Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq: Dari Sahabat Nabi hingga Khalifah Islam

Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq: Dari Sahabat Nabi hingga Khalifah Islam

WWW.MAHADALYJAKARTA.COM- Abu Bakar adalah salah satu sahabat Nabi yang dikenal karena kepribadiannya yang disiplin, taat, dan sangat jujur dalam segala hal. Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, Abu Bakar Ash-Shiddiq dipercaya oleh umat Muslim untuk menjadi pengganti beliau dalam memimpin Islam. Lantas, bagaimana kisah hidup Abu Bakar Ash-Shiddiq ini?

Abu bakar Ash-shiddiq adalah salah satu orang yang pertama memeluk islam. Setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq masuk islam diapun berdakwah dan mengajak orang lain untuk masuk islam, berkat dakwah dan ajakan Abu Bakar Ash-Shiddiq ini ada beberapa orang yang masuk islam melalui dakwah dan ajakan dia, beberapa antara mereka  yang masuk islam melalui dakwah dan ajakan Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah Utsman bin Affan, Zubair bin Awam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqash dan Thalhah bin Ubaidillah. Setelah  Nabi Muhammad SAW wafat, Abu Bakar Ash-Shiddiq ini pun diangkat menjadi khalifah pertama pada tahun 632 hingga tahun 634 M. Pengangkatan Abu Bakar Ash-Shiddiq RA ini di lakukan dengan Persiaran Umar bin Khattab RA dalam sebuah pertemuan di safiqah melalui musyawarah yang disetujui oleh para tokoh kabilah dan suku lain. Nama asli Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah Abdullah bin Abi Quhafah Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib,Al-Qurasyi,At-Tamimi. Nasabnya bertemu dengan nasab Rasulullah di kakeknya yang bernama Murrah. Abu Bakar Ash Shiddiq lahir pada 27 oktober 573 M di Mekkah, Arab Saudi. Dan ibunya bernama Salma binti Sakhar bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Tayim bin Murrah, yang berarti ayah dan ibu nya ini sama-sama berasal dari kabilah Bani Taim. 

Dilansir dari Islam NU, ada sebuah kisah yang menceritakan mengenai bagaimana Abu Bakar Ash-Shiddiq mendapatkan julukan Ash-Shiddiq dan Al-Atiq. Dalam tradisi bangsa Arab, memang sudah umum bahwa nama orang akan disertai pula dengan gelar alias julukan. Fungsi dari julukan itu adalah sebagai bentuk pujian atas keluhuran tabiatnya. Rasulullah SAW juga sering memberikan julukan kepada para sahabatnya, sebagai bentuk sanjungan. Contohnya kepada Umar bin Khattab yang diberi julukan al-Faruq yang berarti pembeda antara kebenaran dan kebatilan, kemudian ada Khalid bin Walid yang di juluki sebagai Saifullah yang berarti pedang Allah, lalu ada juga Hamzah Bin Abdul Muthalib dengan julukan Asadullah yang berarti macan Allah. Dapat disebut bahwa semua sahabat Rasulullah SAW memiliki julukan masing-masing, tak terkecuali dengan Abu Bakar yang terkenal akan julukannya sebagai Ash-Shiddiq dan al-Atiq.

Ash-Shiddiq 

Artinya adalah orang sangat jujur atau banyak membenarkan. Hal tersebutlah yang menjadikan Abu Bakar ditunjuk sebagai sahabat Rasulullah SAW yang paling dipercayai, tak terkecuali akan hal-hal yang tidak masuk akal sekalipun.

Ada sebuah kisah tepatnya setelah peristiwa Isra Mi’raj, kala itu Rasulullah SAW melakukan perjalanan yang amat kilat dari mekkah ke Baitul Maqdis, kemudian di lanjutkan dengan perjalanan langit yang penuh keajaiban. Pada keesokan harinya, Rasulullah SAW menceritakan pengalamannya tersebut kepada para penduduk Makkah. Namun, bukannya didengarkan dan membuat keimanan mereka semakin bertambah, para penduduk Makkah malah tidak percaya dan bahkan semakin mengolok-olok Rasulullah SAW. Parahnya lagi, ada beberapa orang di antara mereka yang memiliki iman masih lemah, justru mereka menjadi murtad dan menganggap Rasulullah SAW pendusta. Pada saat-saat itulah, Abu Bakar muncul dengan gagah perkasa dan percaya diri membenarkan apa yang telah Rasulullah SAW sampaikan. Nah, sejak saat itulah, dirinya diberikan julukan sebagai Ash-Shiddiq.

