MAHADALYJAKARTA.COM—
Judul : 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah Saw.
Penulis : Fuad Abdurahman
Tebal : 378 halaman
Terbit : Cetakan pertama, 2015
Penerbit : PT Mizan Publika
ISBN : 978-602-385-063-1
Betapa bersyukurnya kita, karena telah menjadi umatnya Rasulullah Saw,. yang telah kita ketahui bahwa Rasulullah adalah umat terbaik sepanjang sejarah. Umat yang selalu diberi keluasan oleh Allah Swt untuk selalu bisa membenahi diri dari hal-hal yang buruk, tanpa harus memperkecil ruang gerak kita.
Rasulullah Saw,. benar-benar merupakan pemimpin ideal yang dikenal dengan kejujuran dan keadilannya. Kejujuran dan keadilan Rasulullah Saw,. menunjuk pada sikap tengah atau tidak memihak kepada siapapun, kecuali pada kebenaran. Beliau tidak pandang bulu pun, baik keluarga maupun yang bukan keluarga, karena keadilan menempatkan bahwa manusia itu sama apabila di depan hukum.
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran…” (QS An-Nisa’:135).
Beliau juga tidak pernah mempersulit suatu persoalan. Bagi Rasulullah Saw., sesuatu yang bisa dipermudah, maka permudahlah jangan dipersulit.
“Dahulu Rasulullah Saw., jika mengutus seorang sahabatnya untuk sebuah keperluan, beliau memberinya nasehat; berilah kabar yang gembira dan janganlah membuat orang lari, berilah kemudahan jangan mempersulit.” (HR. Muslim)
Inilah bukti Rasulullah Saw., kepada umatnya. Hingga tidak pernah mempersulit suatu apapun, karena beliau menyukai yang pertengahan, atau yang sedang-sedang.
Kenapa kita dalam kehidupan sehari-hari perlu meneladani aktivitas Rasulullah Saw? Karena meneladani setiap aktivitas Rasulullah Saw., merupakan bentuk cinta kita kepadanya. Disamping itu, kita juga akan mendapat pahala apabila mengamalkannya.
Aktivitas yang bisa diteladani dari Rasulullah Saw., bisa kita baca buku Fuad Abdurrahman “115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah Saw.” Kita bisa menemukan berbagai penggalan-penggalan kisah, seperti nubuat dan mukjizat Rasulullah Saw,. Rasulullah Saw bersama keluarga dan anak-anaknya, bersama para sahabat, keutamaan akhlak, amar ma’ruf nahi munkar, dalam peperangan, iman dan taqwa.
Pembahasan buku ini kita tidak bisa menemukan sirah Rasulullah Saw., yang lengkap, karena di dalam buku ini hanya menghimpun kisah-kisah terpilih dari kehidupan Rasulullah. Salah satu kisah menarik yang bisa kita teladani dalam kehidupan Rasulullah Saw., yaitu keutamaan akhlaknya untuk tidak berbuat kasar.
Buku Fuad Abdurrahman ini, banyak narasi-narasi mengajarkan kita untuk tidak syak (ragu) kepada Rasulullah Saw., diceritakan banyak kisah terpilih dari kehidupan Rasulullah Saw., yang membuat hati kita tersentuh untuk senantiasa mencontohnya maupun melakukannya lewat dengan sholawat dan sanjungan kepadanya.
Dikisahkan, seorang Arab Badui kebelet kencing. Lalu, ia kencing begitu saja di sudut masjid bagian belakang. Pada saat itu Rasulullah Saw., hendak mendirikan shalat bersama para sahabat. Tentu saja para sahabat jengkel melihatnya dan hendak memukul orang itu. Namun, Rasulullah Saw., menahan mereka, untuk membiarkan orang itu menuntaskan hajatnya dulu.
Setelah orang Arab Badui itu telah menyelesaikan hajatnya, Rasulullah Saw., memanggilnya dan menasehatinya, bahwa tak sepantasnya kencing, atau buang kotoran di masjid. Karena, masjid itu adalah tempat untuk berdzikir kepada Allah, shalat, dan membaca Al-Qur’an.
Kemudian Rasulullah Saw., memberitahu kepada sahabat bahwasanya mereka diutus untuk mempermudah, bukan mempersulit. Beliau menyuruh para sahabat untuk mengguyur air kencing orang Arab Badui itu dengan satu ember air.
