Ma’had Aly – Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah, Jakarta Barat, mengadakan workshop ngaji literasi dakwah fantasi ala santri milenial, dengan tema “menulis itu ternyata gampang”. Jum’at (14/02/2020) pagi.
Acara tersebut dihadiri sekitar 50 orang yang terdiri dari santri Ma’had Aly Putra/i, Mandrasah Aliyah dan SMP. Adapun pemateri dihadiri oleh tim dari Gramedia dan Muh. Makmun Rasyid (Makmun), seorang penulis buku Islam yang mengayomi dan teguhkan jalanmu.
Acara dibuka oleh Khadimul Ma’had Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, KH. Ahmad Mahrus Iskandar B.Sc. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan kepada para santri, “Karya yang akan selalu dikenang ialah karya yang abadi, seperti halnya tulisan kita sendiri,” ujarnya.
Kemudian dilanjutkan sambutan oleh Bpk. Hediansyah selaku tim redaksi dari Gramedia Jakarta, beliau menyampaikan titipan sambutannya bahwa, maksud kedatangan tim ke sini adalah untuk mengangkat semangat literasi membaca buku sebanyak-banyaknya. Apabila para santri mempunyai karya maka terbitkanlah dan harus berani menerbitkannya.
Sementara itu, pemateri memaparkan bahwasanya untuk menjadi seorang penulis kita harus mengetahui bagaimana cara berproses sebagai seorang penulis non fiksi. Ada hal-hal penting yang harus diperhatikan, utamanya niatkan dalam hati dan perbanyaklah membaca buku yang sesuai dengan tujuan kita.
Menurutnya, ada 4 point dalam hal menulis buku non fiksi. Di antaranya, bahasa yang formal, denotatif, faktual dan riset terbaru. Rata-rata dalam menulis non fiksi, tulisannya langsung to the point. Selain itu, ada beberapa hal dalam penulisan non fiksi yang sebenarnya telah dikenal sebagian masyarakat yakni, pertama; free writing, kedua; harus mengikat makna, ketiga; mengeksplorasi gagasan/ide penulisan dan yang terakhir ialah membangun doktrin,” ujar Makmun.
“Ujian dasar untuk menjadi penulis ialah latihan menulis tanpa jeda dan tidak boleh berfikir (biarkan mengalir saja) yang disebut dengan free writing guna untuk melepas ketakutan kita ketika menulis,” tambahnya.
Suasana semakin seru ketika dibuka sesi tanya jawab. Salah satu Santri Ma’had Aly bertanya bagaimana cara lebih mudah untuk menjadi seorang penulis dan adakah cara khusus agar tulisan kita cepat diterbitkan oleh penerbit.
“Tentukan hobi Anda, niatkan anda mau menulis di bidang apa, koleksilah buku-buku yang anda inginkan dan mulailah latihan menulis,” ujar Makmun menjawab pertanyaan salah seorang santri Ma’had Aly Jakarta.
Yang paling ditekankan kepada para santri ialah rajinlah membaca dengan konsisten dan jangan paksakan otak kita untuk memahami isi buku. Kesalahan inilah yang sering terjadi kepada seorang penulis, yang terpenting ialah tradisi membacanya dan mulailah latihan menulis.
“Kategori agar tulisan kita lolos dalam sesi penertbitan, biasanya penerbit menerima naskah lebih dari 5 dalam 1 hari apabila mencakup kategorinya baik dari judul buku, sinopsis buku, daftar isi dan mengadakan riset buku yang sejenisnya,” jelas Pak Hediansyah selaku redaksi dari tim Gramedia.
Beliau berharap santri bisa tumbuh sebagai penulis-penulis yang andal dan menjadi sumber perdamaian untuk mengatasi tantangan di zaman yang modern ini sebagai sarana untuk berdakwah.
Di akhir, Makmun Rasyid berpesan bahwa, menulis itu bukan profesi melainkan hanya berolahraga. Apapun profesi Anda, Anda bisa menjadi seorang penulis karena dengan menulis Anda bisa membuka cakrawala dunia dan menumpahkan segala pemikiran Anda terhadap tulisan-tulisan yang Anda buat. Khususnya sebagai santri, jadikan hobi menulis dan hobi membaca sebagai tempat berkarya serta berdakwah. (Irfan)