Ma’had Aly – Winda Khoerun Nisa, salah satu mahasantri semester 4 Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta menjelaskan bahwa siapapun bisa menghasilkan karya, imajinasi-imajinasi yang sering muncul tanpa disadari lebih baik dituangkan ke dalam suatu tulisan yang nantinya bisa bermanfaat bagi khalayak ramai.
“Daripada imajinasi itu menjadi sampah dipikiran kita, mending dituangkan menjadi sebuah tulisan yang bisa menginspirasi banyak orang,” jelas Winda Khoerun Nisa saat menjadi salah satu narasumber dalam acara Bedah Buku “Alexandria Merindu Emak” dan Antologi Cerpen “Aku dan Pena” di Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta. Senin (28/02/22).
Melanjutkan penjelasannya, mahasantri asal Jawa Tengah itu menyebutkan bahwa di dalam buku antologi cerpen “Aku dan Pena” banyak sekali kisah inspiratif, salah satunya adalah cerita yang berjudul Kisah Sebuah Harapan karya Sizaailua. Kisah ini mengisahkan tentang seorang gadis yang mempunyai penyakit hati tepatnya penyakit lever, dalam perjuangnnya melawan penyakit tersebut ia tidak terlepas untuk selalu menulis. Dikisahkan juga sang gadis sedang mengikuti lomba menulis novel disamping itu ia sedang menghasilkan karya tentang kisahnya sendiri, tujuannya untuk memotivasi para pembaca agar selalu semangat dalam hal apapun. Kisahnya berisi perjuangan yang dibubuhi dengan bumbu romance (hal-hal yang berkaitan dengan cinta), sehingga cerita tersebut dapat disukai oleh kalangan kaum muda.
“Gadis dalam cerita tersebut walaupun mempunyai kekurangan, tetapi dia selalu semangat untuk berkarya. Apa kabar dengan kita (mahasantri) Ma’had Aly yang sehat walafiat, mana buktinya?” Tanya Ketua II BEM Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta itu.
Pada kesempatan tersebut, Winda juga memaparkan bahwa merangkai sebuah kata menjadi kalimat yang enak dibaca itu sebenarnya sangatlah sederhana. Tips yang dapat kita lakukan di antaranya banyak membaca, dengan begitu akan mendapatkan banyak sekali kosakata, sehingga kita bisa menyusun kalimat dengan mudah. Yang kedua adalah ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi). Dengan mengamati, kita dapat mengetahui tulisan itu baik atau tidak, setelah itu meniru dan memodifikasi karya orang lain baik dari alur maupun konfliknya, namun jangan sampai melakukan plagiarisme.
Mahasantri kelahiran Cilacap itu menjelaskan bahwa dalam usaha untuk menggapai mimpi, kita harus melakukannya dengan penuh keyakinan, membuang jauh-jauh ketidakmungkinan mimpi itu tidak tergapai. Untuk menggapai sebuah mimpi pastilah memerlukan perjuangan, di mana di dalam perjuangan tersebut kita harus selalu bersiap untuk menghadapi kepedihan-kepedihan yang berdatangan. Namun, di balik kepedihan itu, pasti ada sebuah kebahagian yang menanti, yang tidak pernah disangka-sangka sebelumnya.
“Jangan biarkan mimpimu stuck (berhenti) hanya karena ketidakmungkinan memenuhi otakmu. Berjalan dan bergeraklah! Yakinlah ada banyak kebahagiaan yang tengah menunggumu di depan sana,” pungkasnya.
Sebagai informasi, acara ini merupakan salah satu rangkaian acara masa peralihan BEM 2021-2022 ke masa BEM 2022-2023 yang merupakan salah satu hasil dari UKM (Unit Kegiatan Mahasantri) Santri Menulis.
Santri Menulis merupakan sebuah wadah mahasantri untuk menyalurkan serta mengembangkan bakat dan minatnya dalam bidang kepenulisan. Santri Menulis sendiri sudah berdiri sejak tanggal 19 Agustus tahun 2017. Awalnya Santri Menulis hanya satu kelas saja, seiring berjalannya waktu, kini Santri Menulis sudah berkembang menjadi 3 kelas, yang pertama adalah kelas cerpen dan novel, kemudian kelas puisi dan yang terakhir kelas jurnalistik.
Pewarta: Rinanda Salsa Sabila