Mendengar ujaran Rasulullah Saw., orang Arab Badui itu berdoa, agar ia dan Rasulullah Saw., diberi rahmat dan tidak untuk orang lain selain mereka berdua. Mendengar doa yang diucapkan orang Arab Badui itu, Rasulullah Saw., berpaling kepadanya.
Bukankah ini sudah sangat terang bagi kita untuk memahami dan meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana untuk tidak mempersulit orang lain dalam suatu persoalan kita? Mengapa masih suka mempersulit orang lain walau persoalan itu bisa dipermudah?
Dikisahkan pula, seorang Badui Arab datang menghampiri Rasulullah Saw., saat itu beliau berkumpul bersama para sahabat. Beliau memberikan sesuatu kepada orang Arab Badui dan bertanya, apakah ia merasa puas dan merasa diberi anugerah. Namun orang Arab Badui belum merasa bahwa Rasulullah sudah berbuat baik.
Tentu saja para sahabat jengkel melihatnya dan hendak memukul orang itu. Namun Rasulullah Saw., menahan mereka. Lalu, beliau membawa orang itu ke rumahnya, dan disana beliau menambah lagi pemberiannya. Barulah setelah itu ia merasa puas dengan pemberian Rasulullah Saw., dan berdoa, Semoga Allah Swt membalasnya.
Rasulullah Saw., memberitahu kepada orang Arab Badui itu, untuk mengatakan hal seperti itu kepada para sahabatnya agar tidak membuat mereka tersinggung.
Keesokan harinya, orang Arab Badui itu melakukan seperti apa yang dikatakan oleh Rasulullah Saw., sehingga sahabat merasa senang. Rasulullah Saw., mengatakan bahwa perumpamaannya dengan orang Arab Badui itu layaknya seseorang dengan untanya yang mengamuk. Ketika beberapa orang berusaha untuk menjinakkannya, ia makin beringas. Maka pemiliknya sendiri yang menjinakkannya. Dan dengan cara-cara seperti yang biasa dilakukan, amukan unta itu bisa mereda, sehingga bisa dimuati barang-barang untuk diangkut, karena sudah diam.
Bukankah ini juga sudah sangat terang bagi kita untuk memahami dan meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana untuk tidak berbuat kasar kepada orang lain? Kita, mengapa masih suka berbuat kasar kepada orang lain walau hanya masalah sepele?
Alangkah baiknya kita bisa memulainya dengan hal-hal yang kecil terlebih dahulu. Jika hal kecil saja kita tidak bisa, maka hal besar pun sulit untuk kita hadapi. Rasulullah Saw., memberikan contoh kepada kita, agar setiap persoalan yang kita hadapi tidak mesti harus dengan cara kekerasan. Melainkan kita harus menghadapinya dengan sabar dan ikhlas.
Rasulullah Saw., memberikan ajaran agama dengan hal-hal yang tidak untuk mempersulit umatnya. Apabila hal-hal bisa dipermudah, maka permudahlah jangan dipersulit. Rasulullah Saw., telah memberikan banyak ilmu dan tuntunan kepada kita. Bersyukur dan berterima kasih kepadanya adalah sebuah kewajiban kepada kita untuk mendapatkan ridha dari Allah Swt.
Memang ajaran Rasulullah Saw., yang disampaikan kepada umatnya sangat banyak. Namun, sebagian dari kita masih ada rasa ragu untuk meneladani aktivitas Rasulullah Saw., dan mengamalkan ajarannya tersebut.
Rasulullah Saw., menganjurkan kepada kita untuk tidak berbuat kasar kepada sesama manusia dan jangan mempersulit suatu persoalan. Bila aktivitas-aktivitas Rasulullah Saw., bisa kita teladani dan bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-sehari tanpa adanya rasa ragu terhadap diri kita. Maka kita akan mendapat ganjaran pahala dari Allah Swt.
مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ
“Sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang paling berat ditimbangan kebaikan seorang mu’min pada hari kiamat seperti akhlak yang mulia, dan sungguh-sungguh (benar-benar) Allāh benci dengan orang yang lisānnya kotor dan kasar.” (HR. At-Tirmidzi).
Kontributor: Danial M., Semester VI