Kemenangan yang Sebenarnya

Kemenangan yang Sebenarnya

Ketika matahari telah beristirahat,
senja telah memanggil rembulan.
Bedug mulai di tabuhkan,
kalimat thayyibah mulai di lantunkan.

Menggetarkan hati ketika melafadzkannya,
menggugah hati ketika mendengarnya.
Masuk ke dalam setiap makna dari kalimat takbir,
mengagungkan sang Ilahi, menjadi tanda kemenangan.

Penduduk langit merasakan kemenangan,
dengan ikut melaksanakan perayaan.
Malamnya penuh keberkahan,
sedang paginya penuh kedamaian.

Matahari mulai terbit menebar senyum.
Panggilan takbir kembali terdengar,
memanggil jiwa yang gersang, dengan dendam dan permusuhan.
Mengingatkan hati, akan kerendahan diri, di hadapan Ilahi.

Setiap wajah menghadap mimbar,
mengingat Tuhan yang Maha Agung.
Takbir, tahlil dan tahmid terus membasahi bibir,
menjadi sebuah kebahagiaan mendalam.

Sentuhan kulit mulai berdatangan dengan semangat.
Saling menggenggam satu sama lain dengan erat,
saling memaafkan, dan bertaubat atas segala kesalahan yang diperbuat,
dengan mengakui diri sebagai makhluk yang tak luput dari dosa dan maksiat.

Terlihat tetesan air mata membasahi wajah yang ceria.
Kebahagiaan muncul di hati, karena kesalahan yg diampuni.
Mengisahkan kesenangan tersendiri, dan selalu dinanti kedatangannya.

 

Muhammad Iqbal – Kedoya, 21 Agustus 2018

 

 

 

 

Leave a Reply