Ning Balqis Jelaskan Kriteria Menjadi  Pemimpin Perempuan yang Cerdas dan Taat kepada Allah Swt

Ning Balqis Jelaskan Kriteria Menjadi Pemimpin Perempuan yang Cerdas dan Taat kepada Allah Swt

Ma’had Aly – Nyai Hj. Atina Balqis Izza Iskandar atau biasa disapa Ning Balqis menjelaskan bahwa seorang perempuan perlu memiliki otak yang cerdas. Anggapan untuk menyamai laki-laki adalah suatu hal yang salah. Begitu juga dalam ajaran islam baik laki-laki ataupun perempuan tidak ada bedanya di mata Allah Swt.

“Kita di sini penting sekali untuk menjadi perempuan yang cerdas bukan untuk menyami laki-laki, itu salah, sekarang itu bukan zamnnya. Karena dalam Islam, baik laki-laki maupun perempuan itu tidak ada bedanya di sisi Allah Swt,” jelasnya saat mengisi seminar keputrian ”Menjadi Pemimpin Perempuan Sholihah yang Taat dan Manfaat” di Pondok Pesantren Asshidddiqiyah Jakarta, Jum’at (09/11/22).

Dalam salah satu rangkaian acara Harlah Pesantren Asshiddiqiyah yang ke-37 itu, Ning Balqis menjelaskan menjadi pemimpin dan perempuan yang cerdas dan taat itu harus ada bekal yang dipersiapkan, di antaranya;

Pertama: Keilmuan, dalam hal ini seorang yang taat perlu memilki ilmu untuk mengtahui kewajiban-kewajiban yang akan dilakukannya. Seperti yang terdapat pada nadzam kitab Ta’limul Muta’allim yang artinya:

“Satu orang yang beribadah dan mengamalkna ilmunya itu lebih ditakuti oleh syaitan daripada orang yang beribadah seribu kali tapi tidak dengan ilmunya”.

Maka dari itu, dalam hal ini Ning Balqis mengungkapkan kekhawatirannya terhadap ibadah seorang muslimah yang tidak memiliki ilmu. Karena percuma seseorang beribadah dengan sangat rajin dan tekun tanpa menyertakan ilmu di dalamnya. Itu hanyalah kesia-siaan semata. Oleh karena itu, keilmuan/intelektulitas seorang muslimah sangat diperlukan. Hal ini juga mendorong seorang muslimah menjadi pribadi yang cerdas, taat, dan manfaat.

Kedua: Meluruskan niat. Pengasuh Ponpes Asshiddiqiyah Cianjur menegaskan bahwa niat merupakan poin utama dalam melaksanakan sesuatu. Melakukan pekerjaan sedikit tetapi jika dibarengi niat yang baik maka pekerjaan tersebuat akan bernilai ibadah. Namun sebaliknya jika pekerjaannya banyak tetapi tidak dibarengi niat baik, maka amal yang sedikit tersebut lebih baik dari pada amal yang banyak.

Ketiga: Menjadikan syariat sebagai standar bertindak. Menurut penuturan Ning Balqis, pada zaman sekarang menjadikan syariat sebagai landasan sehari-hari sudah mulai dikesampingkan. Mereka lebih mementingkan penilaian orang lain. Contohnya, orang-orang beranggapan bahwa memakai jilbab yang menutup dada bukanlah trend sekarang melainkan trend kuno di masa lalu. Padahal anjuran menutup dada dalam menutup aurat merupakan syariat islam yang harus diataati setiap perempuan muslimah.

Keempat: Tetap menjaga nilai dan adab Islam. Ibu empat anak itu juga menganjurkan agar sebelum mengambil kepemimpinan di masyarakat luas, maka kita harus mengetahui adabnya. Seperti tidak boleh berkhalawat antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, menutup aurat, dan lain sebagainya.

Selain itu, disebutkan juga beberapa ilmu penting yang harus dipelajari oleh seorang muslimah agar menjadi pemimpin muslimah yang taat dan manfaat, di antaranya: ilmu tauhid, ilmu tasawuf, ilmu fikih, dan ilmu Al Qur’an.

“Adapun Ilmu yang wajib dipelajari seperti yang dikutip dari kitab Adab al-Alim wa al-Muta’allim karangan Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari yaitu ilmu tauhid diantaranya mengenal dzat allah, sifat-sifat allah, dan lain-lain. Kemudian ilmu fikih, ilmu tasawuf dan ilmu Al Qur’an,” ujar putri keempat KH. Noer Muhammad Iskandar itu.

Ning Balqis juga menuturkan bahwa perempuan harus berwawasan luas serta memiliki ilmu, karena antara sesuatu yang dikerjakan menggunakan ilmu dan tidak menggunakan ilmu terlihat sekali perbedaannya. Oleh karenanya, memaknai kebebasan secara mutlak seseorang bukan berarti bisa terbebas secara utuh. Akan tetapi tetap dilandasi dengan aturan-aturan syariat yang telah ditetapkan oleh Allah Swt.

“Menjadi seorang pemimpin yang baik hendaklah berpegangan dengan sabda nabi seperti terkutip dalam hadis “ Sebaik-baiknya orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. Pada dasarnya seorang pemimpin mengharapkan perubahan yang lebih baik untuk orang-orang yang ia pimpin,” pungkas Ning Balqis.

Pewarta: Rinada Salsa Sabila (Smt.V)
Editor: Winda Khoerun Nisa (Smt.V)

Leave a Reply