Ma’had Aly – Masih dalam suasana hari raya Idul Fitri 1443 H, BEM (Badan Eksekutif Mahasantri) Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta sukses menggelar halal bi halal dengan tajuk “Seribu Kebaikan dalam Memaafkan” bersama para mudir, segenap civitas, dan seluruh mahasantri aktif Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta pada Selasa (17/05/2022).
Bertempat di perpustakaan Asshiddiqiyah Jakarta, acara halalbihalal itu dimulai kurang lebih pada pukul 14.00 WIB. Selain seluruh mahasantri aktif yang terdiri dari tiga angkatan, turut hadir pula dalam acara tersebut Ustaz Nur Salikin (Mudir II), Ustaz Sufyan Syafi’i (Mudir III), dan Ustaz Labib (dosen), serta seluruh jajaran staf.
Halalbihalal kali ini merupakan momentum temu sapa kembali seluruh mahasantri setelah sebelumnya libur panjang selama sebulan. Tujuan adanya acara tersebut adalah sebagai upaya mempererat kembali tali silaturahmi, baik antar mahasantri dengan mahasantri, mahasantri dengan dewan mudir, mahasantri dengan para staf maupun sebaliknya.
Ketua BEM MAS 2022-2023, Ammar Rizkillah, dalam sambutannya mengungkapkan senang bertemu kembali dengan teman-teman mahasantri, dan mengucapkan permohonan maaf para mahasantri, juga menyampaikan tentang informasi terkait penyebaran brosur PMB (Penerimaan Mahasantri Baru) oleh teman-teman mahasantri selama liburan di rumah.
“Teman-teman ketika di rumah, alhamdulillah telah berkontribusi banyak terhadap kesuksesan PMB kali ini. Terbukti dengan banyaknya akun sosmed (sosial media) teman-teman yang penuh dengan promosi-promosi dan ajakan untuk kuliah di Ma’had Aly Jakarta,” jelas Ammar.
Kemudian setelahnya, ada sesi interaksi mahasantri. Pada kesempatan tersebut, dua orang sebagai perwakilan mahasantri, mengungkapkan permohonan maaf kepada dewan mudir, para dosen, dan seluruh staf. Kedua orang tersebut adalah Iing Mustaqim dari semerter 2 dan Robiihul Imam Fiddaroini dari semester 6.
Kegiatan halal bi halal ini ditutup dengan jamu kata oleh Ustaz Nur Salikin. Pada kesempatan tersebut, beliau mengatakan bahwa beliau juga turut memaafkan dengan lapang dada permohonan maaf dari mahasantri. Karena seperti disampaikan bahwa acara halalbihalal ini adalah intinya saling memaafkan.
“Kami juga meminta maaf kepada kalian semua, bila selama kami membersamai banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang tanpa sengaja terjadi. Karena adabnya seseorang untuk kembali berinteraksi adalah saling memaafkan terlebih dahulu kesalahan kepada sesama,” tutur beliau kepada para mahasantri.
Mudir II Ma’had Aly Jakarta tersebut juga mengungkapkan apresiasinya terhadap program halalbihalal perdana ini, terlepas adanya hal yang perlu dibenahi dan ditingkatkan agar menjadi lebih baik lagi.
“Pertahankan dan tingkatkan ya, kegiatan seperti ini. Kegiatan-kegiatan seperti ini bagus. Kalian sebagai mahasantri harus mampu memberikan manfaat, apalagi nanti kalau sudah terjun di masyarakat. Waktu liburan seperti kemarin itu juga harusnya kalian gunakan untuk berbaur dan mengambil peran bermanfaat bagi masyarakat,” pungkas beliau.
Sebagai informasi, kegiatan halalbihalal yang digagas oleh BEM (Badan Eksekutif Mahasantri) Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta ini merupakan halalbihalal yang pertama kali khusus keluarga Ma’had Aly Jakarta. Sebelumnya tidak diadakan karena memang di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta sendiri dilaksanakan halal bi halal seluruh santri Asshiddiqiyah dan dewan guru bersama Khadimul Ma’had rutin setiap tahunnya.
Halalbihalal adalah salah satu tradisi yang berkembang di kalangan masyarakat Islam Indonesia. Tradisi ini biasa dilakukan pasca lebaran, tepatnya di bulan Syawal. Tradisi halalbihalal menjadi kegiatan tahunan yang bertujuan untuk menjalin silaturahmi dengan saling memaafkan. Meskipun istilah tersebut berasal dari bahasa Arab, namun tradisi ini lahir dari masyarakat Indonesia sendiri. Di era revolusi pada tahun 1948 tepatnya di pertengahan bulan Ramadan, Bung Karno memanggil KH. Abdul Wahab Chasbullah (1888-1971) ke Istana Negara untuk dimintai pendapat dan sarannya dengan harapan dapat mengatasi situasi politik Indonesia yang tidak sehat kala itu. Kemudian Kiai Wahab Chasbullah memberi saran kepada Bung Karno untuk menyelenggarakan silaturahmi yang beliau sebut dengan istilah “halalbihalal”.
Kontributor: Achmad Dhani, Semester 4.
Editor: Mamluatul Hidayah