Review Buku Napak Tilas Negeri Mesir

Review Buku Napak Tilas Negeri Mesir

WWW.MAHADALYJAKARTA.COM- Buku sejarah yang berjudulkan “Napak Tilas Negeri Mesir” pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh PT Kompas Media Nusantara di Jakarta pada tahun 2023. Buku yang berharga Rp.99.000,- ini berisikan 254 halaman yang mengupas sejarah Mesir dari era Fir’aun, Romawi-Yunani, Islam hingga Modern. Buku yang ditulis oleh Musthafa Abd. Rahman dipandang sebagai karya ilmiah-populer yang menarik. Di dalamnya membicarakan sejarah kebudayaan Arab sampai berlanjut ke sejarah peradaban Islam di dunia, khususnya di Timur Tengah. Dikatakan menarik, karena buku ini mengungkapkan fakta sejarah kebudayaan Arab yang adiluhung, dan penulis berhasil menganalisis objek formalnya mulai dari masa Fir’aun, Romawi, Yunani, Islam, hingga masa Modern dengan detail dan tajam. 

Musthafa Abd. Rahman merupakan penulis dari buku yang berprofesi sebagai wartawan Kompas untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara yang berkedudukan di Kairo, Mesir. Ia dilahirkan pada tanggal 7 Agustus 1962 di Kota Pemekasan, Madura, Jawa Timur. Mulai bergabung dengan Kompas sejak tahun 1991. Dalam perjalanan jurnalistriknya ke luar kawasan Timur Tengah, ia telah melahirkan banyak buku yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas (PBK). Salah satu buku yang diterbitkannya berjudul Afghanistan di Tengah Arus Perubahan, pada tahun 2002. Musthafa Abd. Rahman meraih gelar sarjana dari Universitas Al-Azhar, Kairo, pada tahun 1990. Diploma pascasarjana dari Institut Liga Arab tahun 1995, magister dari Universitas Yemen, Sanaa tahun 2000. 

Penulis mecoba merekam jejak-jejak perjalanan peradaban Mesir yang sangat kaya itu dalam bentuk buku yang bersumber dari berbagai tulisan feature ringan tentang Mesir di harian Kompas, selama hampir tiga tahun terakhir. Berbagai tulisan feature itu merupakan perjalanan jurnalistik penulis langsung ke tempat-tempat yang menjadi objek sejarah Mesir. Seperti, Piramida, Masjid Ibn Tulun, Masjid Al-Azhar, Kota Suez, dan beberapa kota lainnya. Ia berharap, dengan buku yang ditulis olehnya melalui pendekatan jurnalistik, para pembaca akan mendapatkan tulisan-tulisan feature yang memberikan pandangan secara komprehensif. 

Buku ini menyajikan sejarah Negeri Mesir, sejak era Mesir Kuno, Romawi-Yunani, Islam, hingga era Modern melalui pendekatan jurnalistik. Para pecinta sejarah kuno akan menemukan jejak peninggalan peradaban kuno di Mesir, seperti peninggalan Dinasti Ramses yang berusia 3000 SM hingga 4000 SM. Bagi pecinta sejarah Romawi-Yunani, tersebar banyak peninggalan Romawi-Yunani di Kota Alexandria dan Kota Aswan. Sementara bagi pecinta sejarah Islam, terdapat banyak peninggalan Islam yang legendaris di Mesir. Kota Kairo, yang menjadi ibukota Mesir saat ini dan dibangun oleh Dinasti Fatimid pada tahun 969 M merupakan salah satu peninggalan Islam yang monumental. Dan bagi pecinta sejarah Modern Mesir, dapat melihat perkembangan area Down Town Kota Kairo yang dipenuhi bangunan, mirip dengan bangunan di Kota Paris, Prancis.

Buku ini tidak hanya menyajikan informasi tentang sejarah objek-objek peninggalan, namun di dalamnya juga terdapat beberapa dokumentasi berupa foto terkait suasana sekaligus komentar warga yang berkepentingan dengan objek-objek tersebut. Hal itu disesuaikan dengan standar jurnalistik yang memberikan sajian pendekatan komprehensif dan kombinatif pada buku ini. Oleh karena itu, pembaca buku ini akan mendapatkan sajian yang lengkap dengan suasana hidup dan up-to-date di lapangan, sesuai standar laporan jurnalistik, dan memang menjelma menjadi karya jurnalistik. 

Sejarah panjang Mesir, yang bermula dari Mesir Kuno (masa Fir’aun) hingga Mesir Modern, selalu menarik untuk dibahas. Asal-usul Mesir tidak bisa dipisahkan dari kekuasaan para Fir’aun, sebuah periode penuh kejayaan. Pada bab pertama, buku ini membahas berbagai bangunan dan peninggalan dari masa Mesir Kuno serta keistimewaannya, termasuk Piramida, Kota Aswan, jasad Fir’aun, serta kisah Fir’aun dengan Nabi Musa AS. Di bab kedua, fokus bergeser ke peninggalan-peninggalan Islam yang masih lestari di Mesir, seperti Jalan Muizz Li-Dinillah, Masjid Ibn Tulun, Makam Imam Syafi’i, dan Universitas Al-Azhar di Kairo. Terakhir, bab ketiga membahas Mesir di era modern, khususnya kebangkitan Mesir setelah mengalami kemunduran akibat ekspedisi Napoleon Bonaparte yang berakhir pada 1801 M.

Pembentukan lembaga pendidikan modern di Mesir menandai kebangkitan kembali budaya Arab-Islam di era ini, dan kebangkitan Islam juga diwarnai oleh serangan militer dari pasukan Vazal Mesir. Bab ini juga menggambarkan keindahan Mesir Modern melalui perkembangan pesat beberapa bangunan dan kota, yang kini menjadi daya tarik wisata utama. Kota Alexandria, misalnya, mempesona dengan lautnya yang bak mutiara di tepian Mediterania. Sementara itu, Kairo dijuluki sebagai “Paris di Timur” berkat gedung-gedung bergaya arsitektur Eropa klasik yang menciptakan nuansa seperti di benua tersebut.

Pembahasan dalam tiga bab ini mencakup inti dari buku ini, meski ada beberapa detail menarik yang tidak dijelaskan dalam ringkasan di atas. Penasaran, bukan? Buku ini menyuguhkan banyak keistimewaan dan keindahan Mesir yang tersembunyi. Hal yang menarik dari buku ini adalah cara penulis menguraikan sejarah Mesir dari era kuno hingga modern, disertai dengan bukti-bukti peninggalan dari kedua masa tersebut yang masih terjaga. Deskripsi penulis dilengkapi dengan foto-foto yang diambil langsung, memperlihatkan keindahan kota, bangunan, dan berbagai hal istimewa lainnya.

Selain isinya yang menarik, bahasa yang digunakan dalam buku ini pun mudah dipahami. Salah satu bagian favorit saya adalah gambaran tentang Kairo Tower, bangunan tertinggi di Mesir dan Afrika Utara. Dari puncaknya, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh Kota Kairo, serta memandangi indahnya Sungai Nil yang biru dan eksotis. Bahkan Presiden Soekarno terpesona oleh menara yang menjulang di jantung Kairo saat ia berkunjung pada tahun 1964 untuk menghadiri KTT Gerakan Non-Blok yang kedua.

Jadi, tak diragukan lagi, buku ini sangat menarik dan layak dibaca, terutama bagi pelajar maupun wisatawan yang tertarik pada Timur Tengah. Membaca buku ini akan membuat pembaca kagum akan sejarah, bangunan, dan keindahan Mesir, serta mungkin terinspirasi untuk mengunjungi negeri tersebut. Meski harganya cukup terjangkau, membeli dan membaca buku ini akan sangat bermanfaat, menambah wawasan, dan meningkatkan kecintaan terhadap perkembangan peradaban Islam di Mesir.

Referensi: Musthafa Abd. Rahman, Napak Tilas Negeri Mesir, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2023.

Kontributor: Azzahra Rapiah, Semester V

Editor: Yayu

Leave a Reply