pendiri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. dilanjutkan pengetukan palu sebagai simbol peresmian pembukaan sidang terbuka dan prosesi wisuda.

Khadimul Ma’had, KH. Ahmad Mahrus Iskandar dalam sambutannya menuturkan bahwa prosesi wisuda hanyalah sebatas formalitas dan bentuk rasa syukur semata. Karena, pada hakikatnya perjuangan yang sebenarnya adalah sebuah syahadah (kerja nyata) apa yang akan para wisudawan lakukan setelah ini. Wakil Rais Syuriyah PC NU Jakarta Barat ini juga menegaskan bahwa wisuda adalah langkah awal untuk para wisudawan menuju perjuangan yang sesungguhnya dalam mengabdikan diri di masyarakat guna mempertanggungjawabkan serta mengamalkan ilmu yang telah dipelajari.

“Saya berharap, lulusan awal ini menjadi bidayah (permulaan) uswatun hasanah untuk yang lain,” harap Khadimul Ma’had untuk para wisudawan.

Sesuai dengan konsentrasinya yaitu Sejarah Islam di Indonesia, acara yang berlangsung kurang lebih 3 jam itu mengambil konsep kenusantaraan yang dalam hal ini dapat dilihat dari bentuk gapura keraton yang menjadi pintu masuk area sidang dan terdapat pula gunungan wayang di sebelah kanan dan kiri panggung yang menambah kesan corak Nusantara di dalamnya. Hal tersebut mendapatkan apresiasi penuh dari kepala Subdirektorat Pendidikan Diniyah dan Ma’had Aly, H. Aceng Abdul Aziz dalam sambutannya mewakili Menteri Agama, Yaqut Qalil Qoumas. 

“Kita saksikan. Ini sangat membanggakan. Ketika menghadap kepada Dewan Masyayikh, di kiri dan kanan ada corak etnisnya dan ada bendera merah putih. Sesuatu yang menunjukkan bahwa pesantren konsisten untuk menjadikan Islam sebagai ajaran dan inspirasi, di mana hal itu mengkristal dalam kebudayaan dan peradaban,” ungkapnya.

Pewarta: Winda Khoerun Nisa, Semester III

Leave a Reply