MAHADALYJAKARTA.COM—Kerajaan Turki Utsmani merupakan salah satu kerajaan termasyhur di antara kerajaan kerajaan besar lainnya. Bahkan beberapa pakar sejarah mengatakan bahwa Turki Utsmani merupakan kerajaan yang cukup lama bertahan, berdiri pada tahun 1282-1929 M. Didirikan oleh Utsman bin Ertugrul bin Sulaiman Syah dari suku Qayigh, berdirinya kerajaan ini diprakarsai Bangsa Turki dari kabilah Oghuz. Dalam kurun waktu yang panjang, sekitar tiga abad mereka pindah ke Turkistan, Persia, dan Irak.
Pada abad ke 13 mereka mendapat serangan dari Mongol, sehingga mereka melarikan diri ke daerah Barat. Namun sayangnya pada pertengahan perjalanan, pemimpin mereka yaitu Sulaiman Syah meninggal dunia dalam peperangan di Manzikart. Mereka terpecah menjadi dua bagian. Ada yang pergi ke daerah Timur dan sebagian melanjutkan perjalanan ke Anatolia atau Asia kecil yang dipimpin oleh Ertugrul putra Sulaiman Syah. Sesampainya di Anatolia, mereka meminta bantuan serta pertolongan pada Sultan Alauddin II, Sultan Saljuk yang pada saat itu sedang berperang melawan kerajaan Bizantium.
Sehingga mereka berinisiatif untuk membantu Sultan Alauddin untuk melawan kerajaan Bizantium. Dan mereka memenangkan peperangan tersebut. Berkat bantuan mereka ini, Sultan Alaudin II menghadiahkan pada mereka sebidang tanah di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Hal ini adalah awal bagi mereka untuk membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibu kota. Pada tahun 1280 M, Ertugrul meninggal dunia dan kepemimpinan digantikan oleh putranya Usman yang memerintah pada tahun 1290-1326 M.
Pada tahun 1300 M, kerajaan Saljuk diserang oleh bangsa Mongol yang menyebabkan Sultan Alauddin II terbunuh. Dalam waktu yang singkat setelah tewasnya Sultan Alauddin II, kerajaan Seljuk Rum terpecah belah dalam beberapa kerajaan kecil. Pada waktu yang bersamaan, Usman menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak itulah kerajaan Usmani berdiri. Dengan penguasa pertamanya yaitu Usman yang sering disebut dengan Usman I.
Setelah Usman mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al-Usman (raja besar keluarga Usman). Kerajaan ini selalu diliputi peperangan guna memperluas wilayah kekuasaan. Pada tahun 1317 M Usman mulai menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukkan kota Broessa. Kemudian pada tahun 1326 M ia menjadikan kota Broessa sebagai ibu kota kerajaan.
Pada tahun 1326-1360 masa pemerintahan Orkhan Putra Usman. Ia banyak memperluas daerah kekuasaan dengan bantuan pasukan Inkisyariyah yang dibentuknya untuk membentengi kekuasaannya. Pasukan ini terkenal dengan ketangguhannya dalam melawan musuh. Basis kesatuan ini berasal dari pemuda-pemuda tawanan perang. Beberapa daerah yang berhasil ditaklukkan oleh Orkhan yaitu, Azmir (Smirna) tahun 1327 M, Thawasyanli (1330 M), Ukandar (1338 M), Ankara (1354 M) dan Gallipoli (1356 M). Daerah daerah ini merupakan bagian Benua Eropa yang pertama kali diduduki kerajaan Utsmani.
Perluasan wilayah semakin besar pada pemerintahan Murad I (Sultan ketiga dari Kerajaan Usmani). Ia terus melakukan perluasan daerah ke Benua Eropa dan menetapkan keamanan dalam negeri. Ia berhasil menaklukkan Andrianopel, Marcedonia, Sopia, Saloni, dan seluruh wilayah bagian Utara Yunani. Murad I menjadikan Andrianopel sebagai ibu kota baru sebab letaknya yang strategis.