Al-‘Atiq  

Abu Bakar tidak hanya memiliki julukan Ash-Shiddiq saja, tetapi juga Al-‘Atiq. Menurut beberapa ulama, hal tersebut dikarenakan Abu Bakar memiliki wajah yang tampan. Namun, ada juga beberapa yang mengatakan bahwa julukan tersebut diberikan sebab Abu Bakar  selalu menjadi garda terdepan dalam hal kebaikan. Versi lainnya lagi, julukan tersebut diberikan karena Abu Bakar memang terlahir dari nasab yang suci yang mana nenek moyangnya terhindar dari perbuatan zina. Sebagian pendapat lagi mengatakan bahwa Abu Bakar mendapatkan julukan tersebut sebab sudah mendapat jaminan untuk terbebas dari siksa api neraka.Sesuai dengan hadis berikut ini.

“Demi Allah, sesungguhnya aku sedang berada di rumahku pada suatu hari, sementara Rasulullah SAW dan beberapa sahabat berada di halaman. Di antara aku dan mereka tertutup oleh pembatas.Tiba-tiba datang Abu Bakar, lalu Nabi bersabda siapa yang senang melihat orang yang terbebas (‘atiq) dari api neraka maka lihatlah Abu Bakar.”(HR Al-Hakim)

Dan imam An-Nawawi juga menyebutkan dalam bukunya At-Tahdzib berkata apa yang kami sebutkan bahwa nama Abu Bakar adalah Abdullah yang benar dan masyhur. Ada juga yang menyebutkan bahwa namanya adalah Al-Atiq. Namun yang benar iyalah apa yang telah disepakati oleh para ulama bahwa Al-Atiq itu bukan lah namanya. Atiq adalah nama gelarnya. Dia diberi gelar Atiq, karena dia dianggap lepas dari siksa neraka, sebagaimana ini juga disebutkan dalam riwayat Imam At-Tirmidzi.Juga disebutkan bahwa gelar itu diberikan karena dia memiliki wajah yang tampan dan rupawan, sebagaimana dikatakan oleh Mush’ab bin Zubair, Laits bin Sa’ad dan sejumlah orang yang lainnya. Juga dikatakan dia mendapat gelar itu karena dalam silsilah keturunannya tidak ada yang mengandung aib.

Selain Abu Bakar terkenal dengan gelar Ash-Shiddiq dan Al-Atiq, Abu Bakar juga terkenal dengan orang yang senantiasa bersegera untuk melakukan kebaikan. Sosok Abu Bakar yang tidak hanya menjadi mertua Nabi, tetapi sahabat Nabi yang satu ini akan selalu bersegera dalam melakukan hal-hal kebaikan. Bahkan ketika para sahabat Nabi yang lainnya tidak melakukannya. Hal tersebut telah diriwayatkan dalam sebuah hadis yang berbunyi:

“Dari Abu Hurairah Ra. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Siapakah di antara kalian yang pagi ini berpuasa?” para sahabat ketika itu diam, dan Abu Bakar berkata”Saya”Rasulullah SAW kemudian berkata lagi,”Siapakah di antara kalian pada hari ini yang mengiringi jenazah?”dan para sahabat terdiam lagi, dan Abu Bakar Kembali menjawab,”Saya”.Rasulullah SAW kemudian kembali bertanya,”Siapakah di antara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?” Kemudian para sahabat terdiam lagi, dan Abu Bakar kembali lagi menjawab”Saya”. Rasulullah SAW pun kembali bertanya lagi,”Siapakah di antara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit? Para sahabat pun masih terdiam, Abu Bakar pun menjawab lagi “Saya.” Rasulullah SAW kemudian bersabda,”Tidakkah berkumpul perbuatan ini pada seseorang melainkan ia akan masuk surga.(HR Muslim). 

Abu Bakar ini juga menjadi seorang mufti di masa Rasulullah SAW  ketika masih hidup, setidaknya ada 14 orang sahabat yang dipercaya untuk memberikan fatwa kepada umatnya.Namun, dari ke-14 orang itu, hanya Abu Bakar saja yang dipercaya oleh Rasulullah SAW untuk memberikan fatwa ketika bersamanya. Sementara sahabat yang lain, hanya boleh memberikan fatwa ketika tengah tidak bersama Rasulullah SAW.  

Setelah masuk Islam, Abu Bakar senantiasa menemani Rasulullah SAW dalam setiap dakwahnya. Bahkan tak segan-segan pula untuk mengeluarkan Sebagian hartanya demi menyebarkan agama Allah. Kedekatan Abu Bakar dengan Rasulullah SAW ini juga pernah diriwayatkan oleh Bukhari yang berbunyi:

“Dari Ibnu Abbas ra dari Rasulullah SAW ia pernah bersabda,”Jika seandainya aku dibolehkan untuk mengambil teman dekat dari umatku maka sesungguhnya aku akan memilih Abu Bakar. Akan tetapi ia adalah saudara dan juga sahabatku.”(HR.Bukhari).

Abu Bakar ini juga selalu mendampingi Nabi Muhammad SAW dalam segala situasi, serta dalam semua perang yang diikuti oleh Nabi Muhammad SAW. Seperti perang Badar, perang Uhud, perang Khandaq, perang Khaibar, perang Hunain, dan perang Tabuk. Beliau juga mendampingi Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Isra Mi’raj dan Hijrah ke Madinah, Beliau juga menjadi ayah mertua Nabi Muhammad SAW melalui putrinya Aisyah.

Selain diri nya yang terkenal akan kejujurannya, Abu Bakar ini juga dikenal sebagai orang yang paling dermawan dalam membantu agama Islam. Beliau sering mengeluarkan hartanya untuk membantu kaum muslimin yang miskin dan tertindas. Beliau juga membeli beberapa budak yang beriman dari pemiliknya yang zalim, seperti Bilal bin Rabah, Amir bin Fuhairah, Abu Fakihah, Ummu Ubais, Zinnirah, dan lain-lainnya.

Sebagai sosok orang yang “menyangga”dakwah Rasulullah SAW, Abu Bakar mengarahkan dakwah menjadi 2 kelompok Quraisy yang memiliki fitrah bersih, pikiran lurus dan tidak terpengaruh akan keburukan akhlak jahiliyah, dan kelompok fakir miskin di kalangan hamba sahaya serta orang-orang yang telah terzalimi dari kalangan non  Quraisy.

Wafatnya Abu Bakar Al-Shiddiq

Abu Bakar Al-Shiddiq wafat pada tanggal 23 Jumadil Akhir tahun 13 H (22 Agustus 634 M) di Madinah, pada usia 63 tahun. Beliau sakit selama 15 hari sebelum wafat. Abu Bakar dimakamkan di samping Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi. Beliau meninggalkan warisan yang besar bagi umat Islam, menjadi salah satu orang yang paling berjasa dalam menyebarkan dan mempertahankan agama Islam. Abu Bakar juga merupakan salah satu orang yang paling dicintai oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Beliau menjadi teladan bagi generasi-generasi Muslim setelahnya.

Referensi:

 Ahmad, Abdul Al Al Thaththawi, 150 Qishoh min Hayati Abu Bakar Al Siddiq, Terj. Rashid Safari, Bandung: Mizania, 2016.

Abdussalam, Muhammad Harun, Tahdzib Siroh Ibn Hisyam, Beirut: Darul Kutub Ilmiyah, 2018.

Shofiyurrahman, Al Mubarakfury, Al Rahiq Al Makhtum, Mesir: Darul Wafa, 2020.

As Suyuthi, Tarikh Al Khulafa, Terj. Samson Rahman, Jakarta Timur: Pustaka Al Kautsar, 2009.

Ali Muhammad Ash Shalabi, Abu Bakar Ash Shiddiq; Syakhsuhu wa Ashruhu, Terj. Masturi Irham dan Muhammad Aniq, Jakarta Timur: Pustaka Al Kautsar, 2013.

Kontribtor: Muhammad Rofik

Leave a Reply