Mengenal Kitab Birrul Wālidain karya Imam Bukhari

Mengenal Kitab Birrul Wālidain karya Imam Bukhari

MA’HADALYJAKARTA.COM – Berbakti kepada kedua orang tua memiliki kedudukan penting dalam agama Islam. Banyak ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad saw. yang menyinggung amal bakti kepada dua sosok mulia ini sebagai kewajiban yang tidak bisa ditawar. Dalam beberapa firman-Nya, Allah Swt. menyebutkan, bahwa berbakti kepada kedua orang tua merupakan perintah setelah bertauhid (mengesakan Allah Swt.).

Dalam satu hadits riwayat Imam Tirmidzi, Nabi Muhammad saw. bahkan mengaitkan ridha dan amarah Allah Swt. pada kedua orang tua. Artinya, jika orang tua ridha maka Allah Swt. pun ridha. Andai na’udzubillah orang tua marah maka Allah Swt. pun demikian.

Urgensi berbakti kepada kedua orang tua juga mendapat perhatian serius dari para ulama melalui sejumlah kitab-kitab yang mereka tulis, di antaranya; Al-Birru wash Shilah karya Ibnul Mubarak, Al-Birru wash Shilah karya Ibnu Abi Dunia, Birrul Wālidain karya Qasim bin Ashbagh al-Qurthubi, Birrul Wālidain karya Yuman bin Ahmad at-Tujibi ath-Thulaili, Birrul Wālidain karya Abu Bakar ath-Thurtusyi, dan masih banyak lagi.

Salah satu kitab yang bertema serupa adalah Birrul Walidain karya Abu Abdillah bin Ismail al-Bukhari atau akrab disapa Imam Bukhari. Dalam versi cetakan Maktabah Imam Bukhari, Mesir, kitab yang ditulis oleh ulama berkebangsaan Uzbekistan ini terbilang tipis, hanya setebal 100 halaman (sudah termasuk kata pengantar, profil singkat penulis, tampilan scan manuskrip, dan hal terkait lainnya).

Kitab ini berisi sebanyak 76 hadits yang semuanya menjelaskan tentang urgensi berbakti kepada kedua orang tua. Kitab versi cetakan Maktabah Imam Bukhari di-taḥqīq (diteliti) oleh Abdul ‘Athi Muhyi asy-Syarqawi (selanjutnya disebut Abdul ‘Athi).

Abdul ‘Athi men-taḥqīq kitab ini melalui dua manuskrip, yaitu satu diperoleh dari Maktabah Sayyid Abdul Hayy al-Kattani dan satu lainnya dari pusat penelitian di Libia bernama Markaz Buhuts wa Dirasatil Jihad.

Abdul ‘Athi semakin yakin bahwa naskah yang ditemukannya merupakan manuskrip karya Imam Bukhari, sebab sejumlah ulama mengutip kitab ini dan menisbatkannya pada ulama kelahiran 870 Masehi itu. Di antara ulama tersebut adalah Ibnu Hajar dalam Hadyus Sārī, Syamsuddin as-Sakhawi dalam al-Qaulul Badī’, ar-Raudani dalam ash-Shilah, dan sebagainya. Tentu, melihat penulisnya saja, kitab berisi himpunan hadits ini sangat istimewa karena ditulis oleh seorang pakar hadits terkemuka. Sebagaimana diketahui, al-Bukhari juga menulis kitab al-Jāmi’us Shaḥīh atau masyhur disebut Saḥīḥ Bukhārī, sebuah kitab himpunan hadits yang ditulis dengan sangat teliti dan mendapat pengakuan dari para ulama sebagai kitab paling sahih setelah Al-Qur’an.

Penulis: Muhammad Abror

Leave a Reply