Menapaki Jalan Kesempurnaan Insani: Petuah Tarbiyah Prof. Al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun
MAHADALYJAKARTA.COM— Pada Senin, 4 Agustus 2025 ba’da Maghrib, telah dilangsungkan sebuah majelis tarbiyah dan mauidzah hasanah bersama Prof. Al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun, bertempat di masjid Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Jakarta. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh santriwan dan santriwati, serta turut dihadiri oleh para habaib dan asatidz, dengan penerjemahan disampaikan langsung oleh Al-Habib Hanif Al-Atthos.
Dalam ceramahnya, Habib Abdullah Baharun menyampaikan pesan mendalam tentang makna tarbiyah dalam kehidupan seorang Muslim. Beliau menekankan bahwa pendidikan (tarbiyah) bukan sekadar proses transfer ilmu, tetapi jalan menuju kesempurnaan insan. Seperti halnya bibit pohon mangga yang menentukan kualitas buahnya, maka manusia pun dibentuk dari proses pembinaan yang utuh—meliputi akal, ruh, dan jasmani.
Setelah menyampaikan mukadimah tersebut, Habib Abdullah mengajukan pertanyaan kepada para santri:
“Apa tujuan atau cita-cita kalian ketika memilih masuk pesantren ini?”
Beberapa santri pun menjawab: ada yang ingin menjadi dai/kiyai, ada yang bercita-cita menjadi guru agama, ada yang ingin menjadi dokter, desainer, atau profesi lainnya. Sebagian lainnya menyampaikan keinginan untuk menjadi istri salehah serta pribadi yang lebih baik dan lebih dekat kepada Allah.
Menanggapi jawaban tersebut, beliau kembali mengingatkan bahwa apa pun cita-cita yang dituju, harus dibarengi dengan kesempurnaan iman dan kesempurnaan ruh, karena dari situlah lahir pribadi yang utuh, tangguh, dan bertanggung jawab—baik sebagai anak, santri, suami, istri, hingga pemimpin dalam masyarakat.
Dalam penutup ceramahnya, beliau juga memberi peringatan akan tantangan zaman, terutama pengaruh negatif dari dunia maya dan tren yang menyesatkan. Habib Abdullah mengibaratkan kondisi ini seperti anak-anak domba yang hanya mengikuti langkah induknya tanpa menyadari arah tujuan. Beliau berpesan agar para santri tetap menjaga keteguhan iman dan menjauhi hal-hal yang dapat menghambat pertumbuhan diri mereka menuju insan kamil.
Sebelum mengakhiri majelis, beliau memberikan pesan khusus yang menjadi penegas arah pendidikan dan pembinaan karakter santri:
“Semoga para santri mampu mencapai kesempurnaan dalam berbagai aspek berikut:
– Kesempurnaan Iman
– Kesempurnaan Akal
– Kesempurnaan Profesi
– Kesempurnaan PribadiDan semua itu dimulai dari kesempurnaan iman, ruh, dan jiwa.”
Pewarta: Siti Yayu Magtufah