MAHADALYJAKARTA.COM – Film yang diadaptasi dari sebuah novel best seller berjudul Hati Suhita karya Khilma Anis berhasil menghipnotis banyak orang. Bagaimana tidak, bisa dibilang film ini relate bagi kebanyakan orang.
Film ini menceritakan kisah santriwati Alina Suhita yang sejak kecil telah dipersiapkan untuk menjadi pendamping Abu Rayhan Al Birruni. Sejak kecil Alina Suhita menjalani pendidikan atas dasar arahan calon mertuanya demi mempersiapkan diri menjadi mantu dan penerus estafet kepemimpinan pesantren mertuanya kelak.
Begitu pula Gus Birru yang menerima perjodohan tersebut demi membahagiakan dan menghormati keinginan kedua orang tuanya padahal hatinya sudah dikuasai oleh Ratna Rengganis, wanita biasa yang lebih dulu mengenal bahkan membersamai Gus Birru dari awal hingga sukses miliki sebuah kafe.
Keduanya sangat menjunjung tinggi birrul walidain. Berbakti kepada kedua orang tua menjadi ladang ibadah, menjadi salah satu sebab datangnya pertolongan Allah Swt. Ridha Allah Swt. tergantung pada ridha orang tua, sebagaimana dalam hadis dikatakan:
وَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ.
Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Umar ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Ridha Allah berada pada ridha kedua orang tua. Sedangkan murka-Nya berada pada murka keduanya,’” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim).
High Value Woman
Tak ada pertengkaran, dendam antara kedua wanita yang singah dalam hati Gus Birru, menunjukkan bahwa Suhita dan Rengganis wanita yang memiliki High Value. Yaitu wanita yang menyadari dan mengerti betapa penting dirinya, independen, bebas berekspresi, mengenal diri sendiri, mengenal impiannya dan tidak ragu mengejar impiannya. Wanita yang bernilai tinggi berbeda dengan wanita yang memiliki selera tinggi tetapi tidak menghargai dirinya sendiri.
Bahkan dari Ratna Rengganis, sang aktivis perempuan ini, kita melihat dia tidak hanya menunjukkan sikap legowo atau dengan hati yang terbuka dan penuh penerimaan, menyadari bahwa pria yang dicintainya sudah memiliki istri sebagai pendampingnya di masa depan. Ratna Rengganis memanglah perempuan tangguh, pemimpi, berhati lapang, supportif, perempuan pendidik dan berpendidikan.
Dengan hati yang tegar Rengganis berkenalan dengan Alina dan menjalin hubungan baik dalam proyek promosi pesantren milik orang tua Gus Birru.
Alina juga tidak membenci Rengganis dan tidak mengonfrontasi wanita yang pernah menjadi kekasih suaminya itu.
Alina dan Rengganis menjalin hubungan yang baik saat mengerjakan proyek promosi pesantren. Mereka berdua menunjukkan kecerdasan masing-masing dalam menghasilkan ide untuk proyek kolaborasi.
Spiritual Quetient
Belajar dari sosok Alina Suhita yang berprinsip pada mikul dhuwur mendhem jero (mengangkat tinggi dan mengubur dalam) atau mengangkat tinggi derajat orang tua serta menutup aib keluarga termasuk aib suami. Ia mengajarkan untuk menghormati suami meskipun Gus Birru tidak mencintainya namun ia tetap berusaha dan optimis suatu saat Gus Birru akan mencintainya. Inilah makna sesungguhnya wanita (Wani Bertapa yaitu telapak tangan yang penuh do’a sehingga selalu terhubung dengan Allah Swt).
Alina dengan sabar dan ikhlas mendampingi Gus Birru yang kini menjadi suaminya. Dia merawatnya dengan baik, meskipun Gus Birru tampaknya tidak ingin berinteraksi dengan Alina.
Sementara itu, Ratna Rengganis menerima kenyataan bahwa hubungan asmaranya dengan Gus Birru sudah berakhir.
Ia tidak berusaha menghancurkan keluarga Gus Birru dan Alina Suhita, juga tidak berusaha memenangkan hati dan mendekati Gus Birru lagi.
Kecerdasan Spiritual atau Spiritual Quetient dapat membantu seseorang mengatasi masalah dan berdamai dengan masalah tersebut. Hal ini ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bersikap fleksibel dan mudah beradaptasi dengan lingkungan, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dan mampu menahan penderitaan dan rasa sakit, bisa belajar dari kegagalan dan membuat seseorang mengerti arti hidup.
Oleh: Dalimah N. Hanipah dan Annisa Ratna Pratwi
Ratna Rengganis: wanita yang tegar, modernis, berpendidikan, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Alina Suhita: wanita yang sabar, tekun, anggun, cerdas dan memiliki akhlak yang tak diragukan lagi.
Kedua wanita tersebut sama-sama memiliki jiwa yang kuat dan setebal baja, sama-sama cantik luar dan dalam, sama-sama mempunyai karakter pemimpin yang ok, yang memotivasi para perempuan untuk terus berkarya tanpa henti. Karena tidak ada batasan gerak (bagi perempuan), ia yang di pesantren pun sangat bisa untuk memajukan serta mengajukan kemampuan dan bakatnya, tunjukkan bahwa kaum hawa bisa melakukannya, Go forth great woman!