Talkshow Mahasantri: Kolaborasi Mahasantri untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Talkshow Mahasantri: Kolaborasi Mahasantri untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Ma’had Aly – Dalam rangka memeriahkan acara Kongres Badan Eksekutif Mahasantri Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta ke-XI, panitia Kongres BEM Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta bekerja sama dengan Dema Amali Nasionaldan komunitas IBIDISM (Inspirations Base Initiatorsand Developers Intitutionfor Santri of Ma’had Aly) mengadakan talkshow mahasantri dengan mengusung tema, “Kolaborasi Mahasantri untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045” pada Kamis siang (02/03).

Acara yang dilaksanakan secara offline di perpustakaan Asshiddiqiyah dan virtual melalui zoom meeting itu berjalan dengan lancar mulai pukul 14.05-16.20 WIB.

Acara talkshow yang berlangsung kurang lebih dua jam setengah itu dihadiri oleh Ustaz Nur Salikin, Mudir II Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta yang juga menjabat sebagai bendahara Asosiasi Ma’had Aly Indonesia. Selain itu, turut hadir pula Denta Fatwa Fatahilah, ketua umum Dema Amali Nasional 2022; Adli Hakim Al-Ansory, ketua Dema Amali Wilayah DKI, Banten, Brebes, dan Jabar; dan Muhammad Falah Fashih, Founder Komunitas IBIDISM yang menjadi narasumber pada acara tersebut.

Talkshow dibuka oleh Muhammad Fadil WasakilKosi, ketua umum BEM Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta periode 2021/2022 selaku host dengan memperkenalkan satu per satu narasumber dan dilanjutkan memaparkan tujuan diadakannya talkshow mahasantri ini sebagai salah satu rangkaian acara dalam memeriahkan kongres BEM MAS ke- XI.

Mudir II Ma’had Aly Sa’idusshiddiqiyah, Uztaz Nur Salikin, dalam sambutannya menuturkan  bahwa ia sangat menyambut baik acara diskusi tersebut. Bendahara Amali Nasional itu juga berpesan kepada seluruh mahasantri yang mengikuti acara tersebut agar selalu survive terhadap apapun yang mampu mengubah mindset (pola pikir) supaya lebih baik guna mempersiapkan diri untuk mempercantik Indonesia dalam menyambut 100 tahun Indonesia emas 2045.

“Saya kira teman-teman mahasantri semua harus survive terhadap apapun, mempersiapkan diri untuk mempercantik tahun 2045 nanti,” tuturnya.

Denta Fatwa Fatahillah selaku salah satu narasumber pada acara tersebut juga menyebutkan bahwa kolaborasi dalam mewujudkan Indonesia emas 2045 sangat diperlukan. Dengan adanya kolaborasi berarti kita bersatu, bekerja sama untuk mempermudah dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Sebagaimana salah satu peribahasa yang masyhur “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”.

Dan di sinilah peran mahasantri untuk mewujudkan Indonesia emas 2045 sangat diperlukan. Hal ini selaras dengan penuturan pemantik, Ammar Rizkillah, yang menyebutkan bahwa mahasantri harus bisa berperan sebagai mahasiswa dan santri. Di mana mahasantri harus mampu mengikuti perkembangan zaman tanpa harus melupakan nilai-nilai religius sebagai seorang santri.

Ketiga narasumber pada acara talkshow tersebut sepakat bahwa langkah awal yang paling relevan dalam mempersiapkan diri menuju Indonesia emas 2045 adalah dengan mengembangkan literasi digital. Mengingat pada era 4.0 ini teknologi sangat berkembang dengan pesat di penjuru dunia. Oleh karena itu, insyaallah dengan kuatnya minat literasi di Indonesia akan tergapai cita-cita Indonesia emas 2045 nanti.

Narasumber ketiga, Muhammad Falah Fashih, juga menyebutkan tentang era saat ini yang merupakan era digitalisasi, di mana digitalisasi ini bukanlah suatu pilihan yang tidak semua orang harus hadapi. Akan tetapi, digitalisasi merupakan suatu tantangan dan kenyataan yang tidak dapat dihindari.

“Digitalisasi itu bukan lagi pilihan, itu yang harus kita pahami. Digitalisasi itu suatu kenyataan, realitas yang harus kita hadapi. Bukan berarti ketika kita tidak menginginkan digitalisasi, kemudian kita bisa menghindarinya. Akan tetapi, kita harus menyusun ulang  bagaimana kita mengatasinya,” ungkapnya.

Pewarta: Kurniawati Musofa

Leave a Reply