Naskah Sunan Bonang, Warisan Luhur untuk Bangsa Indonesia

Naskah Sunan Bonang, Warisan Luhur untuk Bangsa Indonesia

Bismillahhirrahmanirrahimi, wa bih nasta’inu, alhamdu lillahi rabbil ‘alamin, washalatu ‘ala Rasulillahi Muhammadin wa ashhabihi ‘ajma’in

Nyan punika caritanira Seh al-Bari,tatkalanira apitutur dateng mitranira kabeh, kang pinituturaken wirasaning usul suluk wedaling cerita saking kitab Ihya’ Ulumuddin lan saking Tahmid antukira Seh al-Bari ametet kahing sisimpenaning nabi wali mukmin kabeh.

Ma’had Aly – Naskah di atas merupakan karya dari Sunan Bonang, salah satu dari Walisongo yang berdakwah di wilayah Indonesia. Selain kaya dengan sumber daya baik alam maupun manusia, ternyata Indonesia punya beragam jenis warisan budaya. Ya, peninggalan-peninggalan sejak zaman Hindu-Budha, Walisongo dan ulama Nusantara lainnya. Berbicara mengenai warisan, apakah kalian tahu apa yang dimaksud dengan kata warisan? Warisan hartakah atau warisan apa? Nah, kata warisan di sini dapat diartikan sebagai tanda bahwa dulu bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat amat luhur. Warisan itu ada yang berupa fisik, ajaran, ujaran bahkan cerita-cerita masa lalu. Di antara contohnya adalah naskah Sunan Giri, dan naskah Sunan Bonang yang berisi tentang cara dakwah yang dipakai oleh Sunan Bonang.

Sebelum melangkah lebih jauh, perlu kalian ketahui bahwasannya warisan-warisan itu sampai sekarang masih tersimpan rapi. Namun yang lebih mengejutkannya lagi ada sebagian warisan-warisan budaya leluhur Indonesia justru ditemukan di luar negeri. Mengapa demikian? Sebab dahulu warisan-warisan tersebut dibawa oleh para tokoh orientalis ke negeri mereka. Dengan Tujuan agar bangsa Indonesia ini tidak pernah tahu bahkan mengenali warisan asli leluhur sendiri. Sebagai gantinya mereka para tokoh orientalis membuat karya atau sejarah yang bisa dibilang kurang bahkan tidak sesuai dengan warisan asli leluhur kita. Maka tugas kita sebagai generasi penerus bangsa adalah mengkaji berbagai macam warisan bangsa seperti naskah-naskah walisongo. Agar kita tahu yang sebenarnya bagaimana dahulu Walisongo menyebarkan agama Islam di Nusantara. Salah satu contohnya adalah Sunan Bonang yang menyebarkan Islam dengan jalan seni sastra dan bahasa untuk memikat hati pribumi. 

Sunan Bonang merupakan satu dari sembilan wali yang menyebarkan Islam di tanah Jawa, biasa orang menyebut dengan istilah Walisongo. Dakwah mereka begitu cepat merambah dan diterima oleh penduduk pribumi. Di antara alasannya yaitu karena Walisongo yang menyebarkan Islam di Nusantara merupakan penganut Ahlussunnah wal Jama’ah. Yang umumnya mereka memiliki sifat moderat dan arif. Ketika dakwah mereka menggunakan pola yang kompromistis, memperhatikan tahap serta memperkecil kesulitan. Sehingga pribumi dengan mudah menerima ajaran walisongo

Sunan Bonang yang mempunyai nama asli Raden Makhdum Ibrahim adalah putra dari Sunan Ampel. Ia diperkirakan lahir tahun 1465 M dari perempuan yang bernama Nyi Ageng Manila, seorang putri adipati Tuban. Nama Bonang berasal dari sebuah desa kecil di daerah Lasem. Sedangkan pendapat yang lain mengatakan bahwa nama Bonang disesuaikan dengan nama marganya yaitu Bong. Sehingga sebutan Bonang diduga berasal dari nama Bong Ang seperti nama ayahnya yaitu Bong Swi Hoo atau Sunan Ampel.

Seperti yang sudah dituliskan di atas, dalam berdakwah Sunan Bonang lebih memilih menggunankan seni, sastra dan bahasa. Dengan perangkat gamelan Jawa yang disebut bonang, misalnya. Jenis alat musik yang terbuat dari kuningan berbentuk bulat dan  menonjol tengahnya. Alat ini digunakan sebagai pengiring acara pertunjukan wayang. Dalam kesehariannya Sunan Bonang dikenal sebagai dalang yang menjadikan wayang sebagai media dalan menyampaikan ajaran rohani. Sunan bonang juga dikenal pandai dalam mengubah tembang-tembang Jawa dan membuat berbagai jenis gending sebagai jalan untuk berdakwah.

Selain terkenal dengan kepiawaiannya dalam menggubah tembang Jawa, Sunan Bonang juga terkenal sebagai guru tasawuf. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya naskah kuno yang berupa tulisan di atas daun lontar yang  diyakini sebagai tulisan Sunan Bonang. Ajaran tasawuf Sunan Bonang merupakan representasi ajaran wali dalam menyebarkan nasihat keilmuan tentang Islam. Dikatakan pula bahwa ajaran walisongo yang paling lengkap terdapat dalam dua kitab bunga rampai Primbon Sunan Bonang atau naskah Sunan Bonang.

Sejatinya, isi dari naskah Sunan Bonang merupakan bentuk ringkasan dari kitab Ihya ‘Ulumuddin karya Imam al-Ghozali dan kitab Tahmid karya Abu Syakur bin Syu’aibal-Kasi al-Hanafi as-Salimi. Diceritakan dalam naskah Sunan Bonang bahwa Sunan Bonang hadir sebagai penyebar dakwah yang ulet, gigih dan cermat dalam menjadikan peluang untuk mengajak orang-orang agar masuk Islam.

 

Referensi

Taswirul Afkar, Filologi Nusantara,  Jakarta Selatan: LAKPESDAM NU, Edisi No. 34. 2014.

Rachmad Abdullah, Walisongo Gelora Dakwah dan Jihad di Tanah Jawa, Solo: Al-Wafi, 2015.

Muhammad Fatoni Sulton, Buku Pintar Islam Nusantara, Tanggerang Selatan: Pustaka IMAN, 2017.

Agus Sunyoto, Atlas Walisongo,  Depok: Pustaka IMAN, 2016.

Zainal Abidin bin Syamsuddin, 8 Fakta Baru Walisongo, Pustaka Imam Bonjol, 2018.

Oleh: Izzatul Laili, Semester V

Leave a Reply