Lahirnya Peradaban Mesopotamia

Lahirnya Peradaban Mesopotamia

Pernahkah terlintas sebuah pemikiran yang berkaitan dengan asal usul mengapa hari berjumlah tujuh dalam seminggu atau dari mana asal usul nama-nama hari tersebut? Maka dalam hal ini, kita akan mengulas kembali peradaban besar yang berpusat pada sebuah negara yang terletak di antara dua sungai Eufrat dan Tigris, negara tersebut dalam bahasa Yunani disebut Mesopotamia. Wilayah Mesopotamia sendiri tidak terletak di Afrika tetapi terletak di Asia yang tidak jauh dari Eropa. Mesopotamia diyakini sebagai pusat peradaban tertua di dunia. Sebuah peradaban besar di masa lampau yang telah memberikan sumbangan penting bagi perkembangan peradaban-peradaban dunia sesudahnya, bahkan hingga saat ini.

Dalam suatu kegiatan penggalian di Mesopotamia, ditemukan suatu timbunan batu bata dan puing dan sebuah tembok tinggi yang kokoh. Hal ini menimbulkan suatu perkiraan bahwa temuan tersebut merupakan sisa-sisa kota yang sudah hancur. Setelah melalui proses penelitian yang panjang dapat diperkirakan bahwa sisa-sisa tersebut merupakan sebuah kota yang dulu dikenal sebagai kota bernama Babilonia. Dahulu kota Babilonia dikenal sebagai kota terbesar di dunia, kota yang penuh akan hiruk-pikuk kerumunan orang dari segala penjuru dunia membawa barang dagangan untuk diperdagangkan.

Ada sebuah anggapan umum bahwasanya Mesirlah bangsa tertua yang telah memiliki segala sesuatu pada masa itu. Namun jika dikaji ulang, orang Sumeria atau orang Babilonialah yang telah mendahului Mesir. Hal tersebut terbukti pada hal-hal yang ditemukan di setiap penggalian-penggalian yang telah dilakukan.

Bahkan ada sebuah prasasti pada batu besar yang ditemukan, prasasti tersebut dibuat oleh salah seorang raja Babilonia pertama yang menguasai seluruh negeri. Dalam prasasti tersebut terdapat undang-undang tertua di dunia, yaitu undang-undang Raja Hamurabi. Seorang Raja yang hidup sekitar tahun 1700 sebelum Masehi atau lebih dari 3.700 tahun yang lalu. Undang-undang yang dibuat tersebut merupakan sebuah undang-undang yang lugas, tegas, dan adil.

Penemuan-penemuan ini menunjukan bahwa penghuni tempat itu 3100 sebelum Masehi telah dapat medapat ide untuk mencetak tanah liat menjadi batu bata, guna membangun rumah dan kuil. Di bawah salah satu timbunan puing terbesar juga  ditemukan reruntuhan kota Ur, sebuah kota yang konon disebut dalam Alkitab sebagai tempat kediaman nenek moyang Abraham. Di tempat itu ditemukan sebuah makam dari kurun waktu yang hampir sama dengan pembangunan Piramida raja Ceops di Mesir. Pada penggalian di Ur tersebut juga ditemukan benda-benda yang sangat indah dan mengagumkan. Benda-benda tersebut dapat digolongkan sejenis dengan perhiasan emas bagi wanita dan wadah emas untuk menampung persembahan pada masa itu.

Selain temuan-temuan tersebut juga ditemukan beberapa harpa yang dihiasi kepala banteng. Harpa merupakan sebuah alat musik petik, bentuknya menyerupai busur yang direntangi 46 dawai pada posisi vertikal. Ada juga yang lebih unik lagi, yaitu ditemukannya sebuah papan bermain bermotif kotak-kotak yang mirip sekali dengan pola papan catur dengan ukiran yang halus sekali.

Bahkan para arkeolog menyebutkan adanya penemuan teknis, seperti alat putar keramik, dan juga sebuah kemajuan luar biasa dibidang matematika, pengobatan dan astronomi. Bahkan cara kita menghitung waktu, membagi setiap jam menjadi 60 menit, juga merupakan sebuah warisan dari Mesopotamia.

Sedangkan orang-orang Babilonia dahulu kesehariannya berdoa kepada bulan, matahari dan bintang-bintang yang dianggap sebagai dewa-dewi mereka. Sepanjang tahun dan berabad-abad, pada malam hari mereka sering kali mengamati dan mencatat segala sesuatu yang mereka saksikan di langit. Dari situlah mereka mulai menyadari bahwa bintang-bintang berputar dengan sangat teratur. Dengan cepat pula orang Babilonia mengenali bintang-bintang tertentu, yang seolah-olah terpasang di langit dan muncul ditempat yang selalu sama.

Pada zaman itu mereka menganggap bumi sebagai piringan atau cakra datar tak bergerak, sedangkan langit dan bintang-bintang merupakan sebuah kubah cekung yang menutupi bumi dan mengitarinya sekali dalam sehari. Jika diteliti saat ini, bintang yang membingungkan menurut orang Babilonia kuno merupakan sebuah pelanet. Jelas hal tersebut dahulu tidak diketahui oleh orang-orang Babilonia karena terbatasnya alat untuk mendeteksi hal-hal yang berkaitan dengan hal-hal tersebut. Maka pada saat itu mereka mempercayai bahwa itu merupakan suatu kekuatan gaib yang mengatur hal-hal tersebut secara misterius. Menurut keyakinan mereka, bintang itu adalah makhluk berkuasa yang letaknya mempunyai arti bagi nasib manusia. Oleh karena itu dengan mempelajari posisinya, mereka hendak meramalkan masa depan. Lama kelamaan kepercayaan terhadap bintang-bintang tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah ilmu yang disebut ilmu Nujum atau dalam istilah Yunani dinamakan astrologi.

Setelah pengetahuan mereka semakin luas, beberapa planet tertentu dipercaya oleh mereka membawa sebuah keberuntungan, sedangkan planet lain membawa kemalangan. Contohnya seperti planet Marikh atau Mars berarti perang, planet Zohrah atau Venus berarti cinta. Mereka menganggap bahwa planet tersebut merupakan dewa, kemudian mereka mempersembahkan satu hari di setiap planet-planet tersebut. Dengan jumlah planet yang ada, mereka kemudian menambah planet-planet tersebut dengan matahari dan bulan, dengan begitu jumlahnya menjadi tujuh. Dari sinilah timbul asal-usul hari berjumlah tujuh dalam sepekan seperti yang telah berlangsung hingga saat ini.

Bahkan dalam berbagai bahasa masih terwariskan nama-nama hari yang mereka persembahkan tersebut, contohnya nama hari untuk matahari dan hari untuk bulan yaitu Sunday dan Monday dalam bahasa Inggris selain itu hari untuk Saturnus yaitu Satur-day. Kelima planet yang ditemukan oleh orang Babilionia merupakan Mars, Merkurius, Yupiter (Mustar), Venus, dan Saturnus. Selain dalam bahasa Inggris nama-nama hari tersebut masih dapat ditemukan juga dalam berbagai bahasa modern dari bahasa-bahasa lainnya.

Oleh : Aulal Musyafiul Aliya Dewi, Semester IV

Leave a Reply