Masa Ta’aruf Mahasantri (MASTAMA) Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta tahun 2023 secara resmi digelar. Kegiatan masa orientasi kampus tersebut secara simbolis dibuka oleh Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, KH. Ahmad Mahrus Iskandar selaku Dewan Pembina dan Pengasuh Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta. Bertempat di Pendopo Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta. Sabtu (2/9)
Acara tersebut dihadiri oleh Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, KH. Ahmad Mahrus Iskandar; Ibu Nyai Hj. Nur Djazilah, BA.; Ning Zidna Khaira Amalia; Ning Nurul Izzah Muthoharah; Segenap Dewan Mudir Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta; Dewan Asatidz Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta; dan seluruh civitas akademika Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta.
Muhammad Fathul Bari, selaku Ketua Panitia MASTAMA 2023 dalam sambutannya menyampaikan, “MASTAMA merupakan momentum awal yang sangat berharga dalam perjalanan pendidikan kita di perguruan tinggi ini. Melalui rangkaian kegiatan MASTAMA nanti, kami berharap dapat membantu mahasantri baru untuk beradaptasi dengan lingkungan pesantren dan kampus, mengenal lebih dekat dengan ustadz dan dosen, serta menjalin hubungan baik dengan sesama mahasantri.”
Di tengah sambutannya, Fathul Bari mewakili segenap panitia menuturkan alasan pengambilan tema Iijad al-muarrikhin fii al-zaman al-muta’akhirin atau Mencetak Sejarawan di Era Milenial, sebab jika menilik kepada problematika generasi Milenial kini, sangat mengandalkan internet sebagai referensi primer dalam mengkaji sejarah. Sehingga kajian yang dihasilkan tidak memiliki orientasi ilmiah yang kredibel dan tidak bisa dipastikan kebenarannya. Sehingga urgensi MASTAMA 2023 Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta diharapkan bisa menjadi wasilah pembuka untuk Mencetak Sejarawan di Era Milenial apalagi di tengah iklim maraknya perkembangan Artificial Intelligence (AI) yang sangat meresahkan.
Selaras dengan apa yang disampaikan oleh ketua panitia MASTAMA 2023, KH. Ahmad Mahrus Iskandar dalam mauidzhah hasanah sekaligus sambutannya, beliau mengajak segenap peserta yang menghadiri acara pembukaan Masa Ta’aruf Mahasantri untuk flash back, meninjau kembali sejarah berdirinya Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta.
Beliau menyampaikan, bahwa Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta terbentuk pada tahun 2006 melalui inisiasif yang dilakukan oleh KH. Noer Muhammad Iskandar bersama dengan kawan sejawatnya yakni KH. Surya Dharma Ali. Mereka bercita-cita untuk menciptakan satuan pendidikan yang khas pesantren dan berbasis kitab kuning serta kental dengan kultur santri.
Selain itu, pada awal berdiri, Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta berfokus kepada pengembangan prodi ilmu Fikih. Pemilihan program studi tersebut, disebabkan karena fakta semakin langkanya para ahli di bidang ilmu Fikih (fuqaha) dalam dunia pesantren. Prodi tersebut dianggap paling penting, karena mulai dirasakan gejala adanya kelangkaan ulama yang menguasai fikih secara utuh dan mampu mengaplikasikannya dalam memecahkan persoalan kontemporer secara komprehenshif dan bertanggungjawab. Namun sejak tahun 2017, Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta menetapkan Sejarah Peradaban Islam sebagai program studinya.
Selanjutnya, Beliau menambahkan, kalau Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta merupakan hasil transformasi dari sistem ribathiyah (pondok) tanpa legitimasi pemerintah. Sehingga keberadaan Ma’had Aly kala itu, sama sekali belum diakui oleh negara.
Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta tersebut juga menyebutkan, jika Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta dan Ma’had Aly se-Indonesia, kini sudah memiliki pengakuan secara legal oleh pemerintah.
“Sebelumnya, Ma’had Aly merupakan lembaga pendidikan yang bimbang, terombang-ambing, tujuannya tidak jelas bahkan bisa dikatakan lembaga yang diPHP-in. Lulusannya seperti apa, bagaimana gelarnya, bahkan alumninya tidak tahu harus dikemanakan.” Tutur Alumnus Universitas Al-Ahgaf Yaman tersebut.
“Akan tetapi, hal itu sebelum Surat Keputusan Kementerian Agama tahun 2016 mengesahkan keberadaan Ma’had Aly. Sekarang Ma’had Aly sudah sah dan diakui keberadaannya oleh negara” lanjut beliau
Beliau berpesan kepada segenap peserta yang hadir, agar senantiasa mempertahankan serta meningkatkan kualitas segala unsur yang ada di Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta, dengan mengutip sebuah maqalah,
شراف المكان علی شراف اهله
“Mulianya suatu instansi, sebab mulianya para pelopornya”
Terakhir, Gus Mahrus sapaan akrab KH. Ahmad Mahrus Iskandar berharap kepada seluruh Mahasantri Baru Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta agar mampu menjadikan KH. Noer Muhammad Iskandar, Pendiri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta sebagai barometer perjuangan untuk menghadapi segala ujian dan cobaan yang menimpa selama menempuh pendidikan. Bukan hanya dalam segi sejarah perjuangan beliau, akan tetapi mampu mengaplikasikan nilai-nilai kebermanfa’atan secara kaffah (menyeluruh), dengan berlandaskan akhlakul karimah dalam bingkai intelektual dan spiritual yang seimbang.
“Sekali lagi, saya ucapkan selamat datang kepada mahasantri baru ke Pondok Pesantren Asshiddiqiyah dan Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta.” Ungkap beliau menutup sambutannya
Kemudian penyematan kartu peserta oleh KH. Ahmad Mahrus Iskandar kepada Martaubat Rezeki Hasibuan asal Sumatera Utara, sebagai perwakilan Mahasantri Baru Putra, diikuti dengan penyematan kartu tanda peserta oleh Ibu Nyai Hj. Nur Djazilah kepada Cantika asal Sulawesi Selatan, sebagai perwakilan Mahasantri Baru Putri. Sebagai tanda acara tersebut secara resmi digelar.
Kegiatan Masa Ta’aruf Mahasantri (MASTAMA) Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta tahun 2023 dilaksanakan selama dua hari, 2-3 September 2023. Dengan penyampaian beberapa materi pokok yang mencakup orientasi Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta, seperti: Kurikulum Ma’had Aly, Kepesantrenan, Kemahasantrian, Ke-Asshiddiqiyahan, dan Kealumian. Selain itu, Sosialisasi keorganisasian Badan Eksekutif Mahasantri (BEM) Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah menjadi tahapan acara.
Pewarta: Muhaimin Yasin