Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta sukses menggelar upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-93 Tahun 2021 dengan tema Bersatu, Bangkit dan Tumbuh di lapangan utama Asshiddiqiyah Jakarta dengan penuh khidmat dan semangat, Kamis pagi (28/10).
Acara ini dimulai dari pukul 08.28 WIB sampai dengan pukul 09.15 WIB yang dihadiri oleh seluruh keluarga besar pondok pesantren Asshiddiqiyah Jakarta. Turut hadir secara langsung pula Muhammad Ulul Azmi Askandar (Guz Azmi) yang menambah keantusiasan para peserta dalam mengikuti upacara rangkaiannya.
“Peringatan Sumpah Pemuda ini sebagai bentuk perjuangan pemuda-pemudi Indonesia dalam menjaga bangsa Indonesia serta menjaga kemerdekaan bangsa Indonesia,” ujar Khadimul Ma’had, KH. Ahmad Mahrus Iskandar yang bertindak sebagai inspektur upacara pada kesempatan itu. “Kita mempunyai peran serta fungsi penting dalam menjaga kemerdekaan Indonesia,” lanjutnya.
Dalam acara yang berlangsung kurang lebih 47 menit itu, Khadimul Ma’had juga berpesan kepada para peserta upacara khususnya para santri untuk selalu menjaga dua hal di masa muda. “Semua persatuan ini tidak mungkin bisa kita jaga kecuali kita menjaga dua hal di masa muda kita.” Sambung beliau.
Pertama, seorang pemuda harus selalu menjaga ibadahnya kapanpun dan dimanapun ia berada.
KH. Ahmad Mahrus Iskandar menyebutkan dalam orasinya, hal yang harus dijaga pertama kali oleh para pemuda adalah ibadah dan ketakwaannya. Karena kata beliau salah satu dari hamba yang akan dijaga dalam naungan Allah Swt. di hari kiamat nanti yaitu seorang pemuda yang selalu menyembah serta taat kepada Allah Swt. Selain itu, pemuda yang taat beribadah kepada Allah Swt. lebih dicintai Rasulullah Saw.
“Maka, beribadah menjadi suatu kepentingan dalam menjaga masa muda kita,” sambung Khadimul Ma’had.
Kedua, pemuda juga harus menjaga keilmuan yang dimilikinya.
Selain ibadah, hal yang harus di jaga oleh para pemuda yaitu keilmuan. Seorang pemuda harus mempunyai sisi keilmuan yang mumpuni sebagai bekal hidupnya di masa depan.
“Ketika orang itu tidak mempunyai ilmu dalam masa mudanya, maka siap-siap orang tersebut akan hidup layaknya orang yang sudah meninggal (tidak berguna),” tutur beliau lagi.
Dua hal inilah yang Khadimul Ma’had sampaikan sebagai pesan untuk para santri agar hidupnya lebih mendatangkan maslahat dan manfaat di dalam hidupnya. Sebagaimana yang disebutkan dalan salah satu syi’ir Imam Syafi’i:
حياة الفتى والله بالعلم والتقى # إذا لم يكونا لاعتبارا لذاته
“Demi Allah seorang pemuda hanya dengan ilmu dan takwa. Jika tidak ada keduanya, maka tunggulah kehancuran di dalamnya.”
“Para santri, Insya Allah dengan memperingati sumpah pemuda ini, mari kita jaga dua hal yang telah disampaikan oleh baginda nabi besar Muhammad Saw. ibadah kita dan keilmuan kita. Jangan sampai kita menjadi orang yang merugi. Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang tidak membawa bekal penting untuk kehidupan di masa yang akan datang,” ajak Khadimul Ma’had di akhir amanatnya.
Pewarta: Winda Khoirunnisa, Semester III