Perang Badar: Para Malaikat Ikut Berperang Bersama Ahli Surga

Perang Badar: Para Malaikat Ikut Berperang Bersama Ahli Surga

Dulu, masyarakat Makkah sangat tidak suka dengan datangnya agama dan nabi baru. Karena agama tersebut hanya menyembah kepada satu Tuhan saja, yaitu Allah Swt. Sedangkan masyarakat Makkah dahulu mempunyai banyak Tuhan. Keturunan dari Bani Hasyimlah yang membawa agama baru itu. Ia bernama Muhammad bin Abdullah. Nabi akhir zaman yang diutus oleh Allah Swt. untuk menuntun manusia menuju jalan yang benar.

Sebelum datangnya risalah kenabian yang dibawa oleh Jibril a.s. Nabi Muhammad saw. adalah sosok pria idaman dan sangat dihormati karena kejujuran, kebaikan hati, dan perilaku yang suka membantu. Sehingga masyarakat Makkah saat itu memberi gelar kepada Nabi Muhammad saw. dengan sebutan Al-Amin. Tak jarang beliau juga sering dimintai nasihat oleh masyarakat Makkah, sebagaimana yang terjadi pada peristiwa peletakan Hajar Aswad.

Pada saat usianya 40 tahun, momen paling penting dalam sejarah nabi telah terjadi. Di mana usia tersebut adalah awal mula diserahkannya kerisalahan menjadi nabi. Gua Hira menjadi saksi bisu proses penobatan kenabian saat itu. Pertama kali mendapatkan pengalaman tersebut, Nabi Muhammad saw. sangat takut hingga membuatnya menggigil saking takutnya, beliau segera pulang menemui istri tercinta, Siti Khadijah r.a.

Semenjak kehadiran agama baru, yaitu Islam. Para pemuka kaum Quraisy menjadi resah karena takut masyarakat Makkah berpecah belah. Berbagai ancaman yang ditujukan kepada Nabi Muhammad saw. tidak membuatnya takut, beliau terus menyebarkan agama Islam yang membuat kaum Quraisy bertindak lebih. Siksaan, hinaan, dan celaan, tak lepas di kehidupan kaum muslim. Bahkan sampai terjadi pemboikotan yang membuat kaum muslim sangat menderita.

Tahun ke-13 kenabian, Nabi Muhammad saw. hijrah menuju sebuah kota yang saat itu bernama Yatsrib, tapi oleh beliau nama kota tersebut diubah menjadi Madinatul Munawwaroh. Perkembangan Islam di Madinah sangat pesat sekali, hampir 95% masyarakat Madinah memeluk agama Islam dan sisanya adalah Yahudi. Di Madinah, Nabi Muhammad saw. dan kaum muslim hidup damai dan penuh dengan kebahagiaan. Namun, orang Quraisy tidak membiarkan semua itu terjadi karena mereka terus mengincar Nabi Muhammad saw. dan kaum muslim lewat sekutunya, yaitu orang Yahudi.

Suatu ketika kafilah Abu Sufyan yang baru saja pulang dari Syam, membawa barang dagangan yang begitu banyak hingga kabar ini sampai kepada Nabi Muhammad saw. dan beliau pun memerintahkan para sahabatnya untuk mendatangi kafilah Abu Sufyan yang hal ini menjadi pemicu pecahnya Perang Badar, perang antara pasukan Nabi Muhammad saw. dengan pasukan kafir Quraisy.

Perang Badar merupakan perang yang pertama kali dilakukan oleh umat Islam melawan kafir Quraisy. Yang disebabkan oleh peristiwa Abu Sufyan sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya. Sebagai ajaran baru yang kala itu kebanyakan pengikutnya dari orang-orang lemah, membuat kaum muslim merasa pesimis akan peperangan melawan kaum Quraisy yang jumlahnya sangat banyak. Sehingga, membuat kaum muslim merasa putus asa. Akan tetapi, Nabi Muhammad saw. meyakinkan para sahabat jika kaum muslim akan memenangkan peperangan.

Penyergapan terhadap kafilah Abu Sufyan hanya faktor umum cikal bakal Perang Badar terjadi, untuk faktor khususnya sendiri yaitu karena memang orang-orang kafir Quraisy sudah sangat membenci Islam. Perang Badar terjadi di wilayah Badar, di mana komposisi dari kedua pasukan secara perhitungan, kaum muslim kalah jumlah dari kaum Quraisy dengan perbandingan 300 pasukan muslim melawan 1000 pasukan Quraisy. Sebagian pendapat mengatakan pasukan muslim berjumlah 313 orang.

Mendengar kedatangan lawan yang besar, apakah kaum muslim harus mundur? Ternyata tidak, Nabi Muhammad saw. tidak akan mengambil tindakan sepengecut itu, walaupun demikian, Nabi Muhammad saw. tidak mengambil keputusan sendiri, beliau tetap menyadari, bahwa jumlah pasukan kaum muslim dan kaum musyrikin tidak seimbang, tentu persenjataan dan kemampuan kaum Quraisy lebih baik. Ketika Nabi Muhammad saw. mengadakan musyawarah bersama sahabatnya hingga mencapai kesepakatan untuk berperang melawan kafir Quraisy.

