Belum Sempat ke Tanah Suci? Ini Tiga Amalan Setara Pahala Haji dan Umrah

Belum Sempat ke Tanah Suci? Ini Tiga Amalan Setara Pahala Haji dan Umrah

MAHADALYJAKARTA.COM – Mampu menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci merupakan impian mulia yang sangat didambakan setiap muslim. Bahkan, mereka yang berada di kelas ekonomi bawah, rela menyisihkan rupiah sedikit demi sedikit hingga terkumpul untuk bisa menunaikan rukun Islam yang kelima ini. Barangkali kisah seorang kakek sopir becak asal Surabaya yang rela menabung 37 tahun untuk daftar haji masih segar diingatkan kita.

Namun apa daya, jumlah pendaftar haji yang cukup fantastis membuat pendaftar harus rela antre puluhan tahun. Tiap-tiap daerah berbeda masa tunggunya. Untuk wilayah Kalimantan Timur sendiri, masa tunggunya bisa sampai 38 tahun. Bayangkan, kalau harus menunggu selama itu, rasa-rasanya “beban” orang tua yang baru melahirkan anak tidak saja harus membelikan pampers, tetapi juga langsung mendaftarkannya untuk berangkat haji.

Untuk kita yang belum diberi kesempatan bersimpuh di hadapan Ka’bah, tidak perlu insecure melihat berita keberangkatan jamaah haji, atau melihat tetangga sendiri diiringi rombongan untuk bertolak ke Tanah Suci. Sebab, ada beberapa amal ibadah yang pahalanya senilai haji dan umrah. Apa saja? Yuk simak penjelasannya.

Salat Lima Waktu di Masjid dan Salat Duha

Ibadah pertama yang pahalanya senilai ibadah haji adalah melaksanakan salat berjamaah di masjid atau mushala. Menurut Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ Syarah Muhaddzab, hukum salat jamaah sendiri adalah fardu kifayah, sebagaimana ditegaskan Imam Syafi’i dalam kitab al-Imamah. Meski fardu kifayah, bukan berarti kita menganggap “enteng” salat jamaah, sebab pahalanya tidak tanggung-tanggung, yaitu setara dengan menunaikan ibadah haji.

Bayangkan jika kita bisa menunaikan salat lima waktu berjamaah ke masjid, dalam satu hari sudah mengantongi pahala lima kali ibadah haji. Dahsyat bukan? Selain itu, orang yang melaksanakan salat duha juga akan memperoleh pahala senilai ibadah umrah. Penjelasan ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Umamah bahwa Rasulullah bersabda,

 من خرج من بيته متطهرا إلى صلاة مكتوبة فأجره كأجر الحاج المحرم، ومن خرج إلى تسبيح الضحى لا ينصبه إلا إياه فأجره كأجر المعتمر 

Artinya, “Siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk menunaikan salat fardu akan diberikan pahala ibadah haji. Sementara orang yang keluar rumah untuk mengerjakan salat dhuha dan tidak ada tujuan lain selain itu, maka akan diberikan pahala umrah,” (HR Abu Daud).

Salat Subuh Berjamaah dan Membaca Dzikir Sesudahnya

Barangkali shalat jamaah yang paling berat adalah di waktu subuh. Sebab, kita harus memaksa diri untuk melawan kantuk dan mengambil air wudhu. Apalagi bagi muslim yang tinggal di daerah pegunungan, harus siap-siap menggigil pada sentuhan air pertama. 

Tapi jangan khawatir, di balik “tantangan” para pejuang subuh, Allah swt telah menjanjikan pahala yang tidak main-main. Orang yang melaksanakan shalat subuh berjamaah, setelah itu disambung membaca dzikir sampai terbit matahari, lalu disusul shalat sunnah dua rakaat, maka ia akan memperoleh pahala senilai ibadah haji dan umrah.  Hal ini berdasarkan riwayat dari Anas bahwa Rasulullah bersabda,

 من صلى الغداة في جماعة ثم قعد يذكر الله حتى تطلع الشمس، ثم صلى ركعتين كانت له كأجر حجة وعمرة.

Artinya, “Siapa yang mengerjakan salat subuh berjemaah, kemudian dia tetap duduk sambil dzikir sampai terbit matahari dan setelah itu mengerjakan shalat dua rakaat, maka akan diberikan pahala haji dan umrah,” (HR At-Tirmidzi).

Sebab itu, seyogianya kita tidak tidur setelah subuh, tetapi memperbanyak dzikir sampai matahari terbit. Lagi pula tidur setelah subuh juga bisa menghambat kelancaran rezeki. Dalam satu hadits diriwayatkan,

عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ: مَرَّ بِيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا مُضْطَجِعَةٌ مُتَصبِّحَةٌ، فَحَرَّكَنِي بِرِجْلِهِ، ثُمَّ قَالَ: يَا بُنَيَّةُ، قُوْمِي اشْهَدِيْ رِزْقَ رَبِّكِ، وَلَا تَكُونِي مِنَ الْغَافِلِينَ، فَإِنَّ اللهَ يَقْسِمُ أَرْزَاقَ النَّاسِ مَا بَيْنَ طُلُوعِ الْفَجْرِ إِلَى طُلُوعِ الشَّمْسِ.

Artinya, “Dari Sayidah Fatimah putri Nabi Muhammad SAW, ia berkata, ‘Rasulullah mendatangiku saat aku sedang tidur di pagi hari. Lalu Rasulullah menggerakkanku dengan kakinya. Kemudian beliau bersabda, ‘Wahai putriku, berdirilah! Lihatlah rezeki Tuhanmu. Janganlah kamu lalai, sebab Allah membagikan rezeki untuk manusia di antara waktu keluarnya fajar (masuk waktu subuh) hingga terbitnya mentari (dari timur).” (HR. Imam Baihaqi).

Pergi ke Masjid untuk Menuntut Ilmu atau Mengajarkannya

Selain salat jamaah yang memiliki pahala senilai ibadah haji, pergi ke masjid untuk belajar atau mengajarkan kebaikan juga bisa memperoleh pahala senilai rukun Islam yang kelima ini. Maka, saya sangat mendukung adanya sejumlah kajian keagamaan di masjid atau mushala setelah subuh, terutama yang banyak diterapkan di wilayah perkotaan. Hal ini sebagaimana penjelasan dari riwayat Abu Umamah bahwa Rasul bersabda,

من غدا إلى المسجد لايريد إلا أن يتعلم خيرا أو يعلمه، كان له كأجر حاج تاما حجته 

Artinya, “Siapa yang berangkat ke masjid hanya untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya, diberikan pahala seperti pahala ibadah haji yang sempurna hajinya,” (HR At-Thabarani).

Mari sambil menunggu dan terus berdoa agar mendapat panggilan Allah te Tanah Suci, kita bisa mendawamkan ibadah-ibadah yang pahalanya senilai haji dan umrah. Barangkali amalan tersebutlah yang akan mengantarkan kita berziarah ke makam Rasulullah.

Kontributor: M. Abror

Leave a Reply