Setelah Murad I tewas dalam pertempuran melawan pasukan Kristen, ekspansi dilanjutkan oleh putranya, Bayazid I. Ia berkuasa pada tahun 1389-1401 M dengan menyandang gelar Yaldirin atau Yaldirun yang berarti kilat karena terkenal dengan serangan-serangannya yang begitu cepat terhadap musuh-musuhnya. Ia berhasil menaklukkan wilayah-wilayah yang belum pernah ditundukkan sebelumnya. Sebab ekspansi yang begitu besar, menimbulkan kecemasan dikalangan para paus, sehingga mereka mengibarkan bendera peperangan kepada kerajaan Utsmani. Namun tetap dimenangkan oleh Bayazid I, bahkan ia berhasil menghancurkan Salib. Peristiwa penghancuran sekutu Kristen Eropa ini menjadi catatan penting bagi umat Islam dalam sejarah peradaban Islam.
Pada tahun 1403, tentara Turki Utsmani mengalami kekalahan dengan tentara Mongol yang dipimpin Timur Lenk di Asia kecil. Biyazid dan putranya, Musa tertawan dan wafat. Sebab peristiwa ini, penguasa-penguasa Saljuk di Asia kecil melepaskan diri dari Turki Utsmani serta perebutan kekuasaan di kalangan putra putra raja. Keadaan buruk ini berlangsung selama 10 tahun dan berakhir pada kepemimpinan Sultan Muhammad I yang berkuasa pada tahun 1403-1421 M.
Kerajaan Turki Utsmani kembali bangkit dan mencapai kegemilangan pada masa Muhammad II. Ia diberi gelar Al-Fatih (sang penakluk), sebab pada masa itu ekspansi besar-besaran dilakukan. Pada tahun 1453 ia berhasil menaklukkan salah satu kota penting yaitu konstantinopel dan dijadikan ibu kota kerajaan. Sedangkan gereja Aya Sophia yang terkenal dijadikan masjid. Dengan terbukanya kota Konstantinopel sebagai benteng pertahanan terkuat kerajaan Bizantium, akan memudahkan arus ekspansi Turki Utsmani ke Benua Eropa.
Setelah Muhammad Al-Fatih wafat, roda kepemimpinan digantikan oleh Bayazid II, namun ia lemah dalam bidang pemerintahan serta sering terjadinya konflik keluarga kerajaan, sehingga ia mengundurkan diri dan digantikan oleh Salim I pada tahun 1512 M. Ia berhasil menaklukkan Dinasti Safawi di Persia, Syiria dan Dinasti Mamalik di Mesir. Ekspansi berikutnya dilanjutkan oleh Sultan Sulaiman. Ia diberi gelar Al-Qanuni, karena ia berhasil membuat undang-undang yang mengatur masyarakat.
Pada tahun 1522 M, ia berhasil menaklukkan kota Belgrado dan pulau Rodles. Di tahun 1526 M ia berhasil menduduki Bupades di wilayah Eropa. Ia juga berhasil menguasai Irak dan wilayah Afrika Utara, sehingga wilayah kekuasaannya mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Suria, Hijaz dan Yaman. Yang terletak di Asia, Mesir, dan Libya. Aljazair yg berada di Afrika, dan Yunani, Bulgaria, Yugoslavia, Albania, Hongaria, dan Rumania yang berada di Eropa.
Beberapa Kemajuan Turki Utsmani:
- Bidang Pemerintahan dan Militer
- Mempunyai angkatan perang yang tangguh sering disebut dengan pasukan Inkisyariyah.
- Mereka menempati wilayah yang strategis dalam percaturan dunia yaitu Jazirah Balkan, suatu wilayah yang tepat untuk mengawasi perkembangan di Asia dan Eropa serta kota Istanbul (Konstantinopel) yang langsung berhubungan dengan daratan Asia dan Eropa.
- Banyak melakukan ekspansi besar-besaran guna menaklukkan daerah daerah penting.
2. Bidang Intelektual atau Ilmu Pengetahuan
Kemajuan bidang Intelektual di abad ke-19 pada masa pemerintahan Turki Utsmani tidak lebih menonjol dibandingkan bidang politik dan pemerintahan. Dari aspek-aspek intelektual yang dicapai periode ini adalah sebagai berikut:
a. Terdapat tiga buah surat kabar yg muncul:
- Berita harian Takvini Veta (1831),
- Jurnal Tasviri Efkyar (1862),
- Jurnal Terjumani Ahval (1860).
b. Terjadinya transformasi pendidikan, pada masa ini banyak sekolah dasar dan menengah yg didirikan, serta fakultas fakultas. Disamping itu juga banyak mengirimkan pelajar yang berprestasi ke luar negeri.
c. Banyak sastrawan sastrawan terkenal yang muncul pada masa itu.
3. Bidang Kebudayaan
Turki Utsmani memiliki kebudayaan yang bervariasi diantaranya ada kebudayaan Persia, Bizantium, dan Arab serta perpaduan budaya Eropa. Salah satu ajaran budaya yang mereka ambil yaitu tata krama dalam istana raja-raja, organisasi pemerintahan, prinsip ekonomi sosial dll. Pengembangan bidang budaya ini dapat dilihat dalam segi arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah seperti Masjid al-Muhammadi atau Masjid Jami’ Sultan Muhammad al-Fatih, Masjid Agung Sulaiman dan masjid lainnya.
Selain dalam segi arsitekturnya, Turki Utsmani juga terkenal dalam bidang kesenian. Seperti Mahmed II seorang ahli kesenian yang liberal, mengembangkan syair-syair Persia dan juga seni lukis Eropa. Sehingga menarik perhatian para sastrawan dan pujangga luar kerajaan untuk berkunjung ke Turki Utsmani. Seperti sastrawan Arab dan Persia, pelukis Italia, pujangga Yunani dan Serbia berdatangan ke istananya. Kesenian Turki Utsmani sedikit dipengaruhi Kristen dan Eropa.
Namun dalam pesatnya kemajuan Turki Utsmani, tentulah tidak terlepas dari kata kemunduran dan kehancuran yang disebabkan oleh beberapa faktor. Bisa jadi oleh faktor ekonomi, sosial, atau bahkan konflik kerajaan yang begitu pelik sehingga berujung pada kemunduran dinasti ini. Awal kemunduran dan kehancuran kerajaan Turki Utsmani sejak wafatnya Sultan Sulaiman I dan digantikan oleh Sultan Salim II. Sebab ia seorang pemimpin yang tidak sesuai harapan rakyatnya, banyak kekurangan serta kelemahan pada diri Sultan Salim II.
Ia memiliki kebiasaan mabuk dan suka bermain wanita, serta senantiasa menyerahkan urusan negara sepenuhnya kepada menteri menterinya. Sehingga membuat kerajaan semakin melemah sebab penguasa setelahnya juga kian waktu semakin lemah dan kurang bertanggung jawab.Turki Utsmani banyak terkalahkan dalam beberapa medan pertempuran. Banyak daerah kekuasaan yang melepaskan diri dari Turki Utsmani. Inilah alasan utama kemunduran dan kehancuran kerajaan Turki Utsmani.
Referensi:
Ash-Shallabi, Ali Muhammad. Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Ustmaniyah. Jakarta: PUSTAKA AL-KAUTSAR, 2022.
Thohir, Ajid. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.
Hassan, H.I. Islamic History and Culture, diterjemahkan oleh Djahdan Human, Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta, 1989.
Badri Yatim, B. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.
Mughni, S. A. Sejarah Kebudayaan Islam di Turki. Jakarta: Logos, 1997.
Kontibutor: Fina Amalia Sa’idah
Editor: Kurniawati Musoffa