MASTAMA 2019: Sejarah sebagai Guru Kehidupan

MASTAMA 2019: Sejarah sebagai Guru Kehidupan

Jakarta – Bertema istilah terkenal “Sejarah sebagai Guru Kehidupan” atau “Historia Magistra Vitae“, kegiatan MASTAMA (Masa Ta’ruf Mahasantri) Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta resmi dibuka pagi tadi, Rabu (31/07). Pengasuh pesantren, pimpinan, dosen, civitas akademika dan alumni turut menghadiri acara ini. Bertempat di Pendopo lantai 2 Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat Jakarta, acara yang diprogramkan oleh BEM (Badan Eksekutif Mahasantri) Ma’had Aly Saii’dusshidiqiyah Jakarta ini berlangsung khidmat.

Mudir I Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta, Ust. Abdul Kholiq Mahfudz menyampaikan trilogi Asshiddiqiyah, gagasan Ayahanda KH. Noer Muhammad Iskandar, sebagai dasar para mahasantri dalam menimba ilmu. Akhlaqul karimah (noble character), dalam dan luasnya ilmu pengetahuan (deep and wide knowledge), serta menguasai bahasa internasional adalah jalan mahasantri untuk mengikuti sejarah perjuangan Ayahanda hingga saat ini Asshiddiqiyah memiliki 12 cabang di Indonesia.

Selain itu, KH. Ahmad Mahrus Iskandar, Khadimul Ma’had Asshiddiqiyah Pusat Jakarta yang hadir meresmikan kegiatan sekaligus memberi tausiyah berharap, mahasantri dapat belajar dan meneladani Ayahanda sebagai pendiri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah. Khadimul Ma’had berharap, mahasantri memiliki mental pemenang yang dapat menghadapi berbagai tantangan. Sebagaimana Ayahanda yang istiqomah dalam beribadah, serta semangat dan yakin kepada Allah dalam berjuang.

Diresmikannya pembukaan MASTAMA 2019, maka mahasantri baru akan menjalani berbagai kegiatan MASTAMA tiga hari ke depan. (Iis/L)

 

Leave a Reply