ArtikelSejarah

Sejarah dan Perkembangan Islam di Belanda

MAHADALYJAKARTA.COMIslam merupakan agama yang memiliki sejarah panjang di berbagai penjuru dunia, termasuk di Eropa. Salah satu negara Eropa yang memiliki hubungan historis dengan Islam adalah Belanda. Hubungan ini dimulai sejak masa kolonial, terutama ketika Belanda menjajah wilayah-wilayah Muslim seperti Indonesia. Sejak saat itu, Islam mulai dikenal dan tumbuh perlahan di tanah Belanda. Kini, Islam bukan lagi merupakan agama yang asing di sana, tetapi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Belanda.

Awal Kehadiran Islam di Belanda

Islam pertama kali dikenal di Belanda melalui kontak kolonial dengan Nusantara, khususnya Indonesia yang pada waktu itu namanya masih dikenal sebagai Hindia Belanda. Banyak orang Indonesia yang dikirim ke Belanda, baik sebagai pelaut, buruh, pelajar, maupun tahanan politik. Salah satu kelompok awal adalah para pelaut dari Sulawesi dan Maluku yang bekerja di kapal dagang Belanda (VOC). Mereka membawa serta budaya dan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari di tanah Eropa.

Selanjutnya, pada 1951-1952, sekitar 12 ribu anggota KNIL yang sebagian besar berasal dari Maluku, sebanyak 200 di antaranya beragama Islam, datang ke Belanda. Mereka yang semula ditempatkan dalam satu kamp dengan non-Muslim, lalu memisahkan diri dan bergabung sesama Muslim di kamp Wijldemaerk, Desa Balk, Provinsi Friesland. Di sinilah mereka membangun Masjid An-Nur yang dipimpin oleh Haji Ahmad Tan. Sebagian lain, yang pindah ke Riiderkerk, mendirikan Masjid Baiturrahman yang indah pada 1990. Masjid ini pendanaannya dibantu oleh Pemerintah Belanda.

Pemerintah di Belanda telah mulai mengkaji tentang Islam secara ilmiah sejak masa penjajahan di Indonesia. Tujuannya untuk menaklukkan pribumi. Pegawai-pegawai Belanda yang bekerja di Hindia Belanda diajari mengenai seluk-beluk pribumi. Salah satu pengajarannya adalah Islam politik. Perintis pengajaran ini adalah Christiaan Snouck Hurgronje.

Ketika Belanda menjajah Indonesia, mereka banyak berinteraksi dengan umat Islam. Pemerintah kolonial saat itu bersikap hati-hati dan sering kali membatasi kegiatan keagamaan Islam, karena khawatir akan perlawanan. Namun, interaksi ini juga membawa pengaruh positif, terutama dalam bidang pemikiran dan pendidikan Islam.

Pada awal abad ke-20, semakin banyak pelajar dan tokoh pergerakan dari Indonesia yang datang ke Belanda untuk menuntut ilmu atau memperjuangkan kemerdekaan. Mereka aktif berdiskusi dan mengenalkan pemikiran Islam di berbagai forum. Di sinilah Islam mulai terlihat tidak hanya sebagai agama, tetapi juga sebagai bagian dari perjuangan identitas dan kemerdekaan.

Tokoh Muslim yang Berpengaruh

Agama Islam di negara Belanda berkembang berkat perjuangan Abdul Wahid Van Bommel, beliau adalah sorang tokoh penting dalam penyebaran islam di Belanda. Nama aslinya Wouter Van Bommel, terlahir dari keluarga yang memiliki latar belakang beragama Katolik. Setelah menjalani pencarian Ilmu agama yang mendalam, Ia memutuskan untuk memeluk agama Islam pada tahun 1986 kemudian Namanya diganti menjadi Abdul Wahid Van Bmmel. Sejak saat itu Abdul Wahid mulai mengabdikan hidupnya untuk menyebarkan ajaran agama Islam kepada penduduk Belanda. Beliau juga memimpin sebuah organisasi yang bernama Federatie Organisaties Muslim Nederland, Namanya kemudian diubah menjadi Islamitische Informatie Centrum.

