Sejarah

Mengenal Ulama Nusantara; Sunan Prapen dan Sunan Prawoto

  1. Sunan Prapen

Syekh Maulana Fatichal atau yang lebih dikenal dengan Sunan Prapen merupakan putra Syekh Maulana Zainal Abidin (Sunan Dalem) sekaligus cucu Syeikh Maulana Ainul Yaqin (Sunan Giri). Sunan Prapen merupakan Sultan keempat dari Kesultanan Giri yang mendapat amanah sekitar tahun 1548 M – 1605 M. Sunan Prapen juga merupakan putra kedua Sunan Dalem (Syekh Maulana Zainal Abidin), dan anak pertamanya yaitu Sunan Sedomargi.

Sunan Prapen merupakan raja Islam yang komplit. Selain sebagai ulama yang menyebarkan Islam di tanah Giri, Sunan Prapen juga seorang raja yang di mana pemerintahannya menerapkan ajaran Islam sebagai dakwahnya. Hal inilah yang membuat Prabu Brawijaya V, Raja Majapahit yang terakhir memerintahkan Patih Maudara untuk menyerang Giri Kedaton atau kerajaan Giri Kedaton, karena pimpinannya yaitu Sunan Prapen tidak mau menyatakan takluk kepada Majapahit

Rizem Aizid dalam bukunya Sejarah Islam Nusantara menjelaskan bahwa Sunan Prapen juga mempunyai nasab yang lumayan panjang yaitu (Sayyid Maulana Muhammad Fadhullah/ Syekh Maulana Fatichal) bin Sunan Dalem Wetan (Syekh Maulana Zainal Abidin) bin Sayyid Muhammad Ainul Yakin/ Sunan Giri (Jaka Samudra) bin Sayyid Maulana Ishaq (suami Dewi Sekardadu Blambangan) bin Sayyid Maulana Ibrohim Asmorokondi bin Sayyid Syekh Jumadil Kubro bin Sayyid Ahmad Shah Jalal/ Ahmad Jalaludin al-Khan bin Sayyid Abdullah al ’Azhomatu Khan bin Sayyid Amir Abdul Malik al-Muhajir bin Sayyid Alwi Ammil Faqih (Hadhramaut) bin Muhammad Shohib Mirbath (Hadhramaut) bin Sayyid Ali Kholi’ Qosim bin Sayyid Alawi ats-Tsani bin Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah bin Sayyid Alawi Awwal bin Sayyid Imam ‘Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir bin Sayyid Isa Naqib ar Rumi bin Sayyid Muhammad an Naqib bin Sayyid al Imam Ali Uradhi bin Sayyid Ja’far Shodiq bin Sayyid Muhammad Al Baqr bin Sayyid Ali Zainal Abidin bin Imam Husain (cucu rosulullah saw.) bin Ali bin Abi Thalib.

Pada masa bakti Sunan Prapen sebagai kepala negara di Giri Kedaton, Giri Kedaton telah mencapai puncak kemakmuran dan menjadikan Giri sebagai pusat peradaban Islam sekaligus pusat ekspansi di Jawa dalam bidang ekonomi dan politik, serta berhasil memperluas wilayah kerajaan-kerajaan Islam.

Dalam misi dakwahnya, Sunan Prapen berhasil menyebarkan agama Islam di daerah Indonesia Timur. Sunan Prapen juga berhasil melanjutkan misi dakwah Sayyid Ali Murtadlo (Sunan Gresik) di Nusa Tenggara Barat hingga banyak di antara raja-raja di Nusa Tenggara Barat yang masuk Islam. Namun, Sunan Prapen belum berhasil berdakwah menyebarkan agama Islam di Bali bagian selatan akibat perlawanan Dewa Agung sang Raja Gelgel.

Upaya Sunan Prapen dalam membina dan mendidik para santri dalam mempelajari agama Islam berhasil. Ini terbukti ada beberapa santri yang menjadi imam besar di Makasar, Sulawesi Selatan dan juga Kutai, Kalimantan Timur. Imam tersebut bernama Dato Ri Bandang yang merupakan salah satu santri Sunan Prapen dari Minangkabau. Selain santrinya ada yang seorang imam besar ada juga salah santrinya yang menjadi raja. Dia adalah Raja Ternate yang bernama Raja Matan yang berasal dari Sukadana.

  1. Sunan Prawoto

Sunan Prawoto merupakan raja keempat di Kerajaan Demak menggantikan ayahnya (Sultan Trenggono) yang telah wafat pada tahun 1546 M. Sunan Prawoto memiliki nama lahir Raden Mukmin atau dalam ejaan Cina disebut Muk Ming. Sunan Prawoto memerintah Kerajaan Demak dari tahun 1546-1549 M. Masa pemerintahannya hanya tiga tahun (Kerajaan Islam Demak Api Resolusi Islam di Tanah Jawa (1518-1549 M).

Sepeninggal Sultan Trenggono yang memerintah Demak tahun 1521-1546, Raden Mukmin atau Sunan Prawoto selaku putra sulung Sultan Trenggono naik tahta. Masa pemerintahan Sunan Prawoto ini sebagai awal kemelut fitnah, sehingga banyak kepentingan politik yang menyelimuti pemerintahannya. Oleh karena itu, Islam Demak pada masa Sunan Prawoto ini masih menjadi misteri yang tidak mudah diungkap keadaan sesungguhnya.

Pada masa kekuasaannya, Sunan Prawoto memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Demak yang semula berada di Bintoro dipindah ke Prawoto. Lokasinya saat ini kira-kira adalah DesaPrawoto, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah di sebelah pesisir utara Jawa. Tepatnya perjalanan antara Purwodadi ke arah utara menuju Pati melewati deretan bukit yang memanjang dari barat hingga timur. Setelah sampai pasar Sukokilo, ke arah barat sekitar 10 km. Oleh karena itu, Sunan Prawoto atau Raden Mukmin terkenal dengan Sunan Prawoto.

Menurut Agus Sunyoto dalam bukunya Atlas Wali Songo, Sunan Prawoto berkeinginan untuk melanjutkan usaha ayahnya yang ingin mengislamkan Pulau Jawa dan seluruh Kepulauan Nusantara. Sunan Prawoto juga hendak menutup jalur pengiriman beras melalui rute perdagangan ke Malaka.

Selain itu juga, Sunan Prawoto mengirimkan ekspedisike Sulawesi Selatan dengan maksud menaklukan dan mengislamkan daerah itu. Tapi, pada saat itu pastor bernama Vicente Viegas juga ingin memperkenalkan ajaran katolik kepada Sulawesi Selatan. Sang pastor yang mengetahui keinginan Sunan Prawoto yang hendak ingin menaklukan Sulawesi Selatan dan mengislamkan daerah itu. Dia berusaha mempengaruhi Sunan Prawoto untuk tidak jadi melaksanakan keinginannya itu karena menurutnya ekspedisi pasukan Kerajaan Islam Demak dari Jawa ini jelas akan merugikannya. Namun,  Sunan Prawoto tidak bisa dibujuk maka dia meminta bantuan kepada Lisabon.

Rencana serangan baru yang dirancang, tidak segera direalisasikan. Baru kemudian setelah tahun 1564 M setelah wafatnya Sunan Prawoto dan banyaknya kemelut di Kerajaan Demak rencana Portugis dilaksanakan. Tetapi ternyata rencana tersebut diketahui oleh Kerajaan Islam di Aceh dan mereka telah membentuk front persatuan negara Islam untuk memerangi Portugis. Kerajaan Islam Aceh juga mendapat bantuan dari kekhalifahan Turki Utsmany sebanyak 500 meriam dan sejumlah peralatan besar untuk perang.

Demikianlah, Raja Demak ke-4 penerus Raden Fatah yaitu Sunan Prawoto yang telah menetapkan tekadnya yang bulat menguasai tanah Jawa seluruhnya dengan lantang menyatakan bahwa, “Apabila usaha ini berhasil saya akan menjadi Segundo Truco (Sultan Turki kedua). Dari sepenggal tekad Sunan Prawoto tersenut, jelas tampak nyata bahwa meskipun Kerajaan Islam Demak di masanya telah menunjukan kemunduran, akan tetapi cita-cita untuk menguasai Tanah Jawa hanya tingal Blambangan di ujung timurJawa

Setelah kematian Sultan Trenggono, negeri Pajang tumbuh sebagai daerah yang pantas untuk diperhitungkan. Saat itu yang memerintah adalah Hadiwijaya bupati Pajang, yang merupakanmenantudari Sultan Trenggono. Dan pemimpinnya, memiliki benda-benda kebesaran negeri yang ditempatkan paling atas dalam tingkatan para raja yang memerintah di daerah bagian timur. Namun, kebencian dan rasa iri juga ambisi berkobar di dada masing-masing raja Jawa lainnya. Raja yang paling ambisius di antara mereka dan orang yang pertama yang mengacaukan kedamaian di negeri-negeri Islam ini ialah adipati dari Jipang

Oleh : Maulana Yusuf, Semester IV

One thought on “Mengenal Ulama Nusantara; Sunan Prapen dan Sunan Prawoto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *