Ma’had Aly – Harun Arrasyid adalah pemimpin atau khalifah kelima pada masa Dinasti Abbasiyah, selama ia memimpin Abbasiyah dia sangat disegani oleh masyarakat, karena akhlak dan kepribadian yang sangat mulia. Ia juga termasuk pemimpin yang sangat takwa, seorang yang berilmu dan dimuliakan. Ia juga sangat dekat dengan para ulama, penyair juga menyukai seni dan ilmu pengetahuan.
Pada masa kepemimpinan Khalifah Harun ar-Rasyid ia telah berhasil membawa negerinya ke masa kejayaan. Kota terpenting di Irak adalah Baghdad, kota ini dijadikan ibukota sekaligus pusat kota dijalankannya roda pemerintahan. Ketika al-Mu’tasim berkuasa kota Baghdad masih dijadikan ibukota Dinasti Abbasiyah.
Ketika Khalifah Harun ar-rasyid memimpin Dinasti Abbasiyah, ia menyempurnakan dan membangun kehebatan itu. Mulai dari bidang militer, banyaknya pasukan bala tentara yang gagah pemberani, membangun benteng istana yang kokoh, perdamaian, istana, bangunan yang megah, masjid, pasar, dan membangun perpustakaan yang besar. Seni budaya, puisi, kaligrafi hingga semua itu meraih puncaknya.
Pada masa kepemimpinan Khalifah Harun ar-Rasyid, dibangunnnya peradaban dunia yang dilakukan oleh umat Islam. Di masa kepemimpinannya itulah umat Islam memberi kontribusi besar terhadap dunia akan lahirnya modernitas seperti saat ini, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan seni budaya.
Pada masa pemerintahannya, berikut usaha-usaha yang ia lakukan:
- Mengembangkan ilmu pengetahuan dan seni.
- Membangun gedung-gedung dan sarana-sara sosial.
- Memajukan bidang ekonomi dan industri.
- Memajukan bidang poltik, pertahanan dan ekspansi wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah.
Harun ar-Rasyid mempunyai sikap yang mulia terhadap masyarakat, ia ingin melihat rakyatnya sejahtera maka apa yang dibutuhkan rakyat dengan senang hati ia akan mencukupinya. Seperti kenyamanan, kedamaian dan keamanan yang ia berikan. Sehingga ia disegani dan dihormati rakyatnya, mulai dari para pedagang dan saudagar-saudagar kaya, kaum terpelajar maupun rakyat kecil.
Untuk meningkatkan kesejahteraan negara dan rakyatnya, Harun ar-Rasyid membangun sistem irigasi untuk memajukan pertanian, perdagangan juga perekonomian. Sektor-sektor ini mengalami kemajuan yang pesat sehingga kota Baghdad, ibu kota Dinasti Abbasiyah ini terkenal di belahan dunia dan dijadikan pusat perdagangan terbesar di dunia. Pada masa itu, banyak terjadi jual beli dan pertukaran barang dari segala penjuru. Dengan itu, negara memperoleh keuntungan dan pendapatan dari kegiatan perdagangan tersebut.
Di Baghdad, mulailah dibangun sarana pendidikan, sarana beribadah serta gedung-gedung. Khalifah Harun ar-rasyid membiayai semua kegiatan pengembangan pendidikan dalam bidang penelitian dan penerjemahan buku-buku dari bahasa asing ke dalam bahasa Arab, dibangun pula istana megah bernama al-Khuldi.
Sistem pemerintah dan administrasi tersusun sangat jelas dan rapi, sistem dibuat dalam bentuk dewan dan kementerian. Kementerian kian menjadi jelas aktivitasnya, seorang menteri dibatasi masa jabatannya. Negara pun terkontrol dan adminitrasi dicatat rapi. Cabang-cabang terkoordinasi dengan baik di samping para ahli di bidangnya. Di bawah kepemimpinan Khalifah Harun ar-Rasyid, banyak target telah tercapai.
- Bidang Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Harun Ar-Rasyid mengembangkan studi ilmiah, penerjemahan dan memperbesar departemen yang pernah dibangun oleh kakeknya, yakni al-Manshur. Para anggota istana dan menteri-menteri juga ikut andil dalam membangun dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Sehingga kota Baghdad mempunyai daya tarik yang kuat bagi kaum pelajar di seluruh penjuru dunia. Harun ar-Rasyid begitu masyhur ketika ia mendirikan Baitul Hikmah yakni suatu intitusi pemikiran yang cemerlang dan kebudayaan yang ketika itu telah membangun jalan kebangkitan ke arah Eropa.
Walaupun gerakan penerjemahan ini sudah pernah ada di masa Dinasti Umayyah, namun puncak dan kemajuan yang fenomenal terjadi pada masa Dinasti Abbasiyah, di bawah kepemimpinan Harun ar-Rasyid.
Berikut berbagai kemajuan yang dicapai oleh Dinasti Abbasiyah: Bidang Penerjemahan; Bangkitnya Intelektual: Ilmu Fiqih, Ilmu Naqli, Ilmu Tafsir, Ilmu Kalam, Ilmu Hadits, Ilmu Bahasa, Kedokteran, Filsafat, Matematika, Astronomi, Farmasi, Geografi, Sastra, dan Sejarah; Bidang Keagamaan; Bidang Ekonomi
- Bidang Kesusasteraan
Pada masa Khalifah Harun ar-Rasyid, muncul beberapa penyair terkenal seperti Abu Nawas (145-198 H) yang memiliki nama asli Hasan bin Hani. Lalu Abu Tamam (wafat 232 H) yang bernama asli Habib bin Auwas atb-Tba’i. Pada masa itu terkenal sebuah buku yang berjudul Seribu Satu Malam (Alf Laylah wa Laylah) karya Abu Abdullah bin Abdus al-Jasyayari yang telah menduduki tempat paling atas di bidang kesastraan dunia. Buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Pada masa Daulah Umayyah bidang kesastraan ini sudah ada dan fungsinya sama untuk mencerdaskan bangsa, namun dalam bidang ini Abbasiyah lebih maju dan bertahan hingga kekhalifahan Abbasiyah berakhir.
- Hubungan dengan Luar Negeri
Harun ar-Rasyid juga bekerja sama dan membangun hubungan dengan luar negeri seperti Negara Timur dan Barat. Dialah khalifah yang pertama kali menerima para duta besar masuk di istananya. Seperti pengusaha Perancis yakni Charlemagne dan duta besar utusan dari Kaisar Cina.
- Bidang Kesehatan
Harun ar-Rasyid mendirikan banyak rumah sakit serta farmasi dan mendirikan lembaga pendidikan dokter, saat itu sudah ada 800 dokter yang ia kerjakan.
Referensi
Amin Samsul Munir. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah
Hassan Ibrahim Hasan. 1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta: PT. Kota Kembang
Imam Fu’adi. 2011. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: Teras
Yatim Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam Dirasah islamiyah II. Jakarta: Rajawali Pers
Oleh Andika Sucipto, Semester VI
Alhamdulillah setelah saya mebaca artikel ini saya jadi tambah ilmu