Imam Bukhari: Pionir Para Ahli Hadist

Imam Bukhari: Pionir Para Ahli Hadist

Imam al-Bukhari adalah Imam yang sangat masyhur dalam dunia hadist, beliau memiliki kuniyah Abu Abdillah dan nama beliau adalah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim atau dikenal dengan Imam al-Bukhari. Lahir pada 13 Syawal 194 H di Bukhara, Khurasan yang dikenal dengan Uzbekistan Asia Tengah. Beliau wafat pada 1 Syawal 256 H di Khartank. Para perawi hadits banyak yang memberikan gelar pada Imam Bukhari dengan julukan Amirul Mukminin Fil Hadits (pemimpinnya kaum muslimin dalam bidang hadits) beliau hidup pada kurun ke-3 dari hijrah Nabi Muhammad Saw.

Imam Bukhari adalah orang yang pertama kali dalam Islam mengumpulkan hadist-hadist sahih dalam satu kitab, bahkan kitabnya diakui oleh ulama-ulama dunia bahwa tidak ada kitab yang lebih sahih melebihi Sahih Bukhari maksudnya setelah Al-Qur’anul Karim beliau adalah ulama yang sangat banyak hafalan terhadap hadits Nabi Saw sampai-sampai ada yang mengatakan “Allah Swt tidak menciptakan makhluk seperti Bukhari seolah-olah Allah Swt menciptakan Bukhari khusus untuk mendalami hadist-hadist” kemudian juga Imam Bukhari termasuk ulama yang sangat unggul dalam beberapa ilmu yang berkaitan dengan hadist sampai-sampai kajian para ulama membanjiri Imam Bukhari karna cerdasnya beliau ketika berbicara tentang hadits Nabi Muhammad Saw.

Imam Bukhari ibn Mughirah al-bardizbah salah satu buyut Bukhari adalah seseorang yang berasal dari Persia dia beragama Majusi kemudian meninggal di atas Majusi tetapi Mughirah sempat masuk Islam sehingga keturunan Ibrahim dan turunan Ibrahim Ismail menjadi ulama hadist, Imam Bukhari mempunyai ayah seorang ulama ahli hadits, tetapi ayahnya tidak terkenal seperti Imam Bukhari karena beliau di saat wafat tidak meninggalkan karya berbeda dengan Imam Bukhari, beliau mempunyai karya dan didalamnya terdapat bab tentang biografi sang ayah dalam kitab  Al-tarikh al-kabir kemudian menyebutkan tarjama bapaknya dan dikatakan bahwa ayahnya seorang ulama hadits termasuk juga Imam Ibn hibban mencantumkan tentang biografi ayahnya Imam Bukhari.

Ibunda Imam Bukhari adalah seorang wanita yang Sholihah dan terkenal khusyu dalam berdo’a beliau pernah menunaikan haji bersama Imam Bukhari setelah suaminya meninggal lali imam Bukhari belajar di Mekah dan ibunda kembali ke Bukhara kemudian meninggal di sana.pada usia 4 tahun Imam Bukhari divonis buta tetapi sang ibu tidak pernah putus asa untuk mendo’akan beliau, ayah dan ibu mempunyai rencana bahwa anaknya dalam keadaan apapun  dia mesti menggapai cita-cita tinggi bermanfaat bagi agama dan umat setelah ayahnya meninggal ibunda meneruskan cita-cita yang dikuatkan dengan do’a perjuangan dan ikhtiar, sebagai single parent maka di kirimkanlah ke Madrasah dan menghafal  Al-Qur’an pada saat masuk Imam Bukhari termasuk murid yang paling junior.

Pada suatu hari Imam Bukhari pulang dari madrasah dan bercerita kepada sang ibu bahwa beliau telah hafal Al-Qur’an setelah itu beliau meminta menghafal hadist-hadist tetapi sang ibu meminta Imam Bukhari lebih baik istirahat karena akan lelah jika menghafal hadits berjalanlah Imam Bukhari ke kamar dengan rasa kecewa karena tidak bisa menghafal hadits, setelah itu sang ibu menggelar sajadah dan berdo’a kepada Allah Swt pada saat itu juga Allah Swt mengabulkan do’a sang ibu beberapa saat kemudian Imam Bukhari di dalam kamar merasa ada yang berbeda kemudian yakin bahwa beliau bisa melihat setelah itu berlari mencari keberadaan sang ibu dan mengadu bahwa beliau sudah bisa melihat pada saat itu juga Imam Bukhari menekuni hadist dan sembuh dari kebutaan setelah sang ibu banyak menangis dan mendo’akan anaknya.

Imam Bukhari mempunyai nisbat al-Bukhari dan Al-Jufi. Nisbat pertama karna beliau lahir di Bukhara yang kedua karna merujuk ke Yaman Al-Jufi nisbat tersebut sebagai nisbat perwalian dan di pandang wali orang yang di antar masuk Islam maka dijadikan nisbat perwalian bentuk sebagai bentuk perwalian keluarga keturunannya.

Sejak kecil Imam Bukhari tinggal di lingkungan agamis dan mengedepankan sikap Wira’i yang diajarkan sang ayah sejak masih kecil meskipun sedikit memberikan pendidikan karna wafat, tetapi asuhan ibu yang shalihah Imam Bukhari tumbuh menjadi pribadi yang shalih beliau sebelum genap 10 tahun sudah menekuni kajian hadits bahkan mampu menghafal karya ilmu Al Mubarak pada usia 16 tahun imam Bukhari berprofesi sebagai pedagang di jelaskan bahwa beliau berperawakan biasa saja atau sedang tidak tinggi tidak juga pendek gemuk. Imam Bukhari termasuk ahli hadits terkenal semenjak bersama Imam Ahmad, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Tirmidzi, Imam an-Nasa’i dan Imam Najah

Masa Menuntut Ilmu

Imam Bukhari pertama kali belajar yaitu Al Qur’an maka tidak heran Allah Swt sudah memberi kecerdasan Imam Bukhari sejak kecil dalam menuntut ilmu. Disamping belajar Al Qur’an beliau juga belajar baca tulis Al-Qur’an, hadist Nabi Muhammad Saw. Ketika Imam Bukhari usianya masih kurang dari 10 tahun sejak kecil beliau sudah diajak ibunya pergi ke majelis-majelis dewasa sampai beliau pernah membaca hadist di depan orang yang punya sanad tinggi bahkan dihadapan orang-orang yang ahli hadist. Beliau telah menghafal kitab-kitab terkenal pada usia 16 tahun sampai 70 ribu hadits, beliau selalu membaca hadits setelah membaca biografi perawi menguasai keadaan, meneliti, mengetahui negeri, gurunya sang perawi murid dan Isnadi sampai tahu betul sanad sampai Nabi Muhammad Saw.

Beliau memulai belajar hadits pada tahun 205 H dan berangkat ke Mekkah pada 210 H bersama ibu dan kakaknya bernama Ahmad. Beliau tinggal di Hijaz 6 tahun setelah itu berpindah ke negeri Syam, Mesir, Jazirah 2 kali kota Basrah 4 kali ke Kufah Baghdad berkali-kali Imam Bukhari menerima hadits di setiap negeri yang di datangi ia telah mencatat hadist sebanyak 160 orang semuanya ahli hadits ia juga mengungkapkan 1000 orang Syeikh tidak dan satu hadist yang aku catat melainkan aku sebutkan sanadnya.

Imam Bukhari pernah difitnah mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk dikucilkan gurunya Al-Zuhali dan masyarakat Naisabur setelah adanya konflik Imam Bukhari pulang ke Bukhara namun beberapa saat tinggal di sana fitnah kembali mendatangi beliau yakni berasal dari gubernur Bukhara bernama Khalid ibnu Muhammad Al-zuhali beliau meminta Imam Bukhari datang membawa kitabnya yaitu Al-jami Al-shahih dan Tarikh Al-kabir. Imam Bukhari menolak membawa kitabnya karna tidak mau merendahkan ilmu, setelah itu Gubernur marah dan membuat konspirasi mengusir, beliau pun meninggalkan tanah kelahiran lalu pergi ke samarkand.

Karyanya 

Imam Bukhari mempunyai karya yang menjadi monumental yang bernama kitab Al-jami Al-Shahih Hal-Ihwal para sahabat tabi’in serta pendapat mereka, Al-Adab Al-mufrad (membahas akhlak), Khalaqu Af’aal Al-ibaad (membahas akidah) dan beberapa karya lain yang tidak kalah mutu diantaranya:                                                                            

1. Al-Adab  al-Mufrad

2. Al-Tarikh al-Shagir 

3. Al-Tarikh al-Kabir 

4. Al-Tarikh al-Ausat 

5. Al-Tafsir al-Kabir 

6. Kitab al-‘ilal 

7. Al-Musnad Al-Kabir 

8. Birrul al-Walidain 

9. Raf’u al-Yadain Fi al-Shalah 

10. Kitab al-Asyribah 

11. Al-Qira’ah Khalfa al-Imam 

12. Kitab al-Hibah 

13. Kitab al-Dhua’afa

14. Kitab al-Fawaid 

15. Kitab al-Wijdan 

Referensi:

Syofrianisda, Minhajul Muhadditsin, (Sumatra Barat: CV. Aska Pustaka, 2022)

M.kamalul fikri, Imam Al-Bukhari, (Banguntapan: Yogyakarta laksana, 2018)

Abu Firly Bassam Taqiy, Biografi Imam Empat Madzhab dan Imam Perawi Hadits, (Yogyakarta: Hikam Pustaka, 2021)

M.Abdul Ghoffar. Em, Jawatir Al-Bukhari, (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2018)

Yasir Maqasid, Lc, M.Pd, Kisah-Kisah Para Ulama, (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2016)   

Kontributor: Siti Handayani, Semester III

Editor: Dalimah NH

Leave a Reply