Melalui organisasi ini beliau mulai memperjuangkan hak-hak umat Muslim di Belanda, termasuk hak untuk melaksanakan shalat lima waktu dan salat Jumat. Abdul Wahid Van Bommel memberikan pengaruh banyak terhadap kehidupan masyarakat Islam di Belanda, Beliau berusaha membangun jalinan persahabatan antara umat Muslim dan non-Muslim, serta memperjuangkan kesetaraan hak bagi umat Muslim. Meskipun sudah lama tidak menjalani dakwahnya Beliau tetap dikenang sebagai tokoh yang berpengaruh terhadap umat Muslim di Belanda.

Perkembangan Komunitas Muslim 

Setelah Perang Dunia II, banyak orang dari negara-negara Muslim seperti Turki, Maroko, dan Indonesia yang datang ke Belanda untuk bekerja. Mereka kemudian menetap dan membentuk komunitas Muslim yang berkembang pesat. Saat ini, jumlah umat Islam di Belanda diperkirakan mencapai lebih dari satu juta orang. Mereka tersebar di kota-kota besar seperti Amsterdam, Rotterdam, Den Haag, dan Utrecht.

Kini, komunitas Muslim di Belanda sudah memiliki organisasi yang mengatur kegiatan keagamaan, pendidikan, dan sosial. Bahkan, beberapa organisasi mendapat dukungan dari pemerintah karena dianggap membantu integrasi masyarakat. Muslim di Belanda juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial, seperti penggalangan dana dan acara lintas agama. Mereka berhasil menggabungkan identitas keislaman dengan kebangsaan Belanda, ini membuktikan bahwa Islam bisa hidup selaras dalam masyarakat modern dan demokratis.

Meskipun berkembang, umat Islam di Belanda juga menghadapi berbagai tantangan, seperti diskriminasi dan pandangan negatif. Beberapa kelompok masih memiliki prasangka terhadap Islam karena isu-isu global. Namun, banyak Muslim yang aktif berdialog, mengikuti kegiatan sosial, dan ini menunjukkan bahwa Islam bisa hidup berdampingan dengan nilai-nilai masyarakat Belanda.

Peran Umat Islam di Belanda

Muslim di Belanda berperan besar di berbagai bidang, seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan budaya. Banyak umat muslim yang sudah menjadi dokter, pengusaha, dosen, politisi, hingga seniman. Mereka ikut membangun Belanda sebagai negara yang maju dan terbuka.

Sekolah-sekolah Islam di Belanda juga semakin berkembang. Pemerintah Belanda mengakui dan mendukung hak umat Islam untuk mendirikan sekolah sendiri, asalkan tetap mengikuti standar pendidikan nasional. Ini menunjukkan bahwa Islam diterima sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Belanda.

Islam di Belanda merupakan bagian dari sejarah panjang hubungan antara Belanda dengan dunia Muslim. Kini, komunitas Muslim di sana telah menjadi bagian penting dari masyarakat Belanda. Meskipun masih menghadapi berbagai macam tantangan, mereka terus berjuang untuk menunjukkan bahwa Islam bisa hidup harmonis dalam masyarakat yang majemuk dan modern.

Referensi:

Abdul Muid et al. “Pendidikan Agama Islam pada Masa Kolonialisme Belanda di Indonesia”. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Islam, Vol. 13 No.13.

Abdullah, Taufik (Ed.). 1983. Islam di Indonesia Sebuah Ensiklopedi Sosial Budaya. Jakarta: Gramedia.

Amin, M. Masyhur. 2001. HOS Cokroaminoto dan Kebangkitan Islam di Indonesia. Jakarta: Gema Insani.

Laffan, Michael. 2011. Sejarah Islam di Nusantara. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

Maarif, A. Syafii. 1985. Islam dan Masalah Kenegaraan Studi tentang Percaturan dalam Konstituante. Jakarta: LP3ES.

Mufrodi, Ali. 1997. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Kontributor: Muhammad Zaki Alamsyah, Semester V

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *