MAHADALYJAKARTA.COM— “Lembaga pendidikan khas Nusantara bukanlah sekolah, akan tetapi pondok pesantren,” ujar Dr. Basnang Sa’id, S.Ag, M.Ag dalam sambutannya pada acara Wisuda Ke-2 Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta.
Pada hari Rabu, 26 Februari 2025 Ma’had Aly Jakarta mengadakan acara Wisuda Ke-2 untuk seluruh mahasantri angkatan ke-13, angkatan ke-14 dan angkatan ke-15. Acara yang berlangsung di lapangan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta itu tampak dihadiri oleh tamu-tamu besar. Seperti Direktur PD Pontren yaitu Dr. Basnang Sa’id, S.Ag, M.Ag, dan perwakilan Kementerian Agama Wilayah Jakarta serta H. Achmad Sudrajat, LC, MA.
Dalam sambutannya Direktur PD Pontren menjelaskan bahwa tidak ada negara sehebat Indonesia, karena kita bukan negara Islam akan tetapi negara memberikan perhatian penuh terhadap pertumbuhan dan perkembangan Islam.
Menurut keterangan Direktur PD Pontren bahwa hingga Februari 2025 ini telah tercatat ada 89 Ma’had Aly di Indonesia setelah dikeluarkannya SK untuk empat ma’had aly beberapa waktu lalu.
Pak Basnang juga menjelaskan bahwa pondok pesantren telah ada sejak abad ke-14, sedangkan penjajah belanda mulai tiba di Indonesia yang ketika itu disebut Nusantara pada abad ke-15 dan 16. Maka dari itu, lembaga pendidikan khas Nusantara bukanlah sekolah melainkan pondok pesantren.
Kemerdekaan Indonesia juga tidak lepas dari kontribusi nyata dari para ulama terdahulu. Menurut keterangan Pak Basnang bahwa tidak akan ada kemerdekaan Republik Indonesia andaikan tidak adanya perjuangan ulama terdahulu.
Direktur PD Pontren itu juga menambahkan, “uniknya pesantren adalah mereka berjuang melawan penjajah akan tetapi tidak ada sedikit pun pemikiran untuk mendirikan negara Islam setelah merdeka.”
Perkembangan zaman yang serba canggih ini juga mengharuskan seluruh mahasantri untuk ahli di bidang IT serta mampu berbahasa Inggris dan Mandarin, tidak hanya ahli dalam mengkaji kitab kuning dan Bahasa Arab.
Terakhir pak Basnang berpesan bahwa para santri itu memiliki soft skill yang hebat, jika mereka diajak menjadi bagian penggerak ekonomi Indonesia, maka dapat dipastikan mereka akan menguatkan perekonomian negara dan Islam yang rahmatan lil ‘alamiin. Karena para santri telah dibina untuk mandiri dan dilatih selalu untuk mengembangkan soft skill mereka serta ditanamkan akhlak yang bagus.
Kontributor: Muhammad Wildan Saputra, Semester IV