17 Ramadan 2 Hijriah, Perang Badar terjadi. Di mana pasukan muslim dan Quraisy saling mengayunkan pedangnya. Allah Maha Kuasa, pada saat berkecamuknya perang, Allah Swt. menurunkan pasukan dari malaikat untuk membantu kaum muslim dalam peperangan sehingga kemenangan berada di pihak kaum muslim. Kaum Quraisy dipukul mundur oleh kaum muslim sampai gema takbir bergemuruh menandakan kemenangan sudah diraih.

Perang Badar tidak mungkin dapat dimenangkan tanpa pertolongan Allah Swt. dan peran para sahabat yang sangat berani membela agama Allah Swt. Hal ini membuat para ahli Badar dijamin masuk surga oleh Allah Swt. Adapun para sahabat yang ikut Perang Badar, di antaranya:

Nabi Muhammad saw., Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Bilal bin Rabah, Hamzah bin Abdul Mutholib, Abdullah bin Jahsyi, Zubair bin Awwam, Mus’ab bin Umair, Abdurrahman bin Auf, Abdullah bin Mas’ud, Sa’ad bin Abi Waqash, Abu Kabshah al-Farisi, Anasah al-Habsyi, Zaid bin Haritsah, Marthad bin Abi Marthad al-Ganawi, Abu Marthad al-Ganawi, Husain bin Harits bin Abdul Muthalib, Ubaidah bin Harits bin Abdul Muthalib, Tufail bin Harits bin Abdul Muthalib, Mistah bin Usasah bin ‘Ubbad bin Abdul Muthalib, Abu Hudzaifah bin ‘Utbah bin Rabi’ah, Subaih (Budaknya Abi ‘Asi bin Umayyah), Salim (Budaknya Abu Hudzaifah), Sinan bin Muhsin, ‘Ukasyah bin Muhsin, Sinan bin Abi Sinan, Abu Sinan bin Muhsin, Syuja bin Wahab, Utbah bin Wahab, Yazid bin Ruqais, Muhriz bin Nahdlah, Rabi’ah bin Aksam, Thagfu bin Amir, Malik bin Amir, Mudlij bin Amir, Abu Makhsyi Suwaid bin Maksyi at-Thai’, ‘Utbah bin Ghazwan, Khabbab (Budaknya ‘Utbah bin Ghazwan), Hathib bin Abi Balta’ah al-Lakhmi, Sa’ad al-Kalbi (BUdaknya Hathib), Suwaibit bin Sa’ad bin Harmalah, Umair bin Abi Waqash, Miqdad bin Amr, Mas’d bin Rabi’ah, Zus Syimalain Amru bin Amru, Khabbab bin al-Arat at-Tamimi, Amir bin Fuhairah, dan lain sebagainya.

Dalam peristiwa Perang Badar ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil sebagai bahan pelajaran. Hikmah di balik Perang Badar tersebut, antara lain;

1. Perang Badar terjadi saat bulan Ramadan dan Nabi Muhammad saw. beserta para sahabat dalam keadaan berpuasa. Jadi, hikmahnya adalah bulan Ramadan atau bulan Puasa bukan menjadi alasan untuk bermalas-malasan.

2. Sebelum menententukan suatu keputusan, hendaknya dimusyawarahkan terlebih dahulu agar tidak ada yang kecewa. Dalam hal ini, ketika pasukan muslim sampai di sumber air saat perang, mereka bermusyawarah dahulu untuk mencapai kesepakatan. Jadi, hikmah kedua adalah bermusayawarah sebelum menentukan keputusan.

3. Hikmah selanjutnya adalah selalu berdoa kepada Allah Swt. Pada saat peristiwa Perang Badar, perbandingan jumlah pasukan yang sangat jauh tanpa pertolongan Allah Swt. tak mungkin Islam akan menang.

REFERENSI:

Abdul Salam Muhammad Harun. (1971). Tahdzib Sirah  Ibnu Hisyam, Beirut: Daar al-Kutub al-Alamiyah

KH. Ali Manshur. (1960). Sholawaat Badr.

M. Raji Hasan Kinas. (2012). Sahabat Nabi, Jakarta: Zaman

M. Quraish Shihab. (2018). Membaca Sirah Nabi Muhammad saw. dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadits-Hadits Shahih, Jakarta: Lentera Hati

Syed Muhammad. (1988). Islam Konsepsi dan Sejarahnya, Bandung: PT. Remadja Rosdakarya.Taqiyuddin an-Nabhani. (2002). Daulah Islam, Jakarta Selatan: HTI-Press.

Kontributor: Hasanudin, Semester V

Penyunting Bahasa: Isa Saburai

Leave a Reply