FDS Mengancam Pesantren di Indonesia

FDS Mengancam Pesantren di Indonesia

AMC-Sejak 22 Oktober diresmikan sebagai hari santri, para kyai dan santri semakin bersemangat membangun negeri. Bahkan dalam upaya merebut kemerdekaan, santri memiliki barisan mandiri. Tidak dibentuk oleh pemerintah.

Ahmad Athoillah, Ketua panitia Hari Santri (Hasan) 2017 mengatakan bahwa santri memiliki kemandirian lebih dalam menjaga NKRI. Hal ini di dukung dengan kekuatan pesantren yang luar biasa.

Gus Razin juga mengatakan bahwa saat ini ada 23.340 pesantren di bawah naungan NU. Pesantren-pesantren ini memiliki lebih dari empat juta santri. Hal ini juga di dukung oleh lebih dari empat ribu madrasah diniyah dengan jumlah santri lebih dari tujuh juta.

Sayangnya, kemandirian ini telah terancam. Kegiatan belajar di pesantren dan madrasah diniyah yang kondusif pada sore hari ini tidak pas dengan penerapan Permendikbud tentang FDS di Indonesia.

“Dengan santri lebih dari tujuh juta, saya kira terancam dengan lima hari sekolah,” ujar Ketua RMI-NU ini dalam Grand Launching Hari Santri 2017 di lantai 8 Gedung PBNU, Kamis (10/08).

Hari Santri 2017 yang mengusung tema ‘Santri Mandiri, Indonesia Hebat’ merupakan alat pemicu santri agar lebih mandiri lagi dalam hal apapun. Santri yang mandiri akan membuat negara menjadi hebat.

“Kalau santri tidak mandiri berarti NKRI tidak hebat,” imbuh Gus Razin.

Kyai Said Aqil Siradj dalam kesempatan yang sama juga menjelaskan bahwa pesantren berhasil membangun karakter bangsa. Moral santri adalah moral 10 Nopember. Inilah yang menjadi pilar dan pondasi keutuhan NKRI.

“Kalau diniyah hangus, anak-anak tidak mengenal akhlaq. Saya jamin akan muncul generasi yang akan datang, radikal,” tegas ketua PBNU ini. (LF)

Leave a Reply