Muhammad Hatta: Putra Minangkabau Sang Proklamator Indonesia

Muhammad Hatta: Putra Minangkabau Sang Proklamator Indonesia

Muhammad Hatta dan Ir Soekarno dijuluki sebagai bapak  proklamasi Indonesia dikarenakan andil mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, salah satu andil tersebut adalah mereka terpilih menjadi wakil dan ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang mendorong terjadinya proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. 

Muhammad Hatta atau akrab disapa dengan sebutan Bung Hatta merupakan seorang tokoh kemerdekaan yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, ia lahir pada tanggal 12 Agustus 1902. Ia lahir dari pasangan Angku Bule Syekh Batu Hampar yang akrab disapa dengan sebutan Muhammad Jamil dan Siti Saleha 

Sejak kecil Bung Hatta dikenal sebagai orang yang disiplin, taat dalam beragama dan teguh dalam pendiriannya. Pendidikannya dimulai sejak ia berumur lima tahun, ia masuk sekolah taman kanak–kanak (frobel school). Setahun kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Europese Legere (sekolah rakyat) di Bukittinggi selama dua tahun. Pagi harinya ia belajar di sekolah tersebut dan sore harinya ia belajar bahasa Belanda karena keinginan orang tuanya kelak Bung Hatta akan disekolahkan di Rotterdam Belanda dan sesudah Magrib ia diarahkan neneknya untuk belajar mengaji, hadis, nahwu, sorof, fiqih dan tafsir kepada Syekh Muhammad Djamil Jambek dan haji Abdullah Ahmad. 

Setelah lulus dari sekolah rakyat ia melanjutkan pendidikannya ke Meer Ultgrabied Onderwijs  (MOLO/sekolah menengah pertama) di Padang dan selesai pada tahun 1921, kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Handels Midlebare School (HMS) di Betawi Jakarta dengan mengambil jurusan dagang dan lulus pada tahun 1921. Pada tahun yang sama yaitu pada tanggal 5 September 1921 Hatta  melanjutkan pendidikannya di Handels Hore School (HHS) di Rotterdam Belanda. Proses pendaftaran, persiapan kuliah dan penyesuaian fisik dan mental dengan masyarakat Eropa dilaluinya dengan baik, hal itu dikarenakan Hatta memiliki pengalaman bergaul dengan belanda sejak di Bukittinggi. Dari pengalaman nya itu Hatta  dapat memahami  budaya dan peradaban barat dan mampu mengambil sisi positif dari kebudayaan tersebut. 

Disekolah ini selain mata kuliah wajib, kampus juga menyediakan pelajaran tambahan bagi mahasiswa untuk meluaskan pandangan. Hattapun tertarik pada kuliah tambahan tentang tata negara yang diajarkan oleh prof Oppenheim yang menjadi ketua perkumpulan otonomi untuk Hindia Belanda saat itu dan pelajaran pokok-pokok ilmu ekonomi yang dikenal dengan ekonomi teoritika saat itu. Akhirnya pada tanggal 21 November 1923 Hatta dinyatakan lulus dalam ujian dan memperoleh Diplohandleseconomie. Tidak sampai disini saja, Hatta terus melanjutkan studinya untuk menyelesaikan ujian doktoral, setelah lulus lalu Hatta kembali ke Indonesia. 

Ia memulai karir politiknya  semenjak ia sekolah di Belanda, setelah lulus dari Belanda ia memulai karir politiknya di Indonesia yaitu untuk memimpin PNI baru, dikarenakan banyaknya cabang-cabang PNI baru di berbagai kota menyebabkan Hatta dan Sjahrir ditangkap dan ditahan oleh Belanda di penjara di Glodok. Kemudian pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu, hal ini menyebabkan bayang–bayang kemerdekaan sudah terlihat jelas di mata orang Indonesia, kemudian mereka mendesak Ir Soekarno dan Muhammad Hatta yang menjabat sebagai  ketua dan wakil ketua PPKI agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. 

Pada tanggal 16 Agustus 1945, awalnya mereka akan mengadakan rapat, tetapi pada hari itu para pemuda memaksa Ir Soekarno dan Muhammad Hatta ke Rengasdengklok, dan kembali ke Jakarta pada malam hari, sesampainya di Jakarta mereka berdua mengadakan rapat kepanitiaan kemerdekaan yang dilakukan tergesa-gesa. Di rumah Laksamana muda Tadashi Maeda perumusan teks kemerdekaan yang ditulis oleh Ir. Soekarno, dan diketik oleh Sayuti Melik. Menjelang subuh mereka yang menjadi panitia berkumpul di Pegangsaan timur 56, untuk menghadiri proklamasi kemerdekaan di pagi harinya. Pada tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan pada jam 10.00 pagi, akhirnya proklamasi dikumandangkan. Pada esok harinya dilakukan pengesahan UUD 1945 yang dihadiri panitia persiapan kemerdekaan Indonesia. Keterlibatannya dalam organisasi tersebut yang menghantarkan Bung Hatta dan Ir. Soekarno di juluki sebagai bapak proklamasi Indonesia, dan diangkat sebagai wakil presiden dan presiden Indonesia.

Ketika menjadi wakil presiden, Bung Hatta banyak berperan penting dalam perumusan berbagai hukum dan pembentukan tentara Indonesia. Dikarenakan kesibukan Soekarno yang sering keluar kota maka persoalan penting diserahkan kepada Bung Hatta. Setelah proklamasi kemerdekaan RI, Bung Hatta berusaha mencari dukungan dunia internasional untuk mendukung Indonesia menjadi negara merdeka. Dengan usahanya, akhirnya India membantu Indonesia dengan cara memprotes dan memberikan resolusi kepada PBB agar Belanda dapat dihukum. 

Indonesia jelas sangat beruntung memiliki Bung Hatta. Di balik segala kesederhanaannya ia menerima pemikiran yang melampaui anak-anak muda pada jamannya. Lompatan pemikirannya berjalan sesuai dengan perkembangan hidupnya dari bujang Minangkabau. Bung Hatta pindah ke Jakarta dan mendapatkan lingkungan internasional pada usia 22 tahun. Lingkungan inilah yang kemudian membentuk karakternya sebagai seorang yang rasional. 

Tidak hanya bergerak dibidang politik, Bung Hatta juga berkeinginan untuk memajukan perekonomian di Indonesia. Diantarnya,  pertama melalui koperasi, pertanian, dan bank-bank. Kedua, memajukan kerajinan sosial atas dasar koperasi. Ketiga, penghapusan sistem pajak bumi. Keempat, penghapusan tanah partikelir dalam waktu dekat. Kelima, pengaturan kewajiban membayar pajak dengan adil. 

Adapun karya-karya Bung Hatta diantaranya: 

1.Economische Werelbouw En Matchistegen Stellingen tahun 1926 yang merupakan karya pertamanya. 

2.”L” Indonesia Ekson Problem De’t Independence (Indonesia dan Masalah Kemerdekaannya) tahun 1938.

3.Indonesia Merdeka tahun 1928. 

4.Tujuan dan Politik PNI pada tahun 1931. 

5.Krisis Ekonomi dan Kapitalisme pada tahun 1934. 

6.Perkembangan Koperasi Indonesia tahun 1970 an. 

Meskipun ia banyak belajar di pemikiran barat namun pemikiran Bung Hatta mengenal demokrasi tidak sama dengan konsep demokrasi barat yang liberal. Bung Hatta mengembangkan demokrasi khas Indonesia sendiri. Bung Hatta wafat pada tanggal 14 Maret 1980 dalam usia 77 tahun. Beliau dikenal sebagai bapak proklamator Indonesia. 

Referensi:  

Budiardjo, mirriam. 1981. Dasar –Dasar ilmu politik. Jakarta: PT Gramedia. 

Frondizi, Risieri. 2001. Pengantar Filsafat Nilai  judul asli : What Is Value. Penerjemah: Cuk  Ananta Wijaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 

Hatta Muhammad. 1978. Demokrasi Kita. Jakarta: Tintamas. 

Noer, Deliar. 1983. Pengantar ke pemikiran politik. Jakarta: Penerbit Rajawali.

Panitia Mengenang Bung Hatta. 1980. Bung Hatta Penegak Demokrasi Politik dan Ekonomi Bangsa Indonesia. Jakarta: Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia.

Lestari, Yuli Sri. Pemikiran Politik Mohammad Hatta Dalam Pergerakan Nasional Indonesia Tahun 1921 – 1924 

Kontributor: Robiah Lubis, Semester II 

Leave a Reply