Ma’had Aly – Presiden BEM (Badan Eksekutif Mahasantri) Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta periode 2022-2023, Ammar Rizkilllah mengungkapkan bahwa arti ‘Atsaruna’ pada buletin yang baru saja diluncurkan itu adalah ‘jejak kita’.
“Saya sendiri lebih suka menerjemahkannya menjadi ‘warisan kita’, walaupun mungkin secara kebahasaan kurang tepat, dan ini juga perlu diingat dan diketahui bersama, buletin ini bisa hadir berkat bantuan banyak pihak, makanya diartikan jejak kita atau warisan kita bukan kami, tapi kita,” terang mahasantri kelahiran Jakarta tersebut saat mengisi salah satu sambutan dalam acara Launching Buletin Digital Atsaruna dan Talk Show Kepenulisan di Ma’had Aly Jakarta, pada Sabtu (21/05/22).
Lebih lanjut, mahasantri yang kerap disapa Ammar itu menegaskan bahwa kata ‘kita’ pada kalimatnya merujuk pada seluruh mahasantri Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta, lebih luas lagi seluruh santri Asshiddiqiyah.
“Oleh karena itu, meskipun buletin ini dikelola oleh BEM, tapi buletin ini bukan milik BEM. Buletin ini milik kita semua, semua juga bisa berkontribusi di dalamnya,” tegas Ammar.
Mahasantri kelahiran Jakarta itu juga memaparkan bahwa alasan dari pemilihan nama ‘Atsaruna’ juga terinspirasi dari dawuh KH. Arwani Amin Said atau yang akrab dikenal dengan Mbah Arwani Kudus. Beliau pernah mengatakan bahwa “Sedikit tapi berbekas lebih baik daripada banyak tapi hilang”, dan itulah salah satu yang ingin dicapai oleh BEM Ma’had Aly Jakarta melalui buletin tersebut.
“Walaupun cuma berupa tulisan singkat sebanyak 4 halaman, tapi insyaAllah akan membekas dan meninggalkan jejak positif,” imbuhnya.
Masih dalam kesempatan yang sama, Ammar menyampaikan rasa syukur, terima kasih dan apresiasinya atas suksesnya peluncuran Buletin Digital Atsaruna tersebut.
“Tentu saya ingin berterima kasih dan mengapresiasi kinerja dari tim redaksi, karena saya juga tau sendiri kendala apa saja yang ada,” ucapnya.
Selanjutnya, ia menuturkan bahwa di waktu lalu (red: sebelum edisi pertama terbit), tim redaksi dan pihak BEM sempat berada pada situasi ‘take it or leave it’, ambil atau tinggalkan sekarang, atau tidak sama sekali, karena memang pada dasarnya semua yang terlibat di awal-awal pembentukan belum ada yang punya pengalaman di buletin. Tetapi kemudian, alhamdulillahirabbil’alamiin ada banyak pihak yang ikut membantu dari teman-teman mahasantri, senior-senior, dan terutama juga dari Mudir III Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta, Ust. Sufyan Syafi’i yang sejak awal terus mendukung, membina dan banyak memberikan arahan.
“Sampai akhirnya kemarin sudah rilis edisi perdana, tanggal 24 April 2022,” jelasnya.
Di akhir sambutannya, mahasantri semester 4 itu menyatakan bahwa pihak BEM mempunyai mimpi yang besar terhadap Buletin Digital Atsaruna tersebut. Mewakili rekan-rekannya ia berharap, kelak Atsaruna bisa menjadi media yang independen dan mandiri, mampu menjadi media resmi sejarah keislaman yang kredibel, bukan lagi sekedar buletin, tapi bisa menjadi media digital dengan SK (Surat Keputusan) resmi dari Kemenkumham RI (Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia).
“Ya mungkin agak sedikit ketinggian ya, tapi gak pa pa kita aminkan dulu,” ujarnya.
Setelah itu, ia paparkan harapan yang mungkin lebih sederhana tapi tidak kalah bermanfaat. Harapannya, karena buletin tersebut bukan akhir dan merupakan langkah awal, semoga juga bisa menjadi langkah pembuka, batu pijakan untuk semua mahasantri agar terus berkarya dan berkreasi, khususnya di bidang kepenulisan.
“Karena orang mungkin lupa apa yang kita katakan hari ini, tapi tulisan abadi, bahkan tulisan bisa berbicara dari dalam kubur,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Buletin Atsaruna merupakan sebuah buletin digital yang digagas oleh Departemen Kominfo BEM Ma’had Aly Jakarta 2022-2023, yang dibentuk pada tanggal 7 Maret 2022, sebagai salah satu programnya dan dijalankan oleh Tim Redaksi Buletin dalam operasionalnya.Buletin Digital tersebut sudah menerbitkan edisi pertamanya melalui akun instagram Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta (@mahadalyjakarta) pada 24 April 2022 lalu. Buletin ini berfokus pada edukasi berbau ‘kesejarahan’ yang ditulis sesuai dengan momen ketika tulisan tersebut terbit.
Pewarta: Mamluatul Hidayah, Semester 4