Ayat-Ayat Muhkamat dan Mutasyabihat

Ayat-Ayat Muhkamat dan Mutasyabihat

Al-Quran itu terbagi atas ayat muhkamat dan mutasyabihat. Sebagaimana tercantum dalam firman Allah :

قال الله تعالى فى القران الكريم: هوالذى انزل عليك الكتاب منه ايات محكمات هن امالكتاب واخر متشابهات

  1. Ayat Muhkamat

Ayat yang sudah jelas maknanya dan merupakan dasar dari ayat al-quran. Contoh قل هو الله احد

Ayat tersebut sudah jelas maknanya bahwa Allah itu Esa.

  1. Ayat Mutasyabihat

Ayat yang belum jelas maknanya dan butuh takwil serta penjelasan untuk mengetahui maknanya karena ayat tersebut mempunyai banyak makna. Contoh الرحمن على العرش استوى

Lafadz istawa di sini tidak diartikan dengan bersemayam akan tetapi diartikan dengan قهروحفظ وابقى (menguasai, menjaga, dan menetapkan).

Tidak boleh mengartikan ayat mutasyabihat secara dahirnya saja, dikarenakan hal tersebut dapat menjadikan ayat satu dengan yang lainya saling bertentangan. Dan ayat mutasyabihat harus dikembalikan pada ayat muhkamat.

Pembagian Ayat Mutasyabihat:

  1. Takwilnya hanya diketahui Allah. Contoh kapan dajjal keluar dan kapan akan datangnya kiamat.
  2. Ayat yang mempunyai banyak makna dan diperbolehkan bagi ulama yang kuat ilmunya untuk mengartikan ayat tersebut.

Cara Ulama’ Mengartikan Ayat Mutasyabihat:

  1. Takwil Ijmali (takwil secara global)

Takwil ijmali ini banyak dilakukan oleh para ulama salaf. Takwil ini dilakukan dengan mengimani serta meyakini bahwa makna dari ayat-ayat mutasyabihat itu bukanlah sifat-sifat jism, tetapi ayat tersebut memiliki makna yang layak bagi keagungan Allah tanpa menentukan apa makna tersebut. Mereka mengambalikan ayat-ayat mutasyabihat tersebut kepada ayat-ayat muhkamat.

Takwil ijmali ini adalah seperti yang dikatakan oleh Imam Syafi’i:

أمنت بما جاء عن الله على مراد الله وبما جاء عن رسول الله على مراد رسوا الله

“Aku beriman dengan segala yang berrasal dari Allah sesuai apa yang dimaksutkan Allah dan beriman dengan segala yang berasal dari Rasul sesuai dengan maksut Rasulullah.”

  1. Takwil Tafshili

Takwil tafsili ini merupakan takwil dari metode ulama khalaf. Mereka mentakwil ayat-ayat mutasyabihat secara terperinci dengan menentukan makna-maknanya dengan penggunaan kata tersebut dalam bahasa arab. Mereka juga tidak mengartikan ayat-ayat tersebut sesuai dengan dhahirnya.

Leave a Reply