Biografi Bupati Pertama Cianjur, Raden Aria Wiratanudatar

Biografi Bupati Pertama Cianjur, Raden Aria Wiratanudatar

Sebelum mengenal lebih jauh, alangkah baiknya kita ketahui tentang silsilah Raden Aria Wiratanudatar atau dikenal sebagai Mbah Dalem Cikundul, putra dari seorang keturunan raja Talaga yang bernama Raden Ariawangsa Gaparana. Beliau lahir di Subang Jawa Barat pada hari Ahad, 10 Rabi’ul Akhir 1025 H / bertepatan dengan 8 Mei 1616 M dan meninggal pada hari Jum’at, 13 Rabi’ul Awwal 1118 H / 25 juni 1706 M.

Makam beliau terletak di kampung Majalaya desa Cijagang kecamatan Cikalong Kulon, kurang lebih 24 km dari kota Cianjur. Jika ingin berkunjung ke makam tersebut, harus menaiki anak tangga yang jumlahnya sekitar 150 anak tangga, karena makam beliau terletak di atas bukit.

Saat berusia tiga tahun, beliau sangat senang naik turun bukit, menghadap kiblat dan berteriak-teriak, meskipun berisik tetapi orang yang dipanggil dalam teriakan itu sama sekali tidak mendengar.

Pada umur 8 tahun, Raden Aria dikirim sang ayah untuk menimba ilmu di Perguruan Islam Kesultanan Cirebon di bawah pimpinan penerus Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Beliau anak yang cerdas dan cekatan dalam menguasai berbagai macam ilmu, semua dilalui tanpa ada hambatan yang signifikan. Dari berbagai ilmu yang dipelajari, beliau sangat menonjol dalam bidang ilmu agama, kemasyarakatan, dan pemerintahan.

Setelah lulus dari perguruan tersebut di usia 23, beliau mendapat gelar Arya sebagai penghargaan dan pengakuan menjadi kerabat keraton, karena selain cerdas beliau juga adalah keturunan raja. Tidak hanya itu beliau juga diminta gurunya untuk mendirikan kadipati di Ci Nengah untuk menyebarkan dan mengajarkan ilmu agamanya. Halangan, rintangan, cemoohan dari warga setempat bukanlah hal yang mudah untuk dihadapi. Berdakwah di tengah masyarakat yang kental akan ajaran Hindu-Buddha, wajar jika pada mulanya mereka menolak Islam. Tapi itu bukan suatu alasan bagi sang Arya untuk mundur, beliau justru lebih bersemangat menyiarkan Islam di lingkungan tersebut. Dengan perjuangan, kesabaran, dan doa beliau, satu persatu dari mereka masuk Islam. Hingga pada akhirnya banyak pengikut Hindu-Buddha yang masuk Islam. Beliau diberi gelar Raden Aria Wiratan dan diberi pasukan sebanyak 1200 jiwa.

Sang guru menyuruh Raden Aria untuk mendirikan kerajaan kecil di tanah kosong bekas kerajaan Siliwangi. Sebelum memulai tugasnya, konon Raden Aria mengikuti tarekat tasawuf dan riyadlah selama 40 tahun, kemudian pergi ke tanah kosong tersebut dengan membawa pasukannya dan membangun sebuah kerajaan kecil. Di sinilah awal berdirinya kerajaan Cianjur dan berada di bawah kekuasaannya. Sekitar tahun 1691-1692 M, berdirilah secara resmi Kerajaan Cianjur yang merdeka dan berdaulat penuh dipimpin Eyang Dalem Cikundul.

Setelah berdiri kerajaan Cianjur, Islam dalam masa kejayaannya dan beliau pun berinisiatif untuk lebih menyiarkan Islam lebih luas hingga Bogor, Sukabumi dan daerah lainnya.

Pada usia lanjut Raden Aria menyerahkan kepemimpinannya kepada putra pertamanya, Raden Aria Wiramanggala yang bergelar Raden Aria Wiratanudatar Tarik Kolot. Setelah itu beliau tidak terjun lagi dalam pemerintahan, akan tetapi beliau lebih berfokus di bidang pengajaran, sehingga beliau mendirikan perguruan Islam di daerah Cikalong Kulon.

Pada tahun 1692-1695 M, Raden Aria atau Mbah Dalem wafat, beliau disemayamkan di kampung Majalaya yang letaknya di atas bukit. Sampai saat ini makamnya tidak pernah sepi dari pengunjung, terlebih pada hari besar Islam.

 

Oleh : Muhammad Yasin Fadilah, Semester V

Leave